Sabtu, 07 November 2009

Melejitkan Sifat Optimisme Yang Mulai Terkikis

"Jika mau sukses, maka hendaklah berusaha dan berdo'a semaksimal mungkin", begitulah memang yang sering kita dengarkan dari para motivator, dan real motivator kita yang kita jadikan uswah bagi umat muslim. Suatu ketika di zaman Rosul, sahabat Rosul yaitu Umar bin Khattab RA pernah menemui seseorang yang tiap hari berada di masjid dari sebelum shubuh hingga larut malam, selang beberapa hari Umar bin Khattab RA bertanya ke orang tersebut, kenapa engkau berada di masjid terus? memangnya engkau tidak mempunyai keluarga?, lalu orang itupun menjawab ' aku punya keluarga dan aku sedang meminta rezeki yang banyak dari Allah SWT', mendengar jawaban dari orang tersebut sontak Umar bin Khattab RA marah besar dan mengusirnya dari masjid sembari berkata ' Allah SWT tidak akan menurunkan rezekiNya dari langit secara langsung, engkau punya keluarga yang harus engkau nafkahi, rezeki itu harus dicari atau diusahakan'.
Memang sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu berikhtiar dan berdo'a dalam mengusahakan sesuatu, namun benar adanya jika dalam berikhtiar itu tidak semudah apa yang dibayangkan tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak kendala, hambatan dan rintangan yang kerap menghalangi kita untuk meraih apa yang kita inginkan. Kendala-kendala tersebutpun secara tidak langsung acap kali membuat rasa optimisme kita terkikis secara perlahan.
Sebagai umat muslim, sudah seharusnya kita meniru jejak langkah dari tokoh trend setter kita Rosulullah SAW yang dengan kegigihannya dan kesabarannya telah melalui beragam rintangan yang jauh lebih variatif dan jauh lebih besar dari pada umatnya dan berakhir dengan kebahagiaan yang hakiki, karena memang beliau memiliki trustment to 'dont give up before effort n pray'. Sikap optimisme dari seorang muslim haruslah ditanamkan sedalam-dalamnya, bukankah sang Maha Kaya telah berfirman "La yukallifullahu nafsan illa wus'aha" (Allah tidak akan memberi beban atau ujian melampaui batas kemampuan kita), coba kita renungkan kembali, cicak dengan segala keterbatasannya yang tidak memiliki sayap saja bisa makan nyamuk yang dapat dengan mudah untuk terbang, apa lagi dengan kita sebagai makhlukNya yang paling sempurna.
Lalu apa alasan kita untuk menjadi lemah dan pesimis??? bukankah bumi dan seisinya juga diciptakan hanya untuk manusia?? untuk apa sapi menghasilkan susu sebanyak itu, untuk apa lebah menghasilkan madu yang sangat banyak, untuk apa pohon mangga berbuah lalu untuk apa ayam bertelur??? semuanya telah di skenario dan diciptakan Allah SWT hanya untuk manusia.
Apakah benar hanya dengan dalih frustasi dan lelah untuk berusaha dan berdo'a saja manusia itu menyerah??? coba kita tilik ke belakang bagaimana Nabi Nuh AS dengan kegigihannya telah menciptakan satu buah kapal guna menyelamatkan umatnya dalam kurun waktu puluhan tahun, Bagaimana Nabi Ayyub AS dengan kesabarannya telah melaui ujian dari Allah SWT berupa penyakit kulit yang menimpanya. Mengapa kita ragu dengan firmanNya "Fainnama'al u'sri yusro" (Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan).
Maka sudah saatnya sebagai umat muslim yang taat beragama untuk berdiri dan bangkit dari segala kemalasan dan kelesuan yang selama ini menghadang kita, buang jauh-jauh segala sifat pesimisme yang selama ini menghantui kita dan jadilah seseorang yang selalu optimis namun realistis. Tetap berikhtiar, berdo'a dan serahkanlah segalanya kepada sang Maha Pemberi Hikmah, karena sesungguhnya Allah tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan, namun Allah selalu memberikan apa yang kita inginkan.

2 komentar:

  1. Good post sob!!
    kl gak ada optimis,, gak akan ada jalan!!

    BalasHapus
  2. salam sahabat
    ehm bagus juga artikelnya memberikan suatu yang membuat pembaca terinspirasi menjadi good porsons thnxs n good luck ya mas...

    BalasHapus