Keadaan tanah pertiwi yang terkesan terus memanas dan jauh dari salah satu slogan group band asal gang Potlot yaitu Slank yang memiliki slogan PLUR (Peace, Love, Unity, Respect) terkesan identik dengan beragam tipu daya demi kepuasan beberapa orang yang memiliki tingkat arogansi yang tinggi hingga stadium 4. Kenapa tidak, jika kita cermat untuk mengamati keadaan negara akhir-akhir ini, banyak hal atau peristiwa penting yang tengah di rencanakan sedimikian rupa untuk sedikit-sedikit dilakukan suatu tindakan pemutihan dengan melakukan pengalihan public attention melalui beragam media.
Mulai dari kasus century yang tak kunjung menemukan benang merahnya, saat dimulainya sidang untuk mengungkap kasus tersebut dengan waktu yang seolah telah direncanakan sedemikian rupa terjadi penembakan seseorang yang diduga/mungkin dijadikan sebagai tersangka teroris, yakni "Alm. Dulmatin", demikian pula dengan kasus Markus (Makelar Kasus) yang tengah berada dipuncaknya, saat yang bersamaan pula terjadi bentrok antara "sang jagoan" SATPOL PP dengan warga tanjung priok yang konon mempertahankan makam "Mbah Priok".
Disini saya mengamati seolah ada unsur kesengajaan oleh sang "dalang" untuk melakukan suatu pengalihan perhatian publik, mediapun terkesan dengan mudahnya dapat dibeli demi informasi yang sebenarnya tidak begitu penting bahkan beberapa wakil rakyat hingga sang Presiden pun dengan semangat 45 langsung melebur jadi satu dengan intervensi yang terkesan berlebihan untuk menangani kasus yang sebenarnya dapat diselesaikan oleh seseorang/beberapa orang ditingkat DPRD tingkat II/I.
Dengan melakukan beragam pertimbangan dan skala prioritas, sudah seharusnya sang wakil rakyat ataupun sang Presiden sekalipun untuk lebih mencurahkan perhatiannya ke kasus-kasus yang menurut saya jauh lebih penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti kasus Century dan Markus, bukan malah lebih mencurahkan perhatiannya ke kasus-kasus yang sebenarnya bertaraf "sepele" bagi mereka.
Khusus dalam kekerasan dan tindakan berlebihan yang telah dilakukan oleh SATPOL PP dalam usaha penertiban makam "Mbah Priok" hingga terjadi bentrok fisik dan menimbulkan korban jiwa, menurut saya itu adalah tindakan bodoh yang telah dilakukan kesekian kali, sudah seharusnya pimpinan eksekusi itu melakukan suatu tindakan yang lebih manusiawi, jadikan kejadian-kejadian terdahulu sebagai pengalaman yang berharga, namun demikian jika memang SATPOL PP masih juga bandel, sudah seharusnya sang wakil rakyat untuk sekali-kali menjewer telinga SATPOL PP, hingga merekapun jera. Tapi apakah penertiban yang berujung kericuhan tersebut merupakan salah satu rencana bagi "sang dalang???".
Dengan menilik kembali syair lagu milik grup band legendaris Gong 2000, yakni "Dunia Panggung Sandiwara" seolah saya merasakan semua yang terjadi dinegara ini hanyalah sebuah sandiwara belaka yang telah direncanakan sedemikian rupa oleh "sang dalang", walaupun dalam hati kecil ini berbisik dan mengatakan " Semoga Tidak......".
Mulai dari kasus century yang tak kunjung menemukan benang merahnya, saat dimulainya sidang untuk mengungkap kasus tersebut dengan waktu yang seolah telah direncanakan sedemikian rupa terjadi penembakan seseorang yang diduga/mungkin dijadikan sebagai tersangka teroris, yakni "Alm. Dulmatin", demikian pula dengan kasus Markus (Makelar Kasus) yang tengah berada dipuncaknya, saat yang bersamaan pula terjadi bentrok antara "sang jagoan" SATPOL PP dengan warga tanjung priok yang konon mempertahankan makam "Mbah Priok".
Disini saya mengamati seolah ada unsur kesengajaan oleh sang "dalang" untuk melakukan suatu pengalihan perhatian publik, mediapun terkesan dengan mudahnya dapat dibeli demi informasi yang sebenarnya tidak begitu penting bahkan beberapa wakil rakyat hingga sang Presiden pun dengan semangat 45 langsung melebur jadi satu dengan intervensi yang terkesan berlebihan untuk menangani kasus yang sebenarnya dapat diselesaikan oleh seseorang/beberapa orang ditingkat DPRD tingkat II/I.
Dengan melakukan beragam pertimbangan dan skala prioritas, sudah seharusnya sang wakil rakyat ataupun sang Presiden sekalipun untuk lebih mencurahkan perhatiannya ke kasus-kasus yang menurut saya jauh lebih penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti kasus Century dan Markus, bukan malah lebih mencurahkan perhatiannya ke kasus-kasus yang sebenarnya bertaraf "sepele" bagi mereka.
Khusus dalam kekerasan dan tindakan berlebihan yang telah dilakukan oleh SATPOL PP dalam usaha penertiban makam "Mbah Priok" hingga terjadi bentrok fisik dan menimbulkan korban jiwa, menurut saya itu adalah tindakan bodoh yang telah dilakukan kesekian kali, sudah seharusnya pimpinan eksekusi itu melakukan suatu tindakan yang lebih manusiawi, jadikan kejadian-kejadian terdahulu sebagai pengalaman yang berharga, namun demikian jika memang SATPOL PP masih juga bandel, sudah seharusnya sang wakil rakyat untuk sekali-kali menjewer telinga SATPOL PP, hingga merekapun jera. Tapi apakah penertiban yang berujung kericuhan tersebut merupakan salah satu rencana bagi "sang dalang???".
Dengan menilik kembali syair lagu milik grup band legendaris Gong 2000, yakni "Dunia Panggung Sandiwara" seolah saya merasakan semua yang terjadi dinegara ini hanyalah sebuah sandiwara belaka yang telah direncanakan sedemikian rupa oleh "sang dalang", walaupun dalam hati kecil ini berbisik dan mengatakan " Semoga Tidak......".
pertamax...
BalasHapusgood post sob.... memang sepertinya "sang dalang" sudah mempersiapkan episode-episodenya...
Makanya, daripada ngurusin 'sang dalang' yg gak jelas, krn ahli menutup jejak... mending qta nyanyi/main musik/nonton tv, khususnya film komedi/action dll... soalnya, puyeng sob ngeliat tingkah polah manusia negeri ini... btw, tetap semangadtssszzz and sukses yaaaa...
BalasHapus