Kamis, 27 Mei 2010

Be Happy With Modesty

Di tengah hingar bingar serta keramaian penghuni dan pelancong saat berada di salah satu kota yang terkenal dengan makanan khas nya yakni 'Nasi Jamblang', sejanak aku mengamati betapa mewahnya life style mereka dalam mengarungi perjalanan atau proses hidup yang sebenarnya bisa dikatakan 'numpang minum (sebentar)' saja ini. Pengamatan tersebut aku perhatikan dari cara mereka menggunakan busana dan cara mereka bergaul, misalkan dalam memilih tempat hange out, dan sebagainya. Sejatinya kemewahan yang tengah dimiliki dan dibangga-banggakan selama ini hanyalah bersifat absurd atau semu, karena kemewahan hakiki hanya ada pada saat manusia telah melalui kehidupan di dunia yang fana ini.
Modesty merupakan salah satu solusi dalam mengarungi bahtera kehidupan untuk menuju kebahagiaan dan kemewahan sejati, Insya Allah. Dengan hidup sederhana banyak manfaat yang bisa kita petik, disamping dapat menyisihkan untuk bisa selalu berinvestasi (dunia dan akhirat) juga mengindarkan seseorang dalam memiliki sifat riya, sombong dan takabbur. Dengan kesederhanaan pula tidak akan menimbulkan sifat iri, dengki ataupun su'udzon bagi orang lain.
Hidup sederhana tidak membimbing seseorang untuk memiliki sifat pelit ataupun bakhil karena islampun mencela seseorang yang memiliki sifat kikir atau bakhil, namun demikian hidup sederhana menuntun kita agar bisa selalu hemat, cermat dan taat. Hidup sederhana tidak pula berarti menuntun kita hidup penuh dengan kemalasan maupun memiliki sifat gampang menyerah, karena islampun menganjurkan umatnya untuk bisa kerja keras dan kerja cerdas, bahkan ada yang mengatakan bahwa umat muslim itu harus kaya, dan untuk menjadi kaya butuh ikhtiar yang terkadang bisa mencucurkan air keringat serta do'a yang mengantarkan ikhtiar tersebut agar tidak sia-sia dan penuh keberkahan.
Pada dasarnya memang perlu adanya balance layaknya keseimbangan Yin dan Yang yang telah dimiliki oleh Uswatun Khasanah kita. Sebagai manusia yang telah memiliki seseorang yang patut untuk dijadikan trend setter, memang sudah seharusnya untuk menjadi pintar dalam memilih dan memilah apa-apa yang seharusnya kita miliki, nikmati, lalui dan hindari, jangan sampai penyesalan dalam diri ini sampai terjadi di kemudian hari.
Untuk dapat menerapkan polah hidup sederhana memang bukanlah perkara gampang (terutama bagi mereka yang terlanjur terjebur dalam pola hidup yang serba mewah), butuh proses (terutama kesabaran dan keikhlasan) untuk melakukannya, yang terkadang membuat hati nurani sering berdebat. Namun demikian antara manfaat dan mudharat dalam mengaplikasikan modest life style tentu akan lebih banyak manfaatnya terutama bagi kehidupan dan kebahagiaan kita masing-masing, so... Selamat hidup sederhana.

Senin, 17 Mei 2010

Musibah Atau Justru Nikmat DariNya??

Musibah merupakan suatu ujian atau cobaan dariNya dimana hal tersebut merupakan diluar batas kemampuan atau jangkauan manusia dan manusia tersebut tidak dapat mencegah, menyelesaikan dengan baik atau bahkan mengelaknya. Itulah mungkin definisi sederhana mengenai "Musibah" menurut penulis. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa dalam realita kehidupan tidak sedikit manusia yang dengan mudahnya mengatakan bahwa segala sesuatu yang menimpanya merupakan suatu musibah, termasuk yang telah dialami oleh salah satu rekanan saya.
Suatu hari rekanan saya, sebut saja bernama T, membeli salah satu mobil pribadi yang memang sebenarnya telah diincarnya sejak dahulu, namun ketika baru sekitar seminggu dibeli dan digunakan, hanya karena suspensi mobil tersebut terlalu keras dan ada sedikit masalah ('yang sebenarnya bukan suatu masalah') dengan warna mobil tersebut karena telah dilakukan pengecatan ulang walaupun telah dilegalisasi oleh SAMSAT dan bengkel pengecatan itu, tiba-tiba si empunya mobil langsung berniat ingin menjualnya kembali dan dengan entengnya mengatakan bahwa dia telah tertimpa "musibah" karena salah dalam membeli mobil. Sebenanya jika ditelisik lebih lanjut, tidak ada masalah serius dengan transaksi yang telah dilakukannya tersebut, baik dari kondisi fisik dan mesin mobil, surat-surat resmi (STNK dan BPKB) maupun dalam melakukan transaksi yang bersifat transparan. Disini saya mengamati bahwa dengan mengatakan hal tersebut adalah suatu 'musibah' tentunya secara otomatis akan mempengaruhi tingkat emosional dan psikologis si empunya hingga si empunya merasa resah, gelisah, gundah gulana hingga akhirnya hal tersebut dijadikan suatu permasalahan yang besar baginya, apalagi saat barang yang rencana akan dijualnya tersebut sepi peminat.
Sebagai seorang rekan saya telah berusaha mengatakan agar barang yang telah dibelinya tersebut lebih baik dinikmati terlebih dahulu sambil menunggu calon pembeli, namun mungkin karena rasa muak dan ego lebih mendominasi pikirannya maka barang yang telah dibelinya tersebut seolah diacuhkan dan hanya dibungkus dengan terpal didalam garasi. Dalam hal ini terang saja saya merasa iba dengan apa yang dialaminya, karena memang secara tidak langsung, lamban namun pasti hal tersebut akan menyakiti jiwa, hati dan pikirannya sendiri hingga akan menjadikan dirinya sebagai makhluk yang sombong, pemarah dan takabur.
Pada dasarnya semua yang menjadikan kita bahagia ataupun sengsara terletak pada mindset kita masing-masing, mindset sendiri akan mempengaruhi tingkat kejiwaan dan emosional yang sangat mendalam. Dengan mengatur otak kita agar bisa memberi impuls dan influence yang positif pada diri kita maka kitapun akan merasa bahagia dan tenang, demikian pula sebaliknya.
Syukur juga merupakan salah satu strategi dalam memberikan impuls positif bagi diri kita. Dengan bersyukur ketenangan, kedamaian, kesabaran dan keikhlasan dalam jiwa senantiasa akan terpupuk dengan baik.
Jadi pada intinya menurut saya, definisi suatu musibah bukan termasuk apa yang telah dialami dalam cerita diatas, karena justru apa yang telah dialaminya itu adalah suatu kenikmatan tersendiri dariNya, tinggal bagaimana kita mengatur mindset kita agar senantiasa kita bisa bahagia. Bagaimana menurut anda???

Selasa, 11 Mei 2010

Belajar Mengekang Nafsu

Sabtu malam kemarin saat aku diminta sang bunda tercinta tuk mengantarkannya belanja bulanan di salah satu pusat perbelanjaan (Mall) di kota Bahari, mataku tiba-tiba terbelalak melihat berbagai jenis pakaian yang menurut seleraku bisa dikatakan 'cool....' , namun demikian beragam merk pakaian yang telah menggugah nafsuku untuk membelinya, aku taksir berharga antara Rp. 250.000 - Rp. 500.000. Dan memang benar, ternyata taksiranku tidak meleset, beragam jenis pakaian yang tengah dipajang itu akhirnya sedikit membuatku ragu untuk membelinya.
Cukup lama aku memutar-mutar pikiranku untuk mengambil suatu keputusan, dilematis memang rasanya, disatu sisi keinginan seolah tak terbendung untuk memiiliki satu diantaranya, namun disisi lain harga yang menempel pada merk pakaian tersebut sedikit membuatku ragu, apalagi baru sebulan aku telah membeli salah satu merk pakaian sejenis. Akhirnya saat aku mempertimbangkan antara kebutuhan dan keinginan, akupun mengurungkan niatku untuk membeli salah satu diantara beragam jenis pakaian yang telah dipampang tersebut, akupun menyadari, aku tidak ingin dan tidak mungkin untuk menjadi seorang shopaholic yang dengan mudahnya mengeluarkan uang tanpa fikir panjang hanya sekedar untuk memuaskan nafsu belaka.Sejatinya memang setiap manusia memiliki nafsu untuk memiliki dan menguasai, namun demikian manusia juga diberi panca indera, akal dan hati untuk senantiasa mengekang setiap nafsu yang dimilikinya sebagai pembeda dengan makhluk lain ciptaanNya. Layaknya seorang bayi yang masih diberi ranjang kayu saat sedang tidur, ranjang bayi yang diberikan oleh orang tuanya digunakan untuk menjaga bayi tersebut agar bisa aman dan tidak jatuh saat menggulingkan badannya ke kanan ataupun ke kiri. Namun apakah bayi tersebut merasa senang??? tentu tidak, karena ruang gerak bayi tersebut merasa dibatasi dan tidak bebas. Bayi yang masih kecilpun telah dianugerahi nafsu untuk berbuat bebas tanpa ada pengekangan dari siapapun. Jika sebagai orang tua tidak membimbingnya dengan baik atau tidak memberikan pengekangan dengan memberi ranjang kayu, maka hal buruk akan terjadi dengan bayi tersebut, misalnya : terjatuh dan cacat. Bayi tersebut baru menyadari saat sudah menginjak usia remaja ataupun dewasa, bahwa pemberian ranjang kayu tersebut adalah untuk kebaikannya sendiri.
Sama halnya saat telah dewasa, pengekangan nafsu justru hadir karena kepekaan kita dalam menangkap sinyal-sinyal kebaikan. Saat memilih antara kebutuhan dan keinginan, sudah semestinya kita memilih kebutuhan, toh juga sudah seharusnya kita memikirkan masa depan kita didunia maupun diakhirat. Akan lebih baik jika menyisihkan sebagian faktor keinginan tersebut untuk investasi kita didunia maupun diakhirat, karena keinginan bukan lah suatu hal yang pokok namun kebutuhan adalah sesuatu yang bersifat urgent bahkan emergency. Dan akhirnya "Selamat Mengekang dan Mengendalikan Nafsu".

Senin, 03 Mei 2010

Siapa Bilang Ber-entrepreneur Butuh Duit???

"Dalam ber-entrepreneur/berwirusaha pastilah membutuhkan suatu modal, namun modal tidak berarti hanya sebuah materi/uang", begitulah kira-kira inti dari suatu problematika yang aku dan temanku perbincangkan saat temanku share karena berkeinginan untuk berwirausaha. Tepatnya hari senin kemarin salah satu temanku saat duduk di bangku dengan seragam putih abu-abu dulu, tak sengaja bertemu di warung kopi langgananku, setelah lama berbasa-basi diapun memulai suatu tema obrolan, yakni ingin memulai suatu usaha, namun dia juga bergeming bahwa impossible jika memulai suatu usaha tanpa modal dan modal itu adalah berupa 'finansial'.
Memang tidak salah jika untuk memulai suatu usaha dibutuhkan suatu modal, namun aku tidak sependapat jika modal hanyalah berupa 'uang', begitulah caraku dalam menangkis asumsinya. Bagiku uang bukanlah suatu hal yang pokok dalam memulai suatu usaha, modal pokok/terpenting dalam memulai suatu usaha is our self. Akupun mulai menjelaskan mengenai pendapatku tentang "is our self" yang diantaranya adalah : kejujuran, talenta, link dan ketekunan.
Kejujuran merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh seseorang dalam memulai suatu usaha karena dengan memiliki modal kejujuran kita akan mudah untuk dipercaya oleh orang lain, tanpa kejujuran kita tidak akan bisa memulai ataupun menjalankan suatu jenis usaha apapun walaupun kita tekun, memiliki talenta dan punya banyak link .
Link tak kalah pentingnya dalam memulai atau menjalankan suatu usaha, dengan punya banyak link, peluangpun akan datang dengan sendirinya tanpa repot-repot mencarinya. Demikian pula dengan talenta, dalam hal ini seseorang haruslah memiliki talenta dalam memahami suatu usaha yang ingin dimulai, memiliki talenta dalam mencari peluang ataupun memiliki talenta dalam bernegoisasi.
Modal terakhir bagiku dalam memulai suatu usaha adalah ketekunan, sesuatu apapun jika dilakukan dengan penuh ketekunan dan kesabaran, insya Allah akan mendatangkan suatu result yang tidak mengecewakan. Ke empat modal tersebut telah aku praktekkan sendiri dalam ber-entrepreneur tanpa butuh uang banyak, yaitu saat menjadi makelar kendaraan roda empat, karena aku cukup mempertemukan antara penjual dan calon pembeli, dan Alhamdulillah hasilnyapun cukup memuaskan, walaupun memang telah lebih dari 3 kali mengalami suatu kegagalan. Bagiku kegagalan adalah bukan akhir dari segalanya, " Jika ingin sukses, belajarlah untuk gagal berulang kali" begitulah kira-kira sepenggal kalimat yang dilontarkan oleh salah satu tokoh entrepreneur Indonesia yang memiliki persahaan Kem Chick dan Kem Farm.
Seperti itulah kira-kira aku menjelaskan tentang modal dalam memulai suatu usaha kepada temanku, akupun tak peduli apakah dia sependapat denganku atau tidak, karena tiap orang memiliki argumen dan trustment masing-masing mengenai modal dalam memulai suatu jenis usaha. Akhirnya obrolan kamipun berakhir saat segelas kopi dan sebatang rokok yang telah aku nikmati mulai habis dan akupun bergegas meninggalkan warung kopi tersebut untuk menungu next opportunities.