Senin, 23 November 2009

Merefresh Kembali Esensi Dari Qurban

Tinggal hitungan hari lagi seluruh umat Islam di berbagai penjuru dunia akan memperingati dan merayakan hari akbar yang kedua setelah Idul Fitri yaitu hari raya Qurban atau hari raya Idul Adha. Dalam hal ini penulis mengajak seluruh pembaca setia bog sederhana ini untuk sedikit me-refresh, merefleksi serta merenungi esensi dari peristiwa yang penuh dengan hikmah tersebut. Peristiwa historis tersebut tentulah memiliki makna yang sangat dalam bagi semua umat muslim, dimana salah seorang RasulNya mendapat ujian yang sangat berat demi menjalankan misi mulia dalam menyebarkan syiar Islam.
Dilihat kebelakang dari peristiwa tersebut, ujian yang dialami oleh Rasul Allah Ibrahim as adalah berawal ketika beliau mendapati sebah mimpi diamana beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih/mengurbankan anaknya yaitu Nabi Ismail as, dan ketika mimpinya itu disampaikan kepada anak semata wayangnya tersebut, sungguh luar biasa seorang Ismail as kecil dengan penuh kesabaran dan keberanian menjawab " Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada engkau, Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Dilematis memang yang dialami Nabi Ibrahim as saat itu, disatu sisi beliau tidak ingin mengingkari apa yang diperintahkanNya namun disisi lain beliaupun sangat menyayangi anak semata wayangnya dan tidak ingin mengurbankannya, namun dengan kekuatan iman dan keikhlasan yang dimilikinya perintahNyapun dijalankan demi mendapatkan ridhoNya. Akhirnya saat peristiwa tersebut berlangsung seorang Ismail as kecilpun diganti oleh Allah SWT dengan seekor hewan qurban yaitu berupa seekor domba sebagai simbol dari sebuah syariat.
Peristiwa historis yang dramatis tersebut disamping merupakan spiritualitas yang bersifat formal juga merupakan sebuah peristiwa yang mengandung banyak hikmah yang tentunya dapat diaplikasikan dalam kehidupan umat Islam. Dari peristiwa tersebut dapat kita ambil hikmah yang sangat substansial yaitu dimana seorang hamba Allah SWT benar-benar memiliki trustment yang bersifat absolut bahwa keesaan itu hanya milik Allah SWT semata dan segala hak perogratif, petunjuk serta otorisasi dalam kehidupan juga hanya milikNya. Tentunya sebagai hamba Allah SWT yang beriman kita wajib untuk menerima atas segala yang telah digariskan Allah SWT kepada kita seperti yang telah terjadi dalam peristiwa bersejarah tersebut.
Dalam peristiwa yang kental dengan unsur dogmatis tersebut juga terkandung pesan humanis untuk kita semua, dimana seorang Ismail as kecil diganti dengan seekor hewan qurban saat akan disembelih. Pesan humanis ini tentunya akan lebih kentara saat diimplementasikan dengan cara membagikan daging hewan qurban tersebut kepada kaum duafa/sesama.
Dan akhirnya dengan adanya peristiwa dramatis tersebut sampai sekarang umat muslim diseluruh penjuru dunia telah mengaktualisasikan peristiwa bersejarah tersebut yaitu dengan menyembelih hewan qurban saat hari raya Idul Adha. Semoga dengan memperingati dan mengimplementasikan peristiwa tersebut saat hari raya Idul Adha nanti dapat memberikan angin segar bagi masyarakat Indonesia yang telah mengalami berbagai macam dekadensi dan krisis dalam menjalankan kehidupan dan semoga amal ibadah yang akan dilaksanakan saat Idul Adha kelak mendapat ridhoiNya, sesuai dengan salah satu khadist nabi Muhammad SAW juga mengatakan bahwa " tiada ibadah yang sangat mulia disisi Allah SWT pada saat Idul Adha selain menyembelih hewan Qurban".

Jumat, 20 November 2009

Sedikit Makna Dari Judul dan Sub Judul Blog Sederhana Ini

Jum'at pagi planning aktivitas sesuai dengan jadwal untuk sore hari telah tersusun dengan rapi, diantaranya sepulang Jum'atan dan makan siang akan menyelesaikan baca buku karya Boye De Mente dengan judul "42 Rahasia Hidup Bahagia Ala Samurai", selesainya baca buku dan sholat Ashar Schedule Sport tetap saya jalankan yaitu renang. Tapi sepertinya semua planning tidak dapat dijalankan semulus apa yang saya bayangkan dikarenakan cuaca kota Atlas saat itu sedang mendung dan turun hujan. Itulah salah satu penyebab kenapa saya memposting tulisan ini, yaitu sebagai salah satu pengganti Schedule sport saya.
Dan akhirnya dalam postingan kali ini saya akan mencoba menjelaskan makna dari Judul dan Sub Judul Blog saya "Menjadi Lebih Baik" "Meraih Asa Merajut Cinta". Sebagaimana dalam ajaran agama yang saya anut yaitu agama Islam, Setiap muslim dewajibkan untuk selalu meng-update sikap, sifat, perilaku dan amal perbuatan agar slalu menjadi lebih baik, dalam suatu hadist Rasullulah menyebutkan bahwa " Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka". Mengacu pada salah satu hadist beliau, sudah seharusnya sebagai umat beliau untuk meniru jejak langkah serta menjalankan petuah beliau agar senantiasa melakukan sedikit demi sedikit, selangkah demi selangkah serta setahap demi setahap perubahan untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Jadi pada dasarnya setiap manusia dituntut agar dalam setiap menjalankan kehidupannya untuk bisa belajar hidup dinamis, belajar memperbaiki sesuatu, belajar dalam memperbaiki hidup, belajar dan belajar untuk menjadi lebih baik. Bukankah Islam juga menganjurkan agar "Fastabiqul khairat" (berlomba-lomba dalam kebaikan).
Maka dengan memiliki semangat untuk selalu menjadi lebih baik, tak ayal kiranya asa dapat dengan mudah untuk diraih, asa untuk selalu dikasihiNya, asa untuk selalu mendapatkan ridhoNya, asa untuk dikasihiNya dan asa untuk merajut cinta dariNya, insya Allah.
Semoga judul dan sub judul dalam blog saya dapat menginspirasi saya sendiri dan rekan-rekan bloger untuk selalu melakukan perubahan agar Menjadi Lebih Baik.



Rabu, 11 November 2009

Merefleksikan diri dengan sedikit Entertainment

Karena beberapa aktivitas yang saya kerjakan terkesan sedikit monoton, maka seminggu yang lalu saya tengah merasakan kepenatan dan kejenuhan dalam beraktivitas, saya mengerti bahwa sebenarnya diri ini butuh sedikit entertaint yang dapat membangkitkan spirit belajar dan spirit dalam ber-entrepreneur. Maka dari itu mulailah saya memikirkan hendak kemana saya bawa diri ini untuk mencari sedikit hiburan, akhirnya pada sabtu sore sepulangnya dari rumah kos salah satu teman saya untuk mengerjakan tugas kuliah, saya melihat ada spanduk yang terpampang di salah satu bioskop di kawasan simpang lima yaitu spanduk film drama action karya anak bangsa yang sedang tayang dengan judul "Serigala Terakhir", kebetulan ini adalah salah satu film yang telah saya nantikan. Tak lama kemudian planningpun saya buat untuk dapat menikmati entertain tersebut.Tepatnya pukul 12.30 WIB hari ahad tanggal 8 November kemarin sayapun pergi ke tempat dimana film Serigala Terakhir ditayangkan untuk dapat menonton dan sedikit merefleksikan jiwa dan pikiran saya. Dan ternyata tak percuma, film drama action tersebut benar-benar dapat menghilangkan sedikit kejenuhan dan kepenatan yang saya alami.
Sepulangnya dari gedung bioskop tersebut, aktivitas bulanan saat awal bulanpun saya aplikasikan yaitu untuk hunting buku baru, dan memang keberuntungan sedang berpihak pada saya, tak jauh dari gedung bioskop tersebut saya menemukan selembar selebaran yang berisi bahwa ada diskon 30% untuk segala jenis buku di toko buku Gramedia Java Mall Semarang yang berlaku hingga hari itu ahad 8 November 2009, tak pikir panjang sayapun langsung bergegas menuju Gramedia Java Mall.
Situasi disana benar-benar ramai saat itu namun rak demi rak telah saya lalui dan akhirnya sayapun memilih dua buah buku untuk saya beli, yang pertama yaitu buku karangan Aidil Akbar Madjid sang Wealth Planner yang berjudul "Manajemen By Amplop", buku tersebut berisikan tentang cara tepat dalam merencanakan sistem keuangan (antara penghasilan dan pengeluaran).Buku kedua yang saya pilih yaitu buku karangan Boye de Mente dengan judul "42 Rahasia Hidup Bahagia Ala Samurai", saya yang memang interest dengan lifestyle-nya Samurai tak ragu lagi untuk mengambil buku tersebut.Dan akhirnya hari ahad kemarin merupakan hari yang cukup melelahkan sekaligus menyenangkan, kepenatanpun hilang dan semangatpun tetap bisa dipertahankan (insya Allah).

Sabtu, 07 November 2009

Melejitkan Sifat Optimisme Yang Mulai Terkikis

"Jika mau sukses, maka hendaklah berusaha dan berdo'a semaksimal mungkin", begitulah memang yang sering kita dengarkan dari para motivator, dan real motivator kita yang kita jadikan uswah bagi umat muslim. Suatu ketika di zaman Rosul, sahabat Rosul yaitu Umar bin Khattab RA pernah menemui seseorang yang tiap hari berada di masjid dari sebelum shubuh hingga larut malam, selang beberapa hari Umar bin Khattab RA bertanya ke orang tersebut, kenapa engkau berada di masjid terus? memangnya engkau tidak mempunyai keluarga?, lalu orang itupun menjawab ' aku punya keluarga dan aku sedang meminta rezeki yang banyak dari Allah SWT', mendengar jawaban dari orang tersebut sontak Umar bin Khattab RA marah besar dan mengusirnya dari masjid sembari berkata ' Allah SWT tidak akan menurunkan rezekiNya dari langit secara langsung, engkau punya keluarga yang harus engkau nafkahi, rezeki itu harus dicari atau diusahakan'.
Memang sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu berikhtiar dan berdo'a dalam mengusahakan sesuatu, namun benar adanya jika dalam berikhtiar itu tidak semudah apa yang dibayangkan tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak kendala, hambatan dan rintangan yang kerap menghalangi kita untuk meraih apa yang kita inginkan. Kendala-kendala tersebutpun secara tidak langsung acap kali membuat rasa optimisme kita terkikis secara perlahan.
Sebagai umat muslim, sudah seharusnya kita meniru jejak langkah dari tokoh trend setter kita Rosulullah SAW yang dengan kegigihannya dan kesabarannya telah melalui beragam rintangan yang jauh lebih variatif dan jauh lebih besar dari pada umatnya dan berakhir dengan kebahagiaan yang hakiki, karena memang beliau memiliki trustment to 'dont give up before effort n pray'. Sikap optimisme dari seorang muslim haruslah ditanamkan sedalam-dalamnya, bukankah sang Maha Kaya telah berfirman "La yukallifullahu nafsan illa wus'aha" (Allah tidak akan memberi beban atau ujian melampaui batas kemampuan kita), coba kita renungkan kembali, cicak dengan segala keterbatasannya yang tidak memiliki sayap saja bisa makan nyamuk yang dapat dengan mudah untuk terbang, apa lagi dengan kita sebagai makhlukNya yang paling sempurna.
Lalu apa alasan kita untuk menjadi lemah dan pesimis??? bukankah bumi dan seisinya juga diciptakan hanya untuk manusia?? untuk apa sapi menghasilkan susu sebanyak itu, untuk apa lebah menghasilkan madu yang sangat banyak, untuk apa pohon mangga berbuah lalu untuk apa ayam bertelur??? semuanya telah di skenario dan diciptakan Allah SWT hanya untuk manusia.
Apakah benar hanya dengan dalih frustasi dan lelah untuk berusaha dan berdo'a saja manusia itu menyerah??? coba kita tilik ke belakang bagaimana Nabi Nuh AS dengan kegigihannya telah menciptakan satu buah kapal guna menyelamatkan umatnya dalam kurun waktu puluhan tahun, Bagaimana Nabi Ayyub AS dengan kesabarannya telah melaui ujian dari Allah SWT berupa penyakit kulit yang menimpanya. Mengapa kita ragu dengan firmanNya "Fainnama'al u'sri yusro" (Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan).
Maka sudah saatnya sebagai umat muslim yang taat beragama untuk berdiri dan bangkit dari segala kemalasan dan kelesuan yang selama ini menghadang kita, buang jauh-jauh segala sifat pesimisme yang selama ini menghantui kita dan jadilah seseorang yang selalu optimis namun realistis. Tetap berikhtiar, berdo'a dan serahkanlah segalanya kepada sang Maha Pemberi Hikmah, karena sesungguhnya Allah tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan, namun Allah selalu memberikan apa yang kita inginkan.

Rabu, 04 November 2009

Etika Dalam Berteknologi

Agar dapat menjalankan hidup dengan selaras dan seimbang tentunya dibutuhkan norma dan etika yang mengikat baik itu secara tertulis maupun secara tidak tertulis, tak terkecuali dalam berteknologi. Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia dirasa seperti revolusi yang membawa dampak perubahan pada cara berfikir manusia, baik dalam penyelesaian masalah, perencanaan maupun dalam pengambilan keputusan. Etika sendiri merupakan ilmu moral mengenai sesuatu hal yang baik dan yang buruk, yang baik dan yang benar dan yang dapat mengatur antara hak dan kewajiban. Seiring semakin pesatnya teknologi informasi dan komunikasi baik hukum maupun etika yang ada sekarang ini semakin jelas menunjukkan bahwa tidak adanya margin antara mana yang bersifat publik dan mana yang bersifat privasi. Dalam suatu perusahaan misalnya, pimpinan memiliki kewenangan dalam melindungi pegawainya dari pihak-pihak yang tidak diinginkan dalam mengakses email atau data rahasia pegawainya. Namun disisi lain pimpinan juga memiliki kekuasaan untuk mengawasi email para pegawainya tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan dengan dalih demi kepentingan perusahaan, dalam hal ini maka dapat dikatakan bahwa dalam perusahaan tersebut privasi atas diri seorang karyawan telah hilang.
Internet yang juga memberikan berbagai macam efek terhadap pola hidup manusia memang sangat bermanfaat sebagai media untuk belajar, promosi, komunikasi dan lain sebagainya. Namun konten internet sendiri tidak sedikit yang memiliki muatan yang tidak ramah khususnya bagi anak-anak. Konten bermuatan pornografi di internet tubuh subur dan telah menguntungkan salah satu pihak, tanpa mengindahkan dampak sosial yang terus berkepanjangan.
Di Nusantara tercinta ini, belum ada affirmative action untuk melindungi anak-anak dari situs-situs yang merugikan tersebut. Beberapa warung internet masih belum memanfaatkan program filter guna filterisasi situs-situs porno tersebut.
Pemanfaatan teknologi memang sangat membantu kita dalam mengakses berbagai macam informasi, namun pemanfaatan tersebut bisa juga menjadi bumerang yang dapat menjerat ke perkara hukum, mulai dari cyberstalking, pelanggaran hak cipta, pencemaran nama baik, ancaman ataupun aksi spamming, hacking dan cracking. Etika memang sangat dibutuhkan dalam cyberworld, apakah ketika dalam menulis atau berkata mengenai sesuatu itu tergolong dalam perbuatan baik atau buruk dan menyinggung perasaan orang lain atau tidak dan apa pula dampak dari semua itu. Karena memang berdasarkan pengamatan penulis saat ini perang kerap sekali terjadi di dunia maya, kebencian terjadi dimana-mana, mulai dari pelecehan agama, ras, suku bangsa dan negara.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memang sangat mempengaruhi mental manusia, namun menurut penulis itu semua dikembalikan pada diri masing-masing, ketika seseorang selalu beretika dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka semuanya akan dapat berjalan secara selaras dan seimbang, disamping itu dengan memantapkan sistem legalisasi maka akan dapat meminimalisasi dampak negatif dari pesatnya perkembangan teknologi. Sudah saatnya cyberlaw benar-benar untuk ditegakkan.