Jawa timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di bagian timur pulau jawa dan beribu kota di Surabaya. Jawa Timur merupakan provinsi terluas diantara 6 provinsi di pulau jawa dan berpenduduk terbanyak se Indonesia setelah Jawa Barat. Wilayah Jawa Timur meliputi pulau Madura, pulau Bawean, pulau Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa dan Samudera Hindia (Pulau Sempu dan Pulau Nusabarung).
Suku-suku di Jawa Timur mayoritas menganut agama Islam, walaupun sebagian ada yang menganut agama Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha dan sebagian lainnya menganut dan memegang teguh kepercayaan kejawen. Agama Islam sangatlah kuat dalam memberi pengaruh pada Suku Madura. Suku Osing umumnya beragama Islam. Sedangkan Suku Tengger menganut agama Hindu. Begitu beragam dan kompleks nya masyarakat yang mendiami provinsi Jawa Timur, hingga Jawa Timur dijadikan sebagai pusat kawasan Timur Indonesia dan memiiki signifikasi perekonomian yang cukup tinggi, yakni berkontribusi 14,85% terhadap Produk Domestik Bruto Nasional.
Tetapi jika kita sedikit melihat dari sudut pandang yang berbeda tentang provinsi yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota ini, dapat kita asumsikan bahwa Jawa Timur juga merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki masalah (kasus) yang pelik dan selalu mengundang kontroversi.
Mungkin dimulai dari kasus dukun santet dan ninja pada akhir tahun 90-an atau awal 2000 yang membuat masyarakat Jawa Timur merasa resah dan khawatir setiap harinya, karena satu demi satu kyai di Jawa Timur wafat terbunuh oleh orang atau kelompok yang sampai sekarang belum diketahui siapa dalangnya. Dalam kasus tersebut tentunya banyak mengundang kontroversi, su'udzon, fitnah dari masing-masing orang apakah mengandung unsur politis atau tidak.
Kemudian kasus kenakalan dan aksi anarkis para supporter Persebaya yang sudah terkenal di seluruh Nusantara yaitu Bonek (Bocah Nekad), yang tentunya sangat meresahkan masyarakat dan beberapa kali membuat pihak keamanan (aparat) merasa kebakaran jenggot atas segala aksi dan tindakan yang anarkis itu.
Kasus Lapindo Brantas juga tak kalah sengitnya dengan kedua kasus diatas, kasus tersebut mengundang banyak kerugian bagi Negara Indonesia dan masyarakat Sidoarjo, demo terjadi dimana-mana demi kelayakan hidup masyarakat Sidoarjo laiknya sedia kala dan demi perekonomian negara Indonesia ini tentunya. Tetapi hasilnya?
Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit pada pemilihan Gubernur di Jawa Timur, Pilihan Gubernur Jawa Timur terbilang terpanjang di Indonesia. Atau bisa jadi termahal. Betapa tidak proses pilihan gubernur tersebut dihelat mulai bulan Maret 2008. Perhelatan akbar tersebut dijadwalkan selesai bulan Juli atau Agustus 2008. Ternyata di luar dugaan. Pilgub tersebut terpaksa dilakukan dengan dua putaran. Itu pun dengan adanya proses yang mesti melalui Mahkamah Konstitusi (MK). Melalui Putusan Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 tentang Penyelesaian Hasil Pemilu Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur, MK memerintahkan dilakukan penghitungan ulang di Kabupaten Pamekasan, dan pemilihan ulang di Kabupaten Sampang dan Bangkalan, Madura. Pertimbangan utama dikabulkannya permohonan Kaji adalah terbukti adanya kecurangan terstruktur, sistematis dan massif. Jadilah lalu terjadi pilihan ulang pada hari Rabu, 21 Januari 2009.
Provinsi Jatim juga menempati urutan keempat dalam kasus HIV/AIDS di Indonesia. Dan yang paling banyak terjadi di Surabaya, yakni 70% atau sekitar 476 jiwa ada di surabaya. faktor pemicunya, selain di surabaya ada tempat lokalisasi terbesar di Asia tenggara, juga karena perubahan perilaku manusia terutama remaja. Hal ini mengingat kasus HIV/AIDS tidak hanya disumbang dari perilaku seks bebas namun juga dari pengguna NAPZA maupun pengguna jarum suntik narkoba.
Kasus Ryan sang homo seksual juga tak kalah hebohnya, karena disinyalir disamping dia adalah seorang gay dia juga seorang psikopat, pembunuh dan perampok. Dia telah membunuh 11 orang (yang diketahui) dan mengambil hampir seluruh harta benda yang saat itu dikenakan/dibawa oleh korban dengan alasan korban melawan atau selingkuh.
Dan yang terakhir dan sedang hangat-hangatnya diperbincangkan oleh khalayak umum adalah Ponari sang dukun cilik yang konon dengan batu petir temuannya itu bisa menyembuhkan beragam jenis penyakit. Beragam pendapat atau persepsi menjadikan kasus Ponari ini menjadikan kontroversi yang cukup pelik.
Beragam kasus seperti banjir, tanah longsor, KDRT dan sebagainya juga sering melanda provinsi yang memiliki luas wilayah 47.922 km dan jumlah penduduk 37.070.731 jiwa (2005) ini. Sebenarnya ada apa dengan Jawa Timur...?
Tetapi penulis hanya bisa berharap semoga kita semua bisa saling instropeksi diri, kenapa itu bisa terjadi? dan hanya bisa berdo'a semoga masyarakat Jawa Timur senantiasa selalu dalam lindunganNya dan semoga kita tidak terjebak pada sesuatu yang membawa kita ke jurang kenistaan dan kehancuran, amiin.
Rabu, 11 Maret 2009
Ada apa dengan Jawa Timur...?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar