Saat berada di waiting room pada sebuah bengkel guna mengecek kondisi mobil milik salah satu konsumenku, tiba-tiba seorang pria yang aku taksir berusia 50 tahunan yang duduk disebelahku berbasa-basi untuk sekedar menyapa dan menanyakan identitasku yang pada akhirnya kitapun saling memperkenalkan diri. Dari proses obrolan ringan yang dimulainya tersebut, alur ceritapun mengalir dengan sendirinya dan beliaupun memilih bercerita tentang masa lalu nya yang bisa dikatakan hitam dan kelam.
Beliau bercerita tentang masa lalu yang telah dilalui dan disesalinya itu dengan semangat membara seolah tak memandang lawan bicaranya yang bisa dikatakan miskin pengalaman. Berbagai perlakuan keji pernah dilakukannya hingga di usia 40 tahun, dari mulai minum minuman beralkohol, berzina dan lain sebagainya. Namun seiring dengan kekejian yang dilakukannya tersebut, istrinya yang notabene seorang wanita shalehah tidak pernah lelah dan bosan untuk selalu memperingati dan mendo'akan suaminya yang tengah lalai dengan urgensi hidupnya itu walaupun hanya sebuah makian, cercaan dan bahkan perlakuan kasarlah yang menjadi balasannya.
Namun demikian semangat seorang istri tak pernah padam tak seperti lilin yang diterpa badai topan, dengan penuh ketabahan dan kesabaran, mulut dan qalbunya tak pernah luput dengan berucap kalimat do'a sembari berharap agar suaminya tersebut mendapatkan hidayah agar bisa kembali kejalan yang diridhoiNya, tindakannyapun mencontohkan dan seolah mengajak agar suaminya tersebut bisa memperhatikan untuk selanjutnya menghargai serta mau berusaha agar menjauhi perbuatan yang disukai syaitan.
Akhirnya do'a seorang istripun dikabulkan olehNya, hingga suatu waktu kedua telinga beliaupun seringkali mendengarkan suara adzan walaupun sebenarnya tidak ada seorangpun yang tengah mengumandangkan panggilan sholat. Hatinyapun mulai tergerak untuk menerima hidayah dariNya dan perlahan diapun akhirnya mulai bertaubat hingga 3 bulan kemudian beliaupun langsung menyempurnakan taubat nashuhanya dengan mendaftarkan diri bersama sang istri untuk datang ke rumah Allah SWT.
Begitulah memang kekuatan do'a seorang istri terhadap suami, tak ada yang bisa mencegah ketika do'a tersebut dikabulkanNya, tak ada yang bisa menghalau saat kesungguhan disaksikan olehNya, tak ada yang bisa menghalangi saat cobaan dilalui dengan kesabaran yang sempurna diberikan olehNya. Akhirnya dengan kesungguhan, ketabahan dan kesabaran, kenikmatan dan kedamaianlah yang diperoleh, walau terkadang Allah punya cara sendiri untuk memberi peringatan, perhatian, ujian dan kasih sanyang terhadap makhlukNya.
Beliau bercerita tentang masa lalu yang telah dilalui dan disesalinya itu dengan semangat membara seolah tak memandang lawan bicaranya yang bisa dikatakan miskin pengalaman. Berbagai perlakuan keji pernah dilakukannya hingga di usia 40 tahun, dari mulai minum minuman beralkohol, berzina dan lain sebagainya. Namun seiring dengan kekejian yang dilakukannya tersebut, istrinya yang notabene seorang wanita shalehah tidak pernah lelah dan bosan untuk selalu memperingati dan mendo'akan suaminya yang tengah lalai dengan urgensi hidupnya itu walaupun hanya sebuah makian, cercaan dan bahkan perlakuan kasarlah yang menjadi balasannya.
Namun demikian semangat seorang istri tak pernah padam tak seperti lilin yang diterpa badai topan, dengan penuh ketabahan dan kesabaran, mulut dan qalbunya tak pernah luput dengan berucap kalimat do'a sembari berharap agar suaminya tersebut mendapatkan hidayah agar bisa kembali kejalan yang diridhoiNya, tindakannyapun mencontohkan dan seolah mengajak agar suaminya tersebut bisa memperhatikan untuk selanjutnya menghargai serta mau berusaha agar menjauhi perbuatan yang disukai syaitan.
Akhirnya do'a seorang istripun dikabulkan olehNya, hingga suatu waktu kedua telinga beliaupun seringkali mendengarkan suara adzan walaupun sebenarnya tidak ada seorangpun yang tengah mengumandangkan panggilan sholat. Hatinyapun mulai tergerak untuk menerima hidayah dariNya dan perlahan diapun akhirnya mulai bertaubat hingga 3 bulan kemudian beliaupun langsung menyempurnakan taubat nashuhanya dengan mendaftarkan diri bersama sang istri untuk datang ke rumah Allah SWT.
Begitulah memang kekuatan do'a seorang istri terhadap suami, tak ada yang bisa mencegah ketika do'a tersebut dikabulkanNya, tak ada yang bisa menghalau saat kesungguhan disaksikan olehNya, tak ada yang bisa menghalangi saat cobaan dilalui dengan kesabaran yang sempurna diberikan olehNya. Akhirnya dengan kesungguhan, ketabahan dan kesabaran, kenikmatan dan kedamaianlah yang diperoleh, walau terkadang Allah punya cara sendiri untuk memberi peringatan, perhatian, ujian dan kasih sanyang terhadap makhlukNya.