Minggu, 28 November 2010

Awali Dengan Bermimpi

Salah satu great problem yang banyak dikonsumsi oleh kaum muda (utamanya) dan dianggap sebagai something not progresif oleh sebagian masyarakat adalah dengan mengesampingkan untuk memiliki sebuah impian atau cita-cita. Padahal cita-cita adalah seperti laiknya mesin pembangkit energi yang menjadi penggerak untuk maju. Cita-cita merupakan hasrat yang akan menggerakkan manusia untuk mewujudkannya. Tidak sedikit pula dari mereka yang menyamakan antara cita-cita/impian dengan khayalan. Perlu digaris bawahi bahwasanya khayalan tidak sama dengan impian. Khayalan tidak lebih hanya suatu bayangan yang sulit diraih. Khayalan tidak memiiki landasan tujuan yang jelas. Khayalan hanya sekedar angan-angan atau sebuah keinginan yang tak diusahakan.

Bermimpi adalah kunci utama seseorang untuk meraih sesuatu yang didambakan. Merumuskan impian sama dengan merumuskan masa depan. Sangat tidak mungkin jika manusia merumuskan masa depan yang suram, tentunya manusia akan menurumuskan masa depan yang indah. Namun jika seseorang takut bermimpi bukankah sama saja takut untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik??? Dengan memiliki impian maka esensi dan value dalam kehidupan kita akan lebih terlihat jelas, menambah spirit untuk mengikhtiarkan apa yang diinginkan. Bukankah jika kita berusaha semaksimal mungkin untuk merealisasikan apa yang kita impikan merupakan salah satu bentuk kodrat kita sebagai makhlukNya untuk senantiasa berikhtiar dan berdo'a???

Dari zaman dulu hingga saat ini, orang-orang besar telah menyatakan pentingnya visi, impian, tujuan dan cita-cita. Terciptanya Hawa juga karena visi seorang Adam bukan??
Penyelamatan yang dilakukan Nabi Nuh terhadap umatnya dengan pembuatan sebuah kapal besar yang memakan waktu lebih dari 100 tahun berawal dari sebuah visi yang direalisasikan olehNya. Mekkah kota suci, yang telah diziarahi oleh miliaran manusia sejak beribu-ribu tahun yang lalu dikaruniai oleh Yang Maha Agung untuk menjawab impian dan do'a Nabi Ibrahim untuk membuat tempat yang sepi, tandus dan tidak memiliki tanaman menjadi negeri yang aman, tenteram, makmur dan ramai dikunjungi manusia.
1. Socrates mengatakan "Jalan terdekat untuk meraih kemuliaan adalah dengan berusaha menjadi apa yang anda inginkan dan sesuai dengan apa yang anda pikirkan".
2. Abraham Lincoln mengingatkan "Anda bisa menjadi apapun jika anda bertahan pada keinginan itu dengan satu tujuan".
3. Dr. Patricia Boyle melalui penelitiannya "Impian membuat tubuh lebih kuat melawan penyakit dan menjaga kesehatan psikologi".
4. Nidji menyanyikan "Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia".

"Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit, kalaupun tidak bisa mencapai langit setidaknya telah bersama rembulan atau bintang". Batapa pentingnya memang untuk memiliki mimpi, cita-cita atau visi dalam melangsungkan hidup, namun tak sedikit pula orang yang meremehkannya. Bahkan di dunia akademisipun belum pernah terdengar ada yang mengajarkan tentang manajemen impian atau cara-cara dalam meraih mimpi. Perlu ditekankan bahwa memiliki impian adalah HAK bahkan bisa dikatakan KEWAJIBAN setiap manusia dan itu adalah GRATIS.

Jumat, 19 November 2010

Perbedaan Jatuhnya Hari Akbar

Baru beberapa hari umat muslim di seluruh dunia telah merayakan hari akbar yang sarat akan pelajaran dan hikmah dengan melakukan penyembelihan hewan qurban sebagai bentuk simbolik kepasrahan dan kecintaan kepada sang Khalik yakni hari raya Idul Adha. Peristiwa faktual historis yang telah dialami oleh Ibrahim As untuk menyembelih Ismail As puteranya tercinta dan digantikan hewan ternak berupa domba besar merupakan salah satu bentuk pembuktian bahwa kecintaannya kepada Allah SWT melebihi kecintaannya kepada anaknya tercinta. Esensi Qurban sendiri merupakan relationship vertikal spiritual dan horisontal sosial, yakni salah satu bentuk kepasrahan seorang hamba kepada Tuhannya dan kepedulian hamba kepada sesama.

Idul Adha yang merupakan hari besar kedua bagi umat muslim setelah Idul Fitri pada tahun 2010 ini memiliki perbedaan pendapat dalam menentukan jatuhnya hari 10 Dzulhijjah, ada yang berpendapat jatuhnya 10 Dzulhijjah itu pada hari Selasa, adapula yang berpendapat di hari Rabu. Perbedaan pendapat tersebut masing-masing tentu memiliki dasar hukum, landasan dan acuan tersendiri, sebagai umat tentunya kita diberi kebebasan dalam mengikuti kedua pendapat tersebut sesuai dengan keyakinan masing-masing. Namun demikian perlu diketahui bahwa kiblat umat muslim adalah Ka'bah yang terletak dikota Makkah, maka dari itu sebagai umat muslim yang jeli dan cermat akan bisa mengambil keputusan dalam menentukan hari akbar terebut dengan memilih kota Makkah sebagai acuannya dan sebagai pusat dalam menentukan hari akbar lainnya dengan mengurangi selisih waktu yang ada dinegara masing-masing. Adapun selisih waktu kota Makkah dan negara Indonesia +- 4 jam.

Penentuan hari akbar Idul Adha sangat berpengaruh terhadap beberapa ibadah lain yang mengiringi hari akbar tersebut, salah satunya adalah puasa sunnah 9 Dzulhijjah (Arafah). Puasa Arafah memang sangat dianjurkan dalam menyambut datangnya hari raya Idul Adha terkecuali bagi yang sedang menjalankan Ibadah Haji, namun dengan adanya perbedaan pendapat tersebut tentunya puasa Arafah bisa menjadi Haram dilakukan jika seandainya yang mengacu jatuhnya hari raya Idul Adha pada hari Rabu dan puasa dilakukan pada hari selasa itu adalah salah. Seperti yang dialami salah satu rekanan saya, pada hari selasa rekanan saya tersebut masih menjalankan puasa sunnah, sedangan beberapa muslim yang lain sudah merayakan hari raya Idul Adha, akhirnya sayapun memberikan pendapat bahwasanya lebih baik puasa yang telah berlangsung 6 jam tersebut dibatalkan saja, niatnya memang agar mendapatkan pahala sunnah, namun jika ternyata hari tersebut adalah benar Idul Adha tentunya malah akan mendapatkan dosa, karena puasa yang dilakukan pada hari akbar dan hari tasyrik hukumnya adalah Haram.

Dengan adanya beberapa perbedaan yang kerap terjadi, sebagai muslim yang smart tentunya kita tidak hanya membuntut apa yang telah ditetapkan oleh ulul amri kita, perlu adanya analisis, investigasi terhadap dasar hukum, acuan serta peran serta ulama dan teknologi dalam menentukan hari akbar tersebut. Dan sebagai muslim yang menjunjung tinggi nilai-nilai rahmatan lil alamiin sudah seharusnya untuk menghormati orang lain yang memiliki pendapat dan keyakinan yang berbeda. Semoga dengan adanya perbedaan ini ukhuwah Islamiyah tetap bisa terpelihara dengan baik dan semoga ulul amri kita adalah bisa dipercaya.

Selasa, 09 November 2010

Waspada Terhadap Obama

Kedatangan orang nomor satu di Amerika Serikat ke Indonesia yang direncanakan tiba hari ini, membuat kontroversi tersendiri di kalangan masyarakat. Ada yang senang ada pula yang mengecam, ada yang bangga ada pula yang menolaknya, ada yang mendambakannya dan ada pula yang mati-matian ikut demo guna menunjukkan rasa kebenciannya. Itulah memang manusia, ada yang suka ada pula yang tidak suka, namun demikian pada dasarnya terkait kedatangan Barrack Obama ke Indonesia haruslah dicermati dengan seksama tujuan dan misinya yang jauh-jauh datang dari negeri paman Sam ke Nusantara ini.

Obama yang notabene adalah seorang Yahudi dan salah satu sahabat dari orang-orang Zionis (Israel = pembantai kaum muslim di Palestina) akan memberikan pengaruh besar bagi tingkat keyakinan dan kepercayaan masyarakat kita (yang kurang MELEK) terhadap dia. Kenapa tidak, tidak sedikit masyarakat kita yang merasa bangga terhadapnya hanya karena Obama pernah sekolah dan tinggal di Indonesia. Namun jika dianalisa berdasarkan latar belakangnya, Obama adalah salah seorang yang memiliki misi terselubung untuk menyebarkan ajaran Liberalismenya, dengan dalih memberantas terorisme, tidak sedikit orang muslim yang tak bersalah menjadi korban kebijakannya itu.

Bercermin pada peperangan Israel vs Palestina yang tak kunjung usai dan terlepas dari muslim dan non muslim, seharusnya sebagai seseorang yang menjunjung tinggi rasa Demokrasi, kita sudah dapat mengambil suatu konklusi bahwa Obama telah melanggar janjinya untuk senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia. Banyak pelanggaran-pelanggaran telah dilakukan bangsa Israel yang tetap didukung oleh Obama. Dengan berpura-pura menutup mata dan seolah mengamininya semua tindakan yang dilakukan oleh bangsa zionis kepada bangsa palestin tetap didukung oleh Obama baik tindakan yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan maupun jauh dari nilai-nilai demokrasi itu sendiri.

Terlepas dari itu semua, kita sebagai masyarakat Indonesia harus cermat dalam menyikapi hal tersebut, kedatangan Obama jangan serta merta terlalu diinginkan, didambakan dan dinantikan tanpa menelaah lebih dalam tentang latar belakang, tujuan dan misi visinya. Apalagi bagi kaum INTELEK yang akan mendengarkan kuliah umumnya. Kalau hanya sekedar untuk menjalin persahabatan, memberikan empati kepada masyarakat Indonesia yang berulang kali tertimpa bencana alam atau bahkan memberikan bantuan cuma-cuma kepada para korban Wasior, Mentawai dan Merapi memang sah-sah saja, namun sebagai WNI yang MELEK kita harus tetap waspada akan pengaruh buruk yang dibawanya, apalagi kita telah mengetahui latar belakang kepribadiannya, jangan sampai kita terhipnotis olehnya hingga kitapun fanatik terhadapnya, karena hanya orang-orang bodohlah yang memiliki fanatisme berlebih terhadap sesuatu hingga tidak bisa menerima pendapat dari yang lain.