Selasa, 24 Agustus 2010

Jangan Jadikan Jilbab Sebagai Busana Musiman, Please......

Untuk kesekian kalinya aku tidak merasa pangling dan aneh dengan kota Semarang yang sedari dulu aku stay disana, kenapa tidak, konon kota yang identik dengan adat kejawennya (adat jawa) namun telah terdistorsi oleh budaya luar sehingga tak jarang ditemui beragam pemandangan yang tak kalah "HOT" nya dengan kota Batavia, akhir-akhir ini terlihat seperti kota santri. Kemarin saat jalan-jalan di salah satu pusat perbelanjaan aku hampir tidak melihat cewek dengan mengenakan busana serba minim yang seperti biasanya aku lihat dan hampir 30% nya cewek-cewek tersebut mengenakan jilbab. Tadi pagi waktu cari referensi untuk tesis di salah satu perpustakaan milik kampus swasta di kota Atlas yang notabene terkenal dengan anak-anak gaulnya itu pun sama, nampak beberapa kali aku lihat cewek mengenakan kerudung yang rapi (yang terlihat sangat langka pada bulan-bulan yang lain). Begitupun saat aku servis motor di salah satu bengkel "semakin terdepan", semua pegawainya yang cewekpun mengenakan jilbab (walaupun masih memakai busana yang serba ketat, tapi lumayan lah dari pada ga sama sekali...).
Subhanallah..... spontan terucap kata tersebut dari mulutku, namun terus terang ini terlihat aneh, sangat langka dan tak seperti biasanya di bulan-bulan yang lain (terbesit dalam pikirankupun seperti itu), apakah jilbab dikenakan hanya karena tren atau fashion semata (melihat bulan ini adalah bulan Ramadhan)??, apakah hanya sekedar tuntutan dan bukan merupakan tuntunan??? atau mungkin hanya sekedar tiru-tiru lifestylenya artis saja?? (toh banyak juga artis yang tobat dadakan (=sambal) saat Ramadhan tiba). Tapi mudah-mudahan tidak demikian, semoga apa yang terlintas dalam pikiran saya ini adalah suatu kesalahan. Saya yakin kalau Tuhan akan tersenyum sinis jika apa yang dilakukan makhlukNya itu adalah suatu kepura-puraan. Namun demikian akupun berharap agar cara berbusana islami tersebut tetap dipertahankan dan tidak dijadikan sebagai busana musiman.

Senin, 16 Agustus 2010

meMERDEKAkan diri dengan berPUASA

17-08-1945 bukan merupakan angka yang asing bagi kita terutama bagi Warga Negara Indonesia, angka tersebut mengandung arti bahwa pada tanggal 17 bulan Agustus tahun 1945 Indonesia telah resmi merdeka dari penjajahan (setidaknya penjajahan dalam konteks 'fisik') dan langsung memproklamasikan kemerdekaannya tersebut dengan pembacaan teks proklamasi yang selalu dibaca pada saat upacara kemerdekaan. Genap 65 tahun sudah bangsa ini telah menjadi sebuah negara kesatuan dengan sistem pemerintahan presidentil secara utuh.
Namun dihari jadinya besok, jika ditelaah dan dikaji lebih jauh apakah bangsa ini memang benar-benar telah merdeka??? sedangkan sebagian perekonomian kita dikuasai oleh warga asing, budaya kita telah terpengaruh oleh budaya luar, adat ketimuran lambat laun mulai terkikis dan sedikit tergantikan oleh adat kebaratan, jiwa sosial tiap orang juga mulai terlihat absurd, perang antar suku, ras, agama, golongan masih kerap terjadi dimana-mana, begitu pula dengan kemiskinan, pengangguran dan kelaparan yang bukan merupakan sesuatu hal yang baru atau aneh. Lalu apa sebenarnya makna dari arti kata merdeka itu sendiri???
Arti merdeka (freedoom) yaitu kebebasan, kepercayaan diri (confidence), tercukupi (fulfiled). Kebebasan disini mengandung makna bebas dalam memilih apapun /demokratis (sesuai dengan perundangan yang berlaku) dan bisa mempertanggung jawabkan atas apa yang telah dipilihnya itu. Dan kepercayaan diri merupakan bentuk kejujuran yang hakiki dan bentuk keyakinan yang sesungguhnya sehingga tak mudah goyah walau banyak pengaruh dari luar sangat santer menghampiri. Sedangkan tercukupi adalah suatu upanya dalam mencukupi segala kebutuhan baik sandang, pangan maupun papan. Itulah kira-kira arti dari kata 'merdeka', setidaknya pendefinisian tersebut adalah menurut penulis sendiri.
Dari pendefinisian tersebut, posisi yang sepatutnya ada pada bangsa kita berada dimana??? apakah disebelah kanan yang mendekati kebenaran?? disebalah kiri yang jauh dari kebenaran??? atau mungkin kita masih berada stagnan di tengah-tengah dan tidak melakukan suatu perubahan/kreasi apapun??? penilaian tersebut saya serahkan ke sobat blogger (tapi yang objektif ya....).
Namun demikian untuk selalu mengupayakan makna 'Merdeka' yang hakiki, kita perlu menanamkan sikap mental yang baik pada diri kita masing-masing dan selalu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, dengan mengadopsi konsep 3M nya aa gym maka segala bentuk perubahan sejatinya bermula pada diri kita masing-masing, pada hal-hal yang kecil dan mulailah dari sekarang. Akhirnya di bulan ramadhan yang suci ini marilah kita senantiasa melatih diri untuk melakukan perubahan pada sikap, sifat, pola pikir, paradigma dan perasangka pada diri kita masing-masing ke arah yang positif dan lebih baik. Melalui 'puasa' semoga kita benar-benar terlatih dan terlahir untuk menjadi insan yang suci dan MERDEKA.

Kamis, 12 Agustus 2010

Ramadhan On The Way....

Gelap gulitanya langit telah membuat aktivitas duniawi setengah terhenti
Kala angin mulai berhembus membacok sungsum tulang yang tak terperi
Orang-orangpun berduyun-duyun menuju rumah Tuhan yang nan suci
Tuk menunaikan kebutuhan dan kewajibannya yang hakiki

Tak lama kemudian suara tadaruspun saling bersautan dari berbagai penjuru
Tuk mengalunkan ayat-ayatNya yang membuat damai di hati
Dengan mengharap terlahir sebagai manusia baru
Merekapun berlomba-lomba dalam beribadah hingga hari nan fitri

Teriknya matahari di siang hari tak membuatnya patah aral dalam mengontrol nafsu
Walaupun dalam keadaan menahan lapar dan dahaga yang datang tak menentu
Maka sudah sewajarnya jika mereka mendapatkan IQ, EQ dan SQ
Hingga membuatnya tetap semangat, kreatif dan tak terpaku

Itulah salah satu bulan yang selalu dinanti-nanti
Bulan suci yang penuh motivasi dan selalu memberikan esensi
Dimana Sang Maha pemberi selalu memberikan apresiasi bagi yang dikehendaki
Madrasah bagi setiap muslim yang sayang jika dilewati
Karena hanya pintu surgalah yang selalu dibuka bagi mereka yang mengerti