Indonesia adalah negara kepulauan yang indah dan dipisahkan oleh lebih dari seribu pulau, terdiri dari beragam suku, etnis, bahasa dan agama. Kaya akan budaya, adat istiadat, rempah-rempah bahkan sumberdaya alam yang notabene melimpah. Namun ketenaran mengenai kekayaan akan keragaman tersebut perlahan mulai mengikis dikarenakan beragam kecarutmarutan yang terjadi di negara yang konon menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Salah satu penyebab terjadinya kecarutmarutan tersebut adalah karena rasa ego yang terlalu besar untuk mengisi penuh perut-perut yang sebenarnya sudah gemuk dan kekurangtegasan para pemimpin kita dalam membuat suatu keputusan.
Beragam berita mengenai kacarutmarutan tersebut tak jarang kita dengar/lihat diberbagai media, hampir disetiap sektor pemerintahan telah menorehkan tinta merah dirapor mereka, mulai dari tindakan KKN, penyelundupan narkoba, penistaan agama, kasus susu formula, pemilihan pimpinan PSSI, kasus pengklaim'an kepemilikan pulau dan budaya, melonjaknya harga bahan pokok makanan dan sayuran dan lain sebagainya.
Jika pemerintah benar-benar ingin membela rakyatnya, tidak semestinya mereka akan tega melihat rakyatnya merasa ketakutan, sengsara ataupun didzalimi. Namun untuk sementara ini berdasarkan analisa saya usaha pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang hidup damai, tentram dan loh jinawi sangat belum maksimal. Mereka lebih memilih untuk mengisi perut-perut mereka dengan uang dan kekayaan yang entah datangnya dari mana. Memang tak jarang saya mendengar beragam pidato klasik dalam suatu forum yang selalu menggembar-gemborkan "Berantas Korupsi Sampai Ke Akar-akarnya", "Tindak Secepatnya Pelaku Penyiksaan Terhadap Para TKI", "Usut Tuntas Mafia Pajak", "Selesaikan Pemilihan Pimpinan PSSI Secara Demokratis" dan lain sebagainya, namun apakah itu semua diiringi dengan tindakan yang riil???? Ketika menelisik kebelakang tentang kasus Lapindo Brantas yang dilimpahkan dari kecerobohan perusahaan menjadi bencana negara, kasus Century yang entah kapan episodenya berakhir, TKI yang selalu dijadikan objek penyiksaan dan pelecehan seksual, Pengklaiman salah satu hak milik Nusantara oleh negera tetangga, kasus tutup mulut pemerintah terhadap merek dagang susu formula yang mengandung bakteri yang berbahaya, pemilihan pimpinan PSSI (mantan narapidana) yang rentan dengan tindakan suap menyuap dan lain sebagainya. Apakah itu semua belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa itu semua hanyalah OMDO (OMong DOang) ????
Terkadang saya sendiri bingung dengan pemerintahan sekarang ini, mereka takut jika imagenya jelek, takut pada aksi demo, takut dengan beragam aksi-aksi ekstrem yang dilakukan oleh rakyatnya. Begitu ada demo baru diperhatikan, begitu ada aksi mogok makan atau jahit mulut baru menjadi perhatian, begitu ada tindakan anarkis baru diselesaikan. Apakah ini merupakan salah satu pendidikan/ pelajaran moral yang menurut mereka baik dari pemerintah kepada rakyatnya?? Kok mereka tidak takut dengan pertanggung jawaban dengan Tuhannya???
Ya itu semua hanyalah sebuah penilaian saya, saya bangga menjadi Warga Negara Indonesia namun saya ga terlalu bangga dengan pemerintahannya, lalu bagaimana menurut anda???
Beragam berita mengenai kacarutmarutan tersebut tak jarang kita dengar/lihat diberbagai media, hampir disetiap sektor pemerintahan telah menorehkan tinta merah dirapor mereka, mulai dari tindakan KKN, penyelundupan narkoba, penistaan agama, kasus susu formula, pemilihan pimpinan PSSI, kasus pengklaim'an kepemilikan pulau dan budaya, melonjaknya harga bahan pokok makanan dan sayuran dan lain sebagainya.
Jika pemerintah benar-benar ingin membela rakyatnya, tidak semestinya mereka akan tega melihat rakyatnya merasa ketakutan, sengsara ataupun didzalimi. Namun untuk sementara ini berdasarkan analisa saya usaha pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang hidup damai, tentram dan loh jinawi sangat belum maksimal. Mereka lebih memilih untuk mengisi perut-perut mereka dengan uang dan kekayaan yang entah datangnya dari mana. Memang tak jarang saya mendengar beragam pidato klasik dalam suatu forum yang selalu menggembar-gemborkan "Berantas Korupsi Sampai Ke Akar-akarnya", "Tindak Secepatnya Pelaku Penyiksaan Terhadap Para TKI", "Usut Tuntas Mafia Pajak", "Selesaikan Pemilihan Pimpinan PSSI Secara Demokratis" dan lain sebagainya, namun apakah itu semua diiringi dengan tindakan yang riil???? Ketika menelisik kebelakang tentang kasus Lapindo Brantas yang dilimpahkan dari kecerobohan perusahaan menjadi bencana negara, kasus Century yang entah kapan episodenya berakhir, TKI yang selalu dijadikan objek penyiksaan dan pelecehan seksual, Pengklaiman salah satu hak milik Nusantara oleh negera tetangga, kasus tutup mulut pemerintah terhadap merek dagang susu formula yang mengandung bakteri yang berbahaya, pemilihan pimpinan PSSI (mantan narapidana) yang rentan dengan tindakan suap menyuap dan lain sebagainya. Apakah itu semua belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa itu semua hanyalah OMDO (OMong DOang) ????
Terkadang saya sendiri bingung dengan pemerintahan sekarang ini, mereka takut jika imagenya jelek, takut pada aksi demo, takut dengan beragam aksi-aksi ekstrem yang dilakukan oleh rakyatnya. Begitu ada demo baru diperhatikan, begitu ada aksi mogok makan atau jahit mulut baru menjadi perhatian, begitu ada tindakan anarkis baru diselesaikan. Apakah ini merupakan salah satu pendidikan/ pelajaran moral yang menurut mereka baik dari pemerintah kepada rakyatnya?? Kok mereka tidak takut dengan pertanggung jawaban dengan Tuhannya???
Ya itu semua hanyalah sebuah penilaian saya, saya bangga menjadi Warga Negara Indonesia namun saya ga terlalu bangga dengan pemerintahannya, lalu bagaimana menurut anda???