Kemarin saat tengah didera berbagai macam kesibukan dalam mengaplikasikan spirit entrepreneurship di tanah kelahiran Brebes yang gersang nan panas itu, tiba-tiba suara telepon selular dari balik celana saya berbunyi, langsung saja saya terima panggilan tersebut yang ternyata dari ibu saya tercinta, beliau mengabarkan bahwa keponakan beliau (tentunya sepupu saya) akan melangsungkan operasi kanker payudara tepat jam 13.00 WIB di RS Siaga Medika Banyumas dan beliau menginginkan agar saya mengantarkan beliau dengan keluarga yang lain ke kota dimana sepupu saya akan melangsungkan operasinya itu. Sungguh dilematis, saya yang konon sedang didera semangat entrepreneur hingga stadium 4 dan telah memiliki schedule untuk sepekan kedepan saat liburan di tanah kelahiran memiliki secamam mandat dari sosok orang yang paling saya cintai tersebut.
Akhirnya schedulepun saya update dan sayapun mengiyakan mandat dari orang yang paling saya hormati itu. Namun saya kembali mengatakan ke ibu saya bahwa saya tidak bisa menginap dikarenakan masih banyak urusan yang mesti saya selesaikan dan syukur Alhamdulillah beliaupun mengabulkan sedikit interupsi dari anaknya yang nakal ini. Perjalanan dari Brebes ke Banyumas kurang lebih 3-4 jam, kamipun baru meluncur ke kota Banyumas saat pukul 16.00 WIB (saat operasi sepupu saya telah sukses dilangsungkan) dikarenakan masih ada beberapa urusan yang mesti saya selesaikan terlebih dahulu.
Setibanya di RS. Medika Siaga kota Banyumas yaitu sekitar pukul 19.00 WIB kamipun langsung memanfaatkan waktu sebaik, seefektif dan seefisien mungkin guna memberi sedikit petuah dan spirit kepada sepupu saya yang tengah didera musibah dikarenakan kami harus balik ke kota yang terkenal dengan telor asinnya tersebut (Brebes) sekitar pukul 21.00 WIB. Di sela-sela waktu itupun saya langsung melakukan interaksi dengan sepupu saya guna memberi sedikit pencerahan yang mungkin sangat membosankan bagi dia, bahwa sesungguhnya Allah tidak akan memberi musibah/cobaan kepada makhlukNya diluar batas kemampuan makhlukNya tersebut maka dari itu bersabarlah dan sesungguhnya di balik kesulitan selalu ada kemudahan yang masih menjadi rahasiaNya, tapi saat itu ada kalimat terakhir yang saya ucapkan dan membuat sepupu saya serta suaminya sedikit tertegun yaitu Shodaqoh bisa menjadi tolak bala.
Tepat pukul 22.00 WIB (diluar schedule kami) kamipun langsung berpamitan untuk pulang ke Brebes. Selama perjalanan pulang terlintas diotak saya bahwa ada pelajaran yang sangat berarti dan berharga bagi saya yakni sesibuk apapun seseorang dalam mencari financial, seberapapun semangatnya seseorang dalam mencari profit atau mungkin se Bete apapun seseorang dalam menjalankan hidupnya (mending mati aja ya??? he he he....), sebagai makhluk yang telah didoktrin sebagai makhluk sosial luangkanlah waktu untuk senantiasa menjalin silaturrahmi dengan sesama, jenguk dan hiburlah teman, sanak, kerabat yang tengah didera musibah, dengan menjenguk dan menghibur orang yang terkena musibah terang saja rasa Syukur kita kepadaNya semakin meningkat (semoga). Karena memang hidup bukan hanya sekedar urusan perut.
Setibanya di RS. Medika Siaga kota Banyumas yaitu sekitar pukul 19.00 WIB kamipun langsung memanfaatkan waktu sebaik, seefektif dan seefisien mungkin guna memberi sedikit petuah dan spirit kepada sepupu saya yang tengah didera musibah dikarenakan kami harus balik ke kota yang terkenal dengan telor asinnya tersebut (Brebes) sekitar pukul 21.00 WIB. Di sela-sela waktu itupun saya langsung melakukan interaksi dengan sepupu saya guna memberi sedikit pencerahan yang mungkin sangat membosankan bagi dia, bahwa sesungguhnya Allah tidak akan memberi musibah/cobaan kepada makhlukNya diluar batas kemampuan makhlukNya tersebut maka dari itu bersabarlah dan sesungguhnya di balik kesulitan selalu ada kemudahan yang masih menjadi rahasiaNya, tapi saat itu ada kalimat terakhir yang saya ucapkan dan membuat sepupu saya serta suaminya sedikit tertegun yaitu Shodaqoh bisa menjadi tolak bala.
Tepat pukul 22.00 WIB (diluar schedule kami) kamipun langsung berpamitan untuk pulang ke Brebes. Selama perjalanan pulang terlintas diotak saya bahwa ada pelajaran yang sangat berarti dan berharga bagi saya yakni sesibuk apapun seseorang dalam mencari financial, seberapapun semangatnya seseorang dalam mencari profit atau mungkin se Bete apapun seseorang dalam menjalankan hidupnya (mending mati aja ya??? he he he....), sebagai makhluk yang telah didoktrin sebagai makhluk sosial luangkanlah waktu untuk senantiasa menjalin silaturrahmi dengan sesama, jenguk dan hiburlah teman, sanak, kerabat yang tengah didera musibah, dengan menjenguk dan menghibur orang yang terkena musibah terang saja rasa Syukur kita kepadaNya semakin meningkat (semoga). Karena memang hidup bukan hanya sekedar urusan perut.
setuju kawan, hidup tdk sekedar urusan perut ya. smoga sepupu anda bisa sembuh ya. thanks sharingnya
BalasHapus