Sabtu, 25 April 2009

Hobi Baru semangat baru bag 2


Setelah hampir 2 minggu aku menikmati hobi baruku yaitu joging, badan ni terasa enak, ringan n selalu fresh, pola makan n pola hidupku juga sekarang lebih teratur. Suatu ketika setelah aku abis joging, tiba-tiba ada suara"assalamu'alaikum... angkat telefon.....3x" yang ternyata bersumber pada bunyi handphonku dan ga lama kemudian aku langsung buru-buru angkat handphonku yang bunyinya nyaring itu. Setelah aku angkat n ngobrol-ngobrol bentar, ternyata itu telpon dari temen lamaku yang bersuku batak yang telah menyelesaikan program sarjananya disalah satu perguruan tinggi di semarang. Di telpon dia cuma nanya tentang keberadaanku sekarang dan berencana untuk main ke kosku kurang lebih 15-30 menit lagi, akupun dengan senang hati mempersilahkan dia untuk main ke kosku.
Tak lama kemudian setelah aku minum susu n nonton berita pagi, tiba-tiba terdengar suara motor dan ternyata benar itu adalah suara motor temenku yang tadi telpon. Aku langsung bergerak ke pintu depan untuk membukakan pintu, mempersilahkan dia masuk n menawarkan minum kopi kepada dia dan diapun mengiyakan. Senang rasanya bisa katemu dengan temen lama yang memang jarang sekali berjumpa, cukup lama kita share, berbagi pengalaman n pengetahuan serta menanyakan hobi apa yang sedang digemari. Sangat kebetulan sekali ternyata dia juga sangat gemar olah raga, yaitu renang, dan akhirnya setelah dia berbagi ilmu dan pengalamannya tentang renang akhirnya akupun tertarik untuk mencoba olah raga itu. Sebenarnya aku sendiri sudah bisa renang sejak usia kurang lebih 7 tahun tetapi ga pernah aku kembangin (maklumlah belajarnya aja di kali, jadi ya ga bisa gaya apa-apa, yang penting bisa ngambang n jalan, he3x...). Dan disela-sela obrolan aku langsung menyatakan bahwa aku sangat antusias dengan renang n menanyakan sama temenku kapan kira-kira kita bisa renang bersama. Dan ternyata temenkupun sangat senang karena aku mulai tertarik n menawarkan ke aku kalau nanti sore kita renang bersama, akupun dengan tegasnya mengiyakan tawaran temenku itu. Kitapun akhirnya membuat janji kira-kira pukul 15.30 untuk ketemu di kolam renang di area gor di Semarang dan tak lama kemudian temenku itu berpamitan pulang.
Tak sabar rasanya untuk melakukan lagi olah raga yang kira-kira hampir setahun tidak aku lakukan lagi itu. Dan akhirnya jam pun menunjukkan pukul 15.15, akupun langsung bersiap-siap untuk ketemuan n renang bersama, tak lama kemudian akupun langsung meluncur kesana yang kira-kira membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit dari kosku. Sesampainya disana ternyata temenku sudah stand bye nungguin aku, dan kitapun langsung menuju loket untuk membeli tiket dan masuk ke area kolam renang. Perasaan dag dig dug tak karuan menimpa aku, maklum lah sudah hampir setahun aku ga pernah renang, takut kalau lupa, he3x. Kitapun langsung warming up kira-kira 5 menitan dan langsung menceburkan diri ke kolam renang, baru kira-kira 7 menitan nafas rasanya mau lepas, badan pegal ga karuan dan akupun memutuskan untuk menyudahi olah raga air tersebut. Ga lama kemudian temenku menghampiriku dan menanyakan keadaanku, akupun menjawab keadaan sebenarnya. Seolah seorang profesional temenku langsung memberi saran n nasehat bahwa memang seperti itu keadaannya jika sudah lama vakum renang, dan menyarankan ke aku agar minimal 2x seminggu untuk berenang. Setelah memberi motivasi n saran, temenku itu langsung menceburkan diri lagi ke kolam renang, di sela-sela waktu akupun berfikir bahwa ada benarnya juga saran dan nasehat dari temenku itu, dan setelah cukup lama aku berfikir akupun berkomitmen pada diriku sendiri agar menjalankan nasehat dan saran-saran dari temenku itu yaitu dengan melakukan olah raga air itu minimal 1x seminggu (harusnya sih 2x, tapi mengingat isi dompet yang selalu tipis, he3x).
Selang beberapa menit temenkupun langsung keluar dari kolam renang, ganti baju dan mengajakku pulang. Di perjalanan pulang ke kos masing-masing akupun berusaha meneguhkan keyakinanku untuk renang minimal sekali seminggu, dan Alhamdulillah sampai sekarang akupun masih melakukan olah raga renang tersebut yang akhirnya menjadi hobi baruku itu, kadang-kadang seminggu sekali kadang-kadang juga 2 kali, tergantung ketebalan dari dompet, he3x.... do'ain aja ya biar bisa bertahan lama....amiin.

Kamis, 23 April 2009

Hobbi Baru semangat baru bag 1

Diawali kurang lebih sebulan yang lalu, ketika kakak sepupuku yang ngajar di salah satu perguruan tinggi swasta di tegal nginap di kosku karena ada kepentingan untuk beli notebook, setelah nganter kakak sepupuku untuk beli laptop di pameran komputer di java mall selesai, maka dengan tegas aku langsung ngomong ke kakak sepupuku agar segera pulang kos, karena udah cukup capek muter-muter dari pukul 16.00-21.00 WIS (Waktu Indonesia Semarang, he3x), setibanya dikos aku langsung cuci muka, sikat gigi n minum air putih untuk prepare istirahat tidur, ga lupa juga sebelum tidur pake sarung (maklum anak kampung jadi tidurnya pake sarung ga pake kimono, he3x), seakan tidak peduli dengan yang dilakukan kakak sepupuku dengan laptop barunya itu, aku langsung merebahkan badanku diatas kasur dan ga lama kemudian langsung tidur.
Keesokan harinya kurang lebih pukul 04.30 aku langsung terbangun dan langsung ambil air wudlu untuk sholat shubuh, selesainya shubuhan aku langsung bangunin kakak sepupuku untuk sholat n prepare pulang ke tegal (maklumlah dia kan punya keluarga n tanggung jawab dengan pekerjaannya jadi ga bisa lama-lama di Semarang ). Selesainya dia sholat shubuh n siap-siap untuk pulang aku masih asik baca buku La Tahzan, tak lama kemudian kakak sepupuku tersebut pamitan pulang ke Tegal dengan menggunakan kereta api ekspress kaligung (KA andalan mahasiswa/i yang berasal dari Pekalongan, Pemalang, Tegal dan Brebes karena murah meiah dan lumayan cukup cepat).
Sepulangnya dia tiba-tiba aku punya ide "kayaknya jogging enak nih", dan tak lama kemudian aku langsung prepare untuk jogging n langsung deh jogging kira-kira 20 menit.Wuh... di hari pertama aku jogging berat emang rasanya untuk meneguhkan hati ini agar jogging menjadi hobbi baruku, kaki rasanya mau copot, nafas terengah-engah n badan serasa ga bisa digerakin (maklumlah semenjak hidup kos aku udah ga pernah olah raga). Setibanya di kos aku langsung minum air putih n langsung merebahkan tubuhku dilantai ruang tengah/di ruang tv dan tak terasa langsung terlelap tidur lagi.
Setelah bangun tidur kurang lebih pukul 10.00 perut langsung memberikan isyarat dengan bunyi kruyuk-kruyuk yang mengisyaratkan aku harus segera sarapan. Tetapi pada saat jalan kaki untuk beli bubur ayam buat sarapan, tiba-tiba aku langsung berpikir kalau begitu buruknya kondisi fisikku saat ini, kontan aku langsung berkomitmen dengan aku sendiri kalau aku harus jogging minimal 4x dalam seminggu, dan Alhamdulillah sampai sekarang ini aku masih melakukan rutinitas jogging tiap pagi, do'ain ya biar hobi joggingku ini bisa dijadikan hobbi untuk selamanya, amiin....
 

Rabu, 22 April 2009

Banjir-banjir...

Kemarin tepatnya hari selasa, tanggal 22 April 2009 kurang lebih pukul 22.30 wib, pas pada saat aku browsing cari lowongan kerja n nge-post in blogku tentang peringatan hari ibu Kartini, tiba-tiba guntur berbunyi kencang dan kilat menyambar kesana kemari tak beraturan hingga tak lama kemudian hujan deras mengguyur kota Semarang. Suasanapun kontan langsung berubah, dari yang tadinya sangat panas tiba-tiba berubah menjadi tiris (kata orang sunda, maklum saudara dari bapakku banyak yang dari jawa barat jadi saetik-saetik tos tiasa lah, he3x). Tapi tetap aku tak peduli sama hujan deras, angin kencang, kilat yang sering sekali menyambar kesana kemari serta guntur yang dengan kerasnya bergema, karena lagi asik-asiknya browsing internet di kamar salah satu teman kosku yang letaknya dilantai 2, maklumlah modem yang aku pakai ga bisa digunakan dikamarku sendiri yang letaknya dilantai bawah karena sinyalnya sering hilang-hilang gitu, jadi terpaksa deh ngebeng di kamar temen yang kebetulan si pemilik kamar sedang pulang ke Brebes (satu kampung sama aku) dan kamarnya dibiarkan tidak dikunci, dan akhirnya aku sms dia untuk numpang browsing di kamarnya.
Baru beberapa menit browsing di saat hujan deras tersebut, tiba-tiba "DUPP...." aduuuh listriknya padam, langsung saja aku ambil modem, rokok dan handphoneku terus berniat untuk nyalain lilin atau ke kamarku sendiri n tidur. Hujan sangat deras sekali pada waktu itu, baru saja kakiku melangkah untuk tiba di lantai bawah, tiba-tiba "PYUUK..." ternyata di lantai bawah tepat dibawah tangga yang dekat dengan dapur n kamar mandi itu banjir, reflek aku langsung teriak "Banjir... Banjir...", tak lama kemudian teman-temanku yang sedang menikmati istirahatnya langsung terbangun semuanya. Ribut sekali saat itu, ada yang menyelamatkan barang-barang berharga miliknya sendiri (maklum ada dua kamar yang dekat sama area banjir jadi temenku pemilik kedua kamar tersebut sibuk sendiri, tapi untung kamarku paling depan dan jauh dari area banjir tersebut jadi aman deh), ada yang ngusungin tempat sampah sama keset dan aku sibuk cari lilin untuk penerangan, hampir 10 menit aku mencari lilin tapi tetap saja ga aku temukan. Akhirnya dengan sangat bersedih hati aku sama temen-temen bekerja bakti untuk menyelamatkan barang-barang berharga dengan penerangan menggunakan handphone masing-masing.
Waktu menunjukkan pukul 23.30 WIB pada saat itu dan kita sudah selesai membenahi barang-barang milik temenku itu, sambil minum teh, ngrokok n ngobrol sama temen-temen hingga akhirnya "Alhamdulillah Listrik dah menyala" dan tak lama kemudian hujan juga sudah sedikit reda dengan dibarengi surutnya banjir tersebut. Setelah air benar-benar surut, dengan rasa penasaran aku mencari apa yang menyebabkan aku n temen-temen harus keringetan di saat hujan deras yang telah mengguyur kota Semarang itu. Ternyata setelah aku cek, itu semua gara-gara saluran air dari kosku itu ambruk dan air tidak bisa keluar ke selokan depan kos, jadi air yang sebegitu banyaknya cuma meresap kedalam tanah.
Cukup lama aku meneguhkan niatku saat itu kalau besok aku akan lapor ke yang empunya rumah ini mengenai kejadian yang melanda rumahnya. Dan beberapa saat kemudian kurang lebih pukul 00.30 WIB tiba-tiba rasa kantuk mulai menyerangku, tak lama kemudian aku ke kamar mandi untuk cuci kaki, cuci tangan, cuci muka, sikat gigi, ambil air minum dari galon kemudian langsung menuju kamarku dan merebahkan badanku diatas kasur dan ugh...ughh...uggghhhh (akhirnya bisa mimpi ketemu sama VJ Marissa, he3x....).



Selasa, 21 April 2009

Semangat Kartini yang termaknai


Ibu kita kartini putri sejati..
Putri Indonesia, Harum namanya..
Wahai Ibu kita kartini putri yang mulia..
Sunguh besar cita-citanya bagi Indonesia..
Kartini adalah icon pembebasan perempuan di negeri ini dengan segala kebiasaan orang-orang di negri ini pula dalam memperingati sebuah moment. Tak jarang peringatan kelahiran seorang tokoh, peristiwa sejarah, justru mengaburkan spirit sang tokoh atau hari-hari besar yang diperingati di negri ini. Jamak kita tahu, hari Kartini adalah hari dimana anak-anak sekolah berbondong-bondong pergi ke salon, menggelung rambutnya, memakai kebaya, merias wajahnya, setelah itu berupacara. Atau hari Kartini adalah hari dimana para desainer mengeluarkan rancangan kebaya terbaru, lalu menggelar acara fashion show di hotel-hotel mewah, di mall-mall, dan dimanapun sebuah simbol dapat terus-menerus di uri-uri. Sungguh ironis karena kita sering terjebak pada hal-hal glamour tanpa esensi.
Disisi lain, Kartini terlegalkan menjadi sebuah icon ‘emansipasi’ yang pada kenyataannya bergulir menjadi sebuah kesamaan hak yang jauh berbeda dari cita-cita Kartini. Kaum perempuan terjebak dalam iming-iming kapitalisasi tubuh, kecantikan, gaya hidup. Akhlak dan moralitas perempuan justru semakin jauh meninggalkan semangat perbaikan yang diusung Kartini. Peringatan-peringatan simbolis inilah yang sebenarnya menjadikan masyarakat kita justru kehilangan makna sejarah dari tokoh dan moment yang diperingatinya. Sebagian wanita disekeliling kita banyak yang salah kaprah, mereka selalu mengedepankan dan menuntut hak-hak mereka tanpa mengindahkan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh seorang wanita. Mereka selalu berdalih ini demi meneruskan perjuangan dari seorang yang menulis buku yang berjudul "Dari Gelap Terbitlah Terang". Ironis memang jika RA. Kartini dijadikan sebagai tameng untuk selalu menuntut penyetaraan hak antara seorang wanita dan laki-laki dalam koridor yang melampaui batas.
Dengan diperingatinya hari Kartini pada saat ini mari kita (khususnya kaum hawa) memperingati dan mengenang serta mengimplementasikan semangat serta perjuangan yang telah dilakukannya semasa hidupnya, diantaranya :

1. Spirit pencerahan spiritual
Kartini adalah gadis Jawa yang mengalami irisan ideologi antara ‘kejawaannya’ dan ideologi transendentalnya: Islam. Kartini dengan anugrah kekritisan mendongkrak kejumudan beragama yang kala itu terwarnai dengan semangat puritanisme jawa dan kelihaian penjajah menciptakan dan memanfaatkan ‘ketakutan-ketakutan’ beberapa kyai untuk mengungkap fakta beragama dan kitab suci agar terlihat sacral dan tabu untuk dipelajari lebih dalam.
Sampai pada akhirnya -dalam banyak versi yang berbeda-Kartini muda menemukan satu pencerahan dari seorang Kyai Demak (ada yang menyebutnya Kyai saleh Darat, ada pula yang menyebutkan Kyai Abudus shomad) yang kala itu menerangkan tentang tafsir salah satu ayat al-Qur’an yang mengandung kata minadh dhulumati ila nuur (dari kegelapan menuju cahaya)-yang oleh Armin Pane kemudian diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang inilah yang kemudian menginspirasi Kartini untuk menggali lagi pemahaman keislamannya, menyingkirkan keraguan dan keapatisannya, menemukan spirit pembebasan dalam kata itu,dia memantapkan visi “dari gelap menuju caghaya” itu dalam dirinya dan menjadikannya sebagai élan vital untuk terus bergerak.
Perempuan Indonesia saat ini semestinya mempunyai semangat yang sama, kembali pada semangat spiritualitas yang mantap, menggali dan belajar memaknai lebih dalam sumber transenden yang mereka yakini, belajar dan terus menggali bahwa agama bukan dogma, tetapi sumber inspirasi hidup yang menjadikan manusia (laki-laki dan perempuan) menjadi lebih cerdas, berenergi dan visioner!

2.Spirit kepekaan social
Kartini semestinya memberikan inspirasi bagi kaum perempuan di negri ini untuk memiliki kepekaan sosial terhadap persoalan-persolan masyarakat disekitarnya. Kartini tergerak untuk memperbaikai masyarakatnya setelah ia mengalami pencerahan spiritual yang luar biasa tadi. Pencerahan ideolgi yang menuntunnya pada realita masyarakat yang miskin, bodoh dan terjajah.
Bukankah sejarah senantiasa berulang? Bukankah kemiskinan, kebodohan dan keterjajahan dalah masalah yang sennatiasa ada dan hanya berubah bentuk dalam masyarakat? Saatnya kaum perempuan berjalan disekitar masyarakatnya, mengamati dan berbuat lebih banyak untuk lingkungannya, memberikan nuansa kesejukan yang berenergi!
Kartini memanfaatkan segala potensi ‘keningratannya’ untuk melakukan perubahan social yang nyata. Inilah mungkin yang menjadikan Kartini lebih menojol dibandingkan para pejuang perempuan lain di negri ini yang boleh jadi sudah menunjukkan aksi nyata pula dalam melawan penjajahan. Bahkan banyak diantara pejuang perempuan yang terjun langsung dalam peperangan, Cut Nya’ Dien misalnya. Namun, mungkin Kartini lebih beruntung sebab segala pemikirannya terdokumentasi, pemikirannya untuk menyuntiikkan semangat ‘melawan penjajahan’ dari sisi pendidikan dan perubahan social mungkin lebih memiliki efek jangka panjang.

3. Spirit Perempuan pembelajar
Spirit ini yang kian pupus dalam diri kaum perempuan.kartini sejatinya tak pernah menuntut sebuah ‘persamaan’ yang berlebihan dalam interaksi lelaki dan perempuaqn. Kartini hanya ingin perempuan memiliki akses belajar dan pendidikan. Sebab dari perbaikan pendidikan dan munculnya semnagt belajar itulah para perempuan memeiliki modal sebagai istri dan ibu yang akan mendidik anak-anak dan keluarganya menuju martabat yang lebih baik.
Kartini memberikan spirit pembelajar yang luar biasa. Semangat untuk mencari informasi, mengakses jaringan, bertanya, mencermati dan menanyakan kepada para sahabat dan guru spiritualnya tentang apa-apa yang tidak diketahuinya dalam beragama, misalnya. Peringatan-peringatn hari Kartini semestinya sarat dengan kegiatan-kegiatan yang bermutu dan mendorong semangat belajar kaum perempuan sebagai apapun mereka. Akses sosial, politik, pendidikan, kesehatan bagi perempuan semestinya dibuka lebar dan dioptimalkan kemanfaatannya.Sebab meskipun semua akses telah terbuka lebar jika para perempuan ogah-ogahan membelajarkan dirinya maka perempuan akan terus menerus merasa ‘tak diberi ruang’. Jika sudah begitu, apakah salah jika lagi-lagi perempuan selalu terstigma tidak dapat professional, kurang wawasan dan menjadi penggembira dalam ranah-ranah public?!

4. Spirit Perbaikan Mental Moral
Perjuangan Indonesia kini semakin kompleks. Problematika moral yang menempatkan perempuan baik sebagai korban atau pelaku kemerosotan moral tak dapat dielakkan.
Kartini pasti tidak mengharapkan perempuan liar dalam kebebasannya, meninggalkan nilai-nilai moral dan tatanan ketimuran. Banyak ranah yang harus diperbaiki dan menempatkan perempuan sebagai lakon yang semestinya dapat mengusung perbaikan moral itu.
Perbaikan diri, keluarga, masyarakat dan negara adalah tahapan paling niscaya dalam sebuah perbaikan tatanan masyarakat. Perempuan-perempuan yang memiliki moralitas tinggi, dedikasi penuh terhadap perbaikan, kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat akan menggerakkan kaum perempuan untuk membenahai diri dan masyarakatnya melalui karya nyata mereka disegala bidang.
Emansipasi tanpa spirit moral hanya akan menjadikan kaum perempuan kehilangan feminin modesty, anugrah alam untuk kaum perempuan atau dalam bahasa sederhananya fitrah. Fitrah memelihara, kelembutan, kepekaan, rasa malu, pengabdian yang tulus, ketinggian budi bukan sebuah ‘kelemahan’ yang tiba-tiba harus diubah menjadi perkasa sebagai wujud ketangguhan. Justru semua itu adalah anugrah alamiah yang dimiliki perempuan sebagai modal berpartisapasi dalam ‘mengelola’ kehidupan.
Selamat HariKartini.

Kontroversi mengenai UN

Kontroversi mengenai UN (diperuntukan untuk siswa setingkat SLTP dan SMU) mungkin bukan lagi hal yang asing ditelinga kita, UN (Ujian Nasional) dinilai banyak pihak sangat memberatkan bagi sebagian siswa yang mendapatkan standarisasi pendidikan yang kurang memadai, baik dari segi fasilitas dan kualitas. UN dinilai faktor penentu dari masa belajar yang didapatkan selama tiga tahun, terang saja apa yang telah didapatkan selama tiga tahun di bangku sekolah ini akan sia-sia jika hasil yang keluar pada UN dinyatakan Tidak Lulus (khususnya bagi mereka yang akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri).
Beberapa fenomena yang sering dijumpai saat ini diantaranya :
1. Cara belajar siswa khususnya siswa kelas tiga, bukan lagi bagaimana memahami konsep ilmu pada masing-masing pelajaran, tetapi mirip dengan bagaimana caranya menngerjakan soal. Semua perhatian tertuju pada Ujian Nasional. Sehingga, banyak guru yang menyuapi siswa-siswa dengan latihan soal, latihan soal dan latihan soal. Jadi tidak sedikit, siswa yang lulus UN merupakan siswa yang menguasai konsep, tapi siswa yang menguasai soal.
2. Siswa sangat dituntut dan dibebankan untuk lulus UN dengan standarisasi yang telah ditetapkan, sehingga banyak dari sebagian siswa yang mengikuti UN dengan menghalalkan berbagai cara, dari mulai mencontek, membeli soal, menuntut pihak sekolah untuk membocorkan soal, menuntut guru setempat untuk membantu mengerjakan soal UN, melakukan penjokian dan lain sebagainya.
3. Sebagian siswa juga menganggap UN bukanlah Ujian Kognitif, tetapi merupakan Ujian Nasib, dikarenakan tidak sedikit dari para pendahulunya yang selalu mendapatkan ranking di kelas malah dinyatakan tidak lulus, tetapi sebaliknya siswa yang slenge'an malah lulus.
Memang perdebatan yang sering muncul tersebut tidak hanya karena kebijakan UN yang digulirkan Departemen Pendidikan Nasional minim sosialisasi dan tertutup, tetapi lebih pada hal yang bersifat fundamental secara yuridis dan pedagogis. Dari hasil kajian Koalisi Pendidikan, setidaknya ada empat penyimpangan dengan digulirkannya UN.
Pertama, aspek pedagogis. Dalam ilmu kependidikan, kemampuan peserta didik mencakup tiga aspek, yakni pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif). Tapi yang dinilai dalam UN hanya satu aspek kemampuan, yaitu kognitif, sedangkan kedua aspek lain tidak diujikan sebagai penentu kelulusan.
Kedua, aspek yuridis. Beberapa pasal dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 telah dilanggar, misalnya pasal 35 ayat 1 yang menyatakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan, yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. UN hanya mengukur kemampuan pengetahuan dan penentuan standar pendidikan yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah.Pasal 58 ayat 1 menyatakan, evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Kenyataannya, selain merampas hak guru melakukan penilaian, UN mengabaikan unsur penilaian yang berupa proses.Selain itu, pada pasal 59 ayat 1 dinyatakan, pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Tapi dalam UN pemerintah hanya melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa yang sebenarnya merupakan tugas pendidik.
Ketiga, aspek sosial dan psikologis. Dalam mekanisme UN yang diselenggarakannya, pemerintah telah mematok standar nilai yang tinggi, yaitu 5,5 Ini menimbulkan kecemasan psikologis bagi peserta didik dan orang tua siswa. Siswa dipaksa menghafalkan pelajaran-pelajaran yang akan di-UN-kan di sekolah ataupun di rumah.
Keempat, aspek ekonomi. Secara ekonomis, pelaksanaan UN memboroskan biaya. Tahun lalu, dana yang dikeluarkan dari APBN mencapai Rp 260 miliar, belum ditambah dana dari APBD dan masyarakat. Pada 2005 memang disebutkan pendanaan UN berasal dari pemerintah, tapi tidak jelas sumbernya, sehingga sangat memungkinkan masyarakat kembali akan dibebani biaya. Selain itu, belum dibuat sistem yang jelas untuk menangkal penyimpangan finansial dana UN. Sistem pengelolaan selama ini masih sangat tertutup dan tidak jelas pertanggungjawabannya. Kondisi ini memungkinkan terjadinya penyimpangan (korupsi) dana UN. Dan pada penyelenggaraan UAN tahun ajaran 2003/2004, Koalisi Pendidikan menemukan berbagai penyimpangan, dari teknis hingga finansial. Pertama, teknik penyelenggaraan. Perlengkapan ujian tidak disediakan secara memadai. Misalnya, dalam mata pelajaran bahasa Inggris, salah satu kemampuan yang diujikan adalah listening. Supaya bisa menjawab soal dengan baik, peserta ujian memerlukan alat untuk mendengar (tape dan earphone). Pada prakteknya, penyelenggara ujian tidak memiliki persiapan peralatan penunjang yang baik.Kedua, pengawasan. Dalam penyelenggaraan ujian, pengawasan menjadi bagian penting dalam UAN untuk memastikan tidak terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh peserta. Fungsi pengawasan ini diserahkan kepada guru dengan sistem silang--pengawas tidak berasal dari sekolah yang bersangkutan, tapi dari sekolah lain. Tapi, pada kenyataannya, terjadi kerja sama antarguru untuk memudahkan atau memberi peluang siswa menyontek. Kempat, pembiayaan. Dalam dua kali UAN, penyelenggaraannya dibebankan pada pemerintah pusat dan daerah melalui APBN dan APBD. Artinya, peserta ujian dibebaskan dari biaya mengikuti UAN. Tapi, pada tingkatan sekolah, tidak jelas bagaimana sistem penghitungan dan distribusi dana ujian (baik APBN maupun APBD). Posisi sekolah hanya tinggal menerima alokasi yang sudah ditetapkan oleh penyelenggara di atasnya. Akibatnya, walau menerima dana untuk menyelenggarakan UAN, sekolah menganggap jumlahnya tidak mencukupi, sehingga kemudian membebankannya pada peserta ujian. Caranya dengan menumpangkan pada biaya SPP atau biaya acara perpisahan.
Disini saya ingin sedikit berkomentar, walaupun UN dijadikan sebagai faktor penentu sudah seyogyanya pemerintah menetapkan standarisasi yang berbeda-beda, misalkan untuk kalangan top level (sekolah-sekolah favorit dikota besar dengan fasilitas dan kulitas pendidikan dan pengajar yang memadai) akan berbeda dengan standarisasi di middle level ataupun low level (dengan fasilitas dan kualitas pendidikan dan pengajar yang terbatas).
Tetapi memang jika meninjau di negara maju seperti Amerika, disana tidak ada ujian sejenis ini, disana para siswa yang hendak masuk ke jenjang perguruan tinggi hanya diharapkan untuk mengikuti tes sejenis psikotes untuk mengetahui minat serta kemampuan setiap individu agar mereka bisa melanjutkan kejenjang Perguruan Tinggi yang sesuai dengan kemampuan individu masing-masing.
Namun bagaimanapun, saya sebagai pribadi menganggap UAN ini sebagai ikhtiyar pemerintah untuk memajukan mutu pendidikan demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Semoga saja usaha yang dilakukan pemerintah dapat menuai hasil yang memuaskan yaitu dapat melahirkan SDM yang berkualitas dan berkompeten tentunya, amiin.

Jumat, 17 April 2009

Sejarah Musik Rock

Merunut ke belakang, harus diakui bahwa pada setiap perkembangan genre rock memang berawal dari rasa ketertindasan. Sehingga, untuk mengatasi hal itu, mereka menciptakan perlawanan melalui musik yang dalam perkambangannya semakin keras.

Tak semua sepakat mengenai asal muasal musik yang dicirikan dengan melodi cepat, keras, dan liar ini. Bahkan, perdebatan mengenai akar musik ini telah terjadi sejak awal 1950-an. Namun, semua sepakat bahwa musik rock, pada dasarnya dikembangkan oleh banyak orang yang berakar pada musik rhythm and blues (R&B) alias musik kulit hitam.

Konon, warga kulit hitam di Amerika Serikat yang dijadikan budak, mencoba menghibur diri di sela-sela istirahat mereka dengan mendendangkan musik asal Afrika tempat mereka berasal. Nada yang didendangkan tanpa menggunakan alat musik inilah yang konon menghasilkan notasi blues. Bahkan, jika menilik asal kata blues, memang berasal dari kata blue, yang identik dengan kesedihan.

Sebagian majikan warga kulit hitam yang menganut animisme ini kemudian memperkenalkan ajaran Kristen, hingga akhirnya setelah kaum budak itu merdeka mendirikan gerejanya sendiri. Di gereja inilah akhirnya mereka menggunakan alat musik dan menggabungkan musik mereka dengan musik dari Eropa.

Ternyata, dendang blues itu digemari juga oleh anak-anak majikan mereka. Seiring berkurangnya perbudakan di AS, kaum kulit hitam semakin mengembangkan musik blues dengan menggunakan alat musik warisan sang majikan (kulit putih). Maka lahirlah aliran soul, R&B, hingga akhirnya rock ‘n roll.

R&B lalu memproduksi sebuah lagu, yang oleh beberapa kalangan diklaim sebagai lagu rock ‘n roll pertama, berjudul Rocket '88, yang dinyanyikan Jackie Brenston dan direkam di Sun Records pada 1951. Empat tahun kemudian, Bill Haley merekam Rock Around the Clock dan menjadi lagu rock ‘n roll pertama yang masuk tangga lagu Billboard.

Pada perjalanannya, musik yang awalnya hanya dimainkan dan didengarkan warga kulit hitam ini, justru identik dengan musik kulit putih. Dengan masuknya black music ke telinga orang kulit putih, kemudian mempopulerkan Motown, label rekaman khusus untuk black music, yang menjadi bagian terbesar musik pop pada 1960-an.

Pada dekade inilah kemudian rock bermetamorfosa menjadi banyak genre baru. Mulai rock ‘n roll seperti The Beatles dan The Rolling Stones, hingga hard rock seperti Led Zeppelin.

Pada era 1960 dan 1970-an, nuansa blues masih terasa dari riff dan permainan solo serta efek distorsi yang hangat dan tidak terlalu kasar. Namun sudah mulai terdengar lengkingan gitar khas yang kemudian dikenal sebagai ciri metal, seperti pada musik Deep Purple, Jimi Hendrix, Led Zeppelin, dan Black Sabbath.

Dari genre inilah kemudian tumbuh berbagai cabang musik rock, seperti art rock, psychedelic rock, acid rock, hingga progressive rock, yang sebagian besar diusung kaum kulit putih. Sebut saja macam Uriah Heep, The Doors, Genesis, Yes, Pink Floyd, dan Marillion.

Semua genre itu memiliki satu ciri saat kelahirannya, yakni perlawanan terhadap kemapanan. Bahkan, perlawanan itu bukan hanya terhadap stagnasi dari musik yang tumbuh sebelumnya, tapi juga terhadap kekuasaan. Lalu bagaimana dengan sejarah musik rock di tanah air???

Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia. Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70- an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih `liar’ dan `ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Padahal kalau mau jujur, lagu-lagu yang dimainkan band- band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP. Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah dan namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.
Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band- band yang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota- kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini biasa hang out di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Menurut Krisna J. Sadrach, frontman Sucker Head, selain nongkrong, anak-anak yang hang out di sana oleh Tante Esther, owner Pid Pub, diberi kesempatan untuk bisa manggung di sana. Setiap malam minggu biasanya selalu ada live show dari band-band baru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut mengusung musik rock atau metal.
Band-band yang sering hang out di scene Pid Pub ini antara lain Roxx (Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion Of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GN’R), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga Alien Scream (Obituary). Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak yang membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal band gothic metal Getah, sedangkan Parau adalah embrio band death metal lawas Alien Scream. Selain itu Oddie, vokalis Painfull Death selanjutnya membentuk grup industrial Sic Mynded di Amerika Serikat bersama Rudi Soedjarwo (sutradara Ada Apa Dengan Cinta?). Rotor sendiri dibentuk pada tahun 1992 setelah cabutnya gitaris Sucker Head, Irvan Sembiring yang merasa konsep musik Sucker Head saat itu masih kurang ekstrem baginya.
Semangat yang dibawa para pendahulu ini memang masih berkutat pola tradisi `sekolah lama’, bangga menjadi band cover version! Di antara mereka semua, hanya Roxx yang beruntung bisa rekaman untuk single pertama mereka, “Rock Bergema”. Ini terjadi karena mereka adalah salah satu finalis Festival Rock Se-Indonesia ke-V. Mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk saat itu. Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka sudah bahagia. Saat itu stasiun radio yang rutin mengudarakan musik- musik rock/metal adalah Radio Bahama, Radio Metro Jaya dan Radio SK. Dari beberapa radio tersebut mungkin yang paling legendaris adalah Radio Mustang. Mereka punya program bernama Rock N’ Rhythm yang mengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB. Stasiun radio ini bahkan sempat disatroni langsung oleh dedengkot thrash metal Brasil, Sepultura, kala mereka datang ke Jakarta bulan Juni 1992. Selain medium radio, media massa yang kerap mengulas berita- berita rock/metal pada waktu itu hanya Majalah HAI, Tabloid Citra Musik dan Majalah Vista.
Selain hang out di Pid Pub tiap akhir pekan, anak-anak metal ini sehari-harinya nongkrong di pelataran Apotik Retna yang terletak di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Beberapa selebritis muda yang dulu sempat nongkrong bareng (groupies?) anak-anak metal ini antara lain Ayu Azhari, Cornelia Agatha, Sophia Latjuba, Karina Suwandi hingga Krisdayanti. Aktris Ayu Azhari sendiri bahkan sempat dipersunting sebagai istri oleh (alm) Jodhie Gondokusumo yang merupakan vokalis Getah dan juga mantan vokalis Rotor.
Tak seberapa jauh dari Apotik Retna, lokasi lain yang sering dijadikan lokasi rehearsal adalah Studio One Feel yang merupakan studio latihan paling legendaris dan bisa dibilang hampir semua band- band rock/metal lawas ibukota pernah rutin berlatih di sini. Selain Pid Pub, venue alternatif tempat band-band rock underground manggung pada masa itu adalah Black Hole dan restoran Manari Open Air di Museum Satria Mandala (cikal bakal Poster Café). Diluar itu, pentas seni MA dan acara musik kampus sering kali pula di “infiltrasi” oleh band-band metal tersebut. Beberapa pensi yang historikal di antaranya adalah Pamsos (SMA 6 Bulungan), PL Fair (SMA Pangudi Luhur), Kresikars (SMA 82), acara musik kampus Universitas Nasional (Pejaten), Universitas Gunadarma, Universitas Indonesia (Depok), Unika Atmajaya Jakarta, Institut Teknologi Indonesia (Serpong) hingga Universitas Jayabaya (Pulomas).
Berkonsernya dua supergrup metal internasional di Indonesia, Sepultura (1992) dan Metallica (1993) memberi kontribusi cukup besar bagi perkembangan band-band metal sejenis di Indonesia. Tak berapa lama setelah Sepultura sukses “membakar” Jakarta dan Surabaya, band speed metal Roxx merilis album debut self-titled mereka di bawah label Blackboard. Album kaset ini kelak menjadi salah satu album speed metal klasik Indonesia era 90-an. Hal yang sama dialami pula oleh Rotor. Sukses membuka konser fenomenal Metallica selama dua hari berturut-turut di Stadion Lebak Bulus, Rotor lantas merilis album thrash metal major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The 8th Ball (AIRO). Bermodalkan rekomendasi dari manajer tur Metallica dan honor 30 juta rupiah hasil dua kali membuka konser Metallica, para personel Rotor (minus drummer Bakkar Bufthaim) lantas eksodus ke negeri Paman Sam untuk mengadu nasib. Sucker Head sendiri tercatat paling telat dalam merilis album debut dibanding band seangkatan mereka lainnya. Setelah dikontrak major label lokal, Aquarius Musikindo, baru di awal 1995 mereka merilis album `The Head Sucker’. Hingga kini Sucker Head tercatat sudah merilis empat buah album.
Dari sedemikian panjangnya perjalanan rock underground di tanah air, mungkin baru di paruh pertama dekade 90-anlah mulai banyak terbentuk scene-scene underground dalam arti sebenarnya di Indonesia. Di Jakarta sendiri konsolidasi scene metal secara masif berpusat di Blok M sekitar awal 1995. Kala itu sebagian anak-anak metal sering terlihat nongkrong di lantai 6 game center Blok M Plaza dan di sebuah resto waralaba terkenal di sana. Aktifitas mereka selain hang out adalah bertukar informasi tentang band-band lokal daninternasional, barter CD, jual-beli t-shirt metal hingga merencanakan pengorganisiran konser. Sebagian lagi yang lainnya memilih hang out di basement Blok Mall yang kebetulan letaknya berada di bawah tanah.
Pada era ini hype musik metal yang masif digandrungi adalah subgenre yang makin ekstrem yaitu death metal, brutal death metal, grindcore, black metal hingga gothic/doom metal. Beberapa band yang makin mengkilap namanya di era ini adalah Grausig, Trauma, Aaarghhh, Tengkorak, Delirium Tremens, Corporation of Bleeding, Adaptor, Betrayer, Sadistis, Godzilla dan sebagainya. Band grindcore Tengkorak pada tahun 1996 malah tercatat sebagai band yang pertama kali merilis mini album secara independen di Jakarta dengan judul `It’s A Proud To Vomit Him’. Album ini direkam secara profesional di Studio Triple M, Jakarta dengan sound engineer Harry Widodo (sebelumnya pernah menangani album Roxx, Rotor, Koil, Puppen dan PAS).
Tahun 1996 juga sempat mencatat kelahiran fanzine musik underground pertama di Jakarta, Brainwashed zine. Edisi pertama Brainwashed terbit 24 halaman dengan menampilkan cover Grausig dan profil band Trauma, Betrayer serta Delirium Tremens. Di ketik di komputer berbasis system operasi Windows 3.1 dan lay-out cut n’ paste tradisional, Brainwashed kemudian diperbanyak 100 eksemplar dengan mesin foto kopi milik saudara penulis sendiri. Di edisi-edisi berikutnya Brainwashed mengulas pula band-band hardcore, punk bahkan ska. Setelah terbit fotokopian hingga empat edisi, di tahun 1997 Brainwashed sempat dicetak ala majalah profesional dengan cover penuh warna. Hingga tahun 1999 Brainwashed hanya kuat terbit hingga tujuh edisi, sebelum akhirnya di tahun 2000 penulis menggagas format e-zine di internet (www.bisik.com). Media-media serupa yang selanjutnya lebih konsisten terbit di Jakarta antara lain Morbid Noise zine, Gerilya zine, Rottrevore zine, Cosmic zine dan sebagainya.
29 September 1996 menandakan dimulainya sebuah era baru bagi perkembangan rock underground di Jakarta. Tepat pada hari itulah digelar acara musik indie untuk pertama kalinya di Poster Café. Acara bernama “Underground Session” ini digelar tiap dua minggu sekali pada malam hari kerja. Café legendaris yang dimiliki rocker gaek Ahmad Albar ini banyak melahirkan dan membesarkan scene musik indie baru yang memainkan genre musik berbeda dan lebih variatif. Lahirnya scene Brit/indie pop, ledakan musik ska yang fenomenal era 1997 – 2000 sampai tawuran massal bersejarah antara sebagian kecil massa Jakarta dengan Bandung terjadi juga di tempat ini. Getah, Brain The Machine, Stepforward, Dead Pits, Bloody Gore, Straight Answer, Frontside, RU Sucks, Fudge, Jun Fan Gung Foo, Be Quiet, Bandempo, Kindergarten, RGB, Burning Inside, Sixtols, Looserz, HIV, Planet Bumi, Rumahsakit, Fable, Jepit Rambut, Naif, Toilet Sounds, Agus Sasongko & FSOP adalah sebagian kecil band-band yang `kenyang’ manggung di sana.
10 Maret 1999 adalah hari kematian scene Poster Café untuk selama- lamanya. Pada hari itu untuk terakhir kalinya diadakan acara musik di sana (Subnormal Revolution) yang berujung kerusuhan besar antara massa punk dengan warga sekitar hingga berdampak hancurnya beberapa mobil dan unjuk giginya aparat kepolisian dalam membubarkan massa. Bubarnya Poster Café diluar dugaan malah banyak melahirkan venue- venue alternatif bagi masing-masing scene musik indie. Café Kupu- Kupu di Bulungan sering digunakan scene musik ska, Pondok Indah Waterpark, GM 2000 café dan Café Gueni di Cikini untuk scene Brit/indie pop, Parkit De Javu Club di Menteng untuk gigs punk/hardcore dan juga indie pop. Belakangan BB’s Bar yang super- sempit di Menteng sering disewa untuk acara garage rock-new wave-mellow punk juga rock yang kini sedang hot, seperti The Upstairs, Seringai, The Brandals, C’mon Lennon, Killed By Butterfly, Sajama Cut, Devotion dan banyak lagi. Di antara semuanya, mungkin yang paling `netral’ dan digunakan lintas-scene cuma Nirvana Café yangterletak di basement Hotel Maharadja, Jakarta Selatan. Di tempat ini pulalah, 13 Januari 2002 silam, Puppen `menghabisi riwayat’ mereka dalam sebuah konser bersejarah yang berjudul, “Puppen : Last Show Ever”, sebuah rentetan show akhir band Bandung ini sebelum membubarkan diri.

Rabu, 15 April 2009

KPU butuh support

Pemilu legislatif baru saja kita lalui bersama dengan melakukan pencontrengan terhadap wakil rakyat di TPS - TPS yang telah disediakan. Tetapi baru saja kita melalui tahap pencontrengan dan sedang berada pada tahap penghitungan suara, tidak sedikit dari berbagai elemen masyarakat menuai protes keras atas hasil sementara yang telah diumumkan lewat quick count. Sebagian besar dari mereka memprotes atas kinerja dari KPU yang telah melakukan kesalahan dalam penetapan DPT, mereka juga meminta agar dilakukan pemilu ulang.
Disini saya hanya ingin menyoroti bahwa memang hajat besar yang telah dilaksanakan negara ini kurang tertata dengan baik, khususnya dalam menetapkan DPT. Memang sangat dimaklumi sekali dengan waktu yang singkat KPU diharuskan menetapkan DPT dalam pemilu. Di tingkat desa saja banyak orang-orang yang memiliki KTP lebih dari satu, begitu mudahnya birokrasi kita ditingkat bawah dalam membuatkan KTP yang tentunya akan mempersulit KPU dalam mendata penduduk di suatu tempat yang berhak menyampaikan hak suaranya tersebut.
Dalam hal ini sudah seharusnya KPU untuk memperbaiki proses yang dilakukan dalam melakukan pendataan DPT dalam pemilu, menurut saya akan lebih efisien, efektif dan valid dalam melakukan pendataan, jika dalam pembuatan KTP untuk WNI langsung tersambung ke pusat, artinya setiap WNI yang memiliki KTP hanya memiliki satu nomor KTP. Tidak mudah memang, tetapi dengan proses step by step saya yakin itu bisa terealisasi.
Walaupun KPU dalam menetapkan DPT menuai banyak protes, tetapi tentunya ini hanya sebagai pembelajaran KPU dalam memperbaiki kinerjanya yang nantinya akan berpengaruh dalam pilpres. Jadi tidak semudah itu melakukan pemilu ulang atau penggantian strukturisasi dalam KPU, karena untuk melakukan pemilu ulang harus sesuai dengan prosedur-prosedur yang berlaku yang telah ditetapkan, anggaran yang akan dikeluarkanpun patut dipertimbangkan. Begitu pula dalam melakukan penggantian strukturisasi jabatan dalam KPU, karena untuk melakukan penggantian tentunya harus melalui prosedur yang berlaku pula. Dalam melakukan perekrutan atau pemilihan ketua dan atau anggota saja harus melalui berbagai macam seleksi yang sangat sengit, tetapi jika memang ada yang masih mengusulkan dan atau mendesak presiden agar mengganti ketua KPU dan anggotanya, tentunya lebih memakan waktu, kinerja yang telah dilakukan toh juga baru separo jalan, dan yang sekarang telah menduduki jabatan tersebut itu adalah yang terbaik diantara yang lain. Jadi memang jangan lantas selalu menyalahkan KPU, disini KPU justru butuh support dalam menyelesaikan tugas yang telah dibebankan berupa saran dan kritik yang membangun.
Saya melihat yang sekarang terjadi adalah seperti pertandingan sepak bola, yang kalah lantas menyalahkan wasitnya. Tidak selalu mereka yang menang juga diuntungkan karena kinerja KPU. Jadi sudah seyogyanya mereka yang kalah dalam pemilu legislatif ini tentunya harus bisa legowo (ikhlas) sesuai dengan obyektivitas yang ada. Alangkah baiknya juga kalau siapaun yang lolos menjadi pemenangnya untuk bisa saling bahu-membahu mendukung pemerintahan menyelesaikan persoalan bangsa dan bukannya saling menyalahkan satu sama lain karena yang dibutuhkan bangsa ini bukannya konflik, bukannya saling ejek atau pun saling menyalahkan. Yang dibutuhkan bangsa ini adalah lepas dari krisis multidimensi yang saat ini masih membelenggu Indonesia.

Selasa, 14 April 2009

Java Script dan Open Source

Javascript diperkenalkan pertama kali oleh Netscape pada tahun 1995. Pada awalnya bahasa yang sekarang disebut JavaScript ini dulunya dinamai “LiveScript” yang berfungsi sebagai bahasa sederhana untuk browser Netscape Navigator 2 yang sangat populer pada saat itu. Kemudian sejalan dengan giatnya kerjasama antara Netscape dan Sun (pengembang bahasa pemrograman “Java”) pada masa itu, maka Netscape memberikan nama “JavaScript” kepada bahasa tersebut pada tanggal 4 desember 1995. Pada saat yang bersamaan Microsoft sendiri mencoba untuk mengadaptasikan teknologi ini yang mereka sebut sebagai “Jscript” di browser milik mereka yaitu Internet Explorer 3.

JavaScript adalah bahasa pemrograman yang berbasis prototipe yang berjalan pada sisi klien yang khusus digunakan untuk halaman web agar halaman web menjadi lebih hidup. Kalau dilihat dari suku katanya, kata JavaScipt terdiri dari dua suku kata, yaitu Java dan Script. Java adalah Bahasa pemrograman berorientasi objek, sedangkan Script adalah serangkaian instruksi program. Secara fungsional, Javascript digunakan untuk menyediakan akses script pada objek yang dibenamkan ( embedded ).

Javascript dikembangkan secara terpisah, Javascript bersifat open language, yaitu dapat digunakan oleh siapapun tanpa harus membayar lisensi, sama halnya dengan open source, boleh digunakan secara gratis. Pengertian dari open source sendiri yaitu software yang kode programnya disediakan oleh pengembangnya untuk umum agar dapat dipelajari cara kerjanya, diubah atau dikembangkan lebih lanjut, dan disebarluaskan. Suatu program dengan lisensi Open Source berarti program tersebut membuka kode programnya bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya, caranya dengan menyertakan kode program bersama dengan distribusi paket program yang sudah jadi (hasil kompilasi). Dengan penyertaan kode program tersebut, pembeli atau pengguna program dapat membedah program tersebut, melakukan modifikasi sesuai dengan kebutuhannya, bahkan memperbaiki -Bug- atau kesalahan logika dalam program tersebut.

Dari sisi bahasa, JavaScript adalah bahasa pemrograman, yang berorientasi obyek dan bersifat dinamis. Bahasa pemrograman dinamis seperti JavaScript, Perl, PHP, Python, dan Ruby awalnya didisain untuk skrip. Kini bahasa tersebut mengalami kenaikan popularitas. Banyak program yang tadinya ditulis dengan bahasa pemrograman statis seperti C, C++, Java kini ditulis dalam bahasa dinamis. Bahasa JavaScript memiliki kemiripan dengan bahasa pemrograman fungsional dengan fasilitas lambda, dan closures. JavaScript berbeda dengan Java, dan awalnya bukan dikembangkan Sun tapi oleh Netscape. Saat ini JavaScript telah distandardisasi oleh ECMA sebagai ECMAScript (ECMA-262).

JavaScript kini makin matang, popularitas AJAX (Asynchronous JavaScript and XML) menjadikan JavaScript seperti ditemukan kembali, dan dianggap bahasa serius. Salah satu faktor yang menarik JavaScript adalah sifat “viral”nya. Dan ini baik bagi mereka yang tertarik mempelajari. Dengan mudah orang dapat bisa melihat source code dari suatu aplikasi JavaScript. Sehingga seperti halnya HTML, hal itu menjadikan orang mudah mempelajari. Sekali lagi model Open Source menjadikan orang mudah untuk belajar. Teknologi yang terbuka akan mengakselerasi teknologi itu sendiri.

Satu hal yang perlu ditekankan adalah bahwa program / software yang Open Source tidak selalu tersedia secara gratis. Tetap ada biaya yang dikeluarkan untuk membeli program tersebut. Contoh, Sistem Operasi RedHat Linux, program Linuxnya tetap dibeli dengan harga yang murah. Perbedaannya dengan Close Source yaitu, pada program yang Closed Source, paket program tidak dapat didistribusikan lagi selain oleh pembuat / vendor program tersebut. Jika ada distribusi yang bukan oleh vendor program tersebut, maka itu dianggap sebagai pembajakan software. Atau dengan kata lain program yang Closed Source tidak dapat didistribusikan secara bebas, kecuali oleh vendor program tersebut. Sedangkan software yang Open Source, dapat didistribusikan secara bebas oleh siapapun. Paket program juga dapat digandakan secara bebas.

Tujuan Open Source sebenarnya ingin menghilangkan ketergantungan terhadap vendor program, dimana vendor bisa saja bertindak seenaknya. Dalam program yang Closed Source vendor bisa saja menyisipkan kode - kode yang mungkin dapat membahayakan pengguna program, dan menghilangkan privasi pengguna. Selain itu, Open Source juga bertujuan menyediakan software yang mudah dijangkau oleh masyarakat luas, dan menghindari pengerukan keuntungan yang berlebihan oleh vendor. Esensi dari Open Source sendiri sebenarnya untuk meningkatkan budaya saling berbagi, dalam artian untuk saling berbagi ilmu dan pengetahuan untuk kemajuan bersama.

Perbedaan antara Free software dengan Open source antara lain :

Open Source

Free Software

Tujuan Utama

Kesempurnaan Aplikasi

Kesempurnaan bukan merupakan prioritas,kemerdekaan pengguna yang utama

Aplikasi Turunan

Diijinkan untuk menjadi close source

Harus sama dengan pendahulunya Source harus tetap free.

Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa Free sudah tentu Open, tetapi Open Source belum tentu Free Software. Tetapi sebenarnya Free Software pun dapat diperjual belikan (dikomersilkan) dengan catatan Source-nya harus disertakan.

Berdasarkan uraian diatas juga dapat disimpulkan bahwa masa depan untuk JavaScript mempunyai prospek yang baik, menurut Gartner (analis pasar luar negeri) menyatakan bahwa 85% perusahaan di Asia Pasifik, Eropa dan Amerika Serikat telah menggunakan Open Source (termasuk JavaScript) dan 15% akan beralih mulai menggunakan OpenSource di tahun ini, dengan alasan murah dan tidak bergantung pada satu platform atau satu vendor saja. Bahkan menurut Bob Sutor dari IBM menyatakan bahwa masa depan adalah milik OpenSource. Sun yang merupakan perusahaan komersial saja sedari tahun 2007 telah melisensikan Javanya dengan GPL 2, menjadikannya free software dan hasilnya revenue sun meningkat, popularitas java makin meningkat dikalangan developer, bebas untuk diimplementasikan dimana saja tanpa perlu membayarkan lisensi ke sun. Sun memperoleh revenue dari support dan produk turunan yang mereka jual ke developer dan konsumen.

Begitu juga di Indonesia, pemerintahan Indonesia juga mendukung untuk selalu menggunakan dan mengembangkan OpenSource, pemerintah juga telah membentuk suatu program/gerakan dengan nama IGOS yang merupakan sebuah semangat gerakan untuk meningkatkan penggunaan dan pengembangan perangkat lunak sumber terbuka ( Open Source Software ), di Indonesia. IGOS dideklarasikan pada 30 Juni 2004 oleh 5 kementerian, yaitu :

  1. Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Menristek),
  2. Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo),
  3. Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Depkumham),
  4. Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara,
  5. dan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).

Gerakan ini melibatkan seluruh stakeholder TI (akademisi, sektor bisnis, instansi pemerintah, dan masyarakat) yang dimulai dengan program untuk menggunakan perangkat lunak sumber terbuka di lingkungan instansi pemerintah.Dan saat ini beberapa instansi pemerintah dan pemerintah daerah (pemda) sudah menjajaki penggunaan open source pada komputer-komputer mereka. "Depaertemen Sosial, Mahkamah Konstitusi , Komisi Pemberantasan Korupsi, Pemda Aceh, Sragen, Malang, dan Pemda Kebumen sudah mulai menggunakan open source. Bahkan dengan gerakan tersebut para pengembang OpenSource sudah memiliki distro Linux yaitu BlankOn dan telah banyak mengembangkan program-program, dari open office, program untuk perbankan, hingga program untuk rumah sakit (yang OpenSource tentunya).

Jumat, 10 April 2009

Kemenangan Partai Demokrat

Hasil resmi dari KPU tentang pemenang Pemilu 2009 memang belum keluar karena masih menunggu perhitungan manual yang memakan waktu berhari-hari. Namun dari hasil Quick Count 10 April 2009 menunjukkan kedigdayaan Partai Demokrat. Sungguh kemenangan luar biasa mengingat Partai Demokrat termasuk partai yang baru mengikuti Pemilu 2 kali (termasuk sekarang ini). Partai yang di bina oleh Bapak Susilo Bambang Yudoyono sebagai Presiden saat ini dan sebagai calon Presiden yang diusung oleh Partai Demokrat tersebut hingga kini berdasarkan Quick Count memperoleh suara kurang lebih 21% jauh diatas PDI Perjuangan dan Golkar yang memperoleh suara kurang lebih 14%.
Berdasarkan hasil survey yang penulis lakukan, rata-rata mereka yang memilih Partai Demokrat itu hanya memandang sosok Pak SBY yang berdedikasi baik. Bahkan ada beberapa orang yang berseberangan partai dengan partai yang dibina Pak SBY tersebut mengatakan " Apapun partainya, Presidennya tetap Pak SBY". Sungguh luar biasa influence yang diberikan oleh orang nomor 1 di Indonesia itu kepada masyarakat, terutama kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Mereka yang mendukung SBY berpendapat, banyak dari mereka yang merasakan bahwa SBY itu presiden yang sangat peduli dengan masyarakat. Beberapa kebijakan dan atau hasil kinerja pemerintahan SBY :
1. Utang luar negri terselesaikan
2. Bantuan Langsung Tunai (BLT)
3. Pemberantasan Korupsi yang tanpa pandang bulu (bahkan besannya sendiri juga kena, 'sungguh dilematis').
4. Sertifikasi Guru dan Dosen negeri tanpa memandang golongan (yang sering menimbulkan kecemburuan dengan pegawai negri yang lain), dll.
Memang cukup baik kinerja dari pak SBY, banyak yang sudah merasakan imbasnya, mereka yang tidak tahu tentang turunnya harga minyak dunia saja mengatakan bahwa dari zamannya Pak Sukarno, baru kali ini ada Presiden yang berhasil menurunkan harga BBM sampai dua kali. Pak SBY juga merupakan Presiden idola dari ibu-ibu, mereka berkomentar bahwa Pak SBY itu orangnya sopan, bertanggung jawab, kebapakkan dan gagah. Memang sungguh luar biasa image
dari sosok SBY di kalangan masyarakat luas.
Sebenarnya disini penulis hanya ingin berkomentar bahwa sah-sah saja mereka mengidolakan pak SBY sebagai calon Presiden yang kuat, tetapi memang jika kita melihat perolehan suara di media elektronik sekarang ini hanya Pak SBY menurut saya yang lebih "mending" menduduki kursi kepresidenan untuk periode 2009-2014 di bandingkan dengan yang lain karena lebih berkompeten. Keinginan dan harapan saya secara pribadi jika Pak SBY terpilih sebagai Presiden lagi :
1. Mohon tuntaskan kasus lumpur lapindo brantas (jangan diikutkan sebagai bencana alam yang ditanggung oleh negara/ ikut pemutihan) karena jelas-jelas itu bukan bencana alam.
2. Saya lebih cocok jika pasangan Pak SBY yang menduduki sebagai wakil Presidennya yaitu Pak Hidayat Nurwahid.
3. Batasi atau mungkin diminimalisasi kaum pengusaha yang menduduki kabinet pemerintahan.
4. Dukung terus semangat KPK dalam memberantas korupsi tanpa pandang bulu.
5. Dominasi kabinet pemerintahan dari kalangan kaum muda yang mempunyai dedikasi yang tinggi dan berkompeten.
6. Dukung dan implementasikan gerakan IGOS dalam penggunaan open source.
7. Perhatikan kaum petani, nelayan dan pengangguran untuk mengurangi tingkat kriminalitas.
8. Canangkan program sekolah gratis 9/12 tahun.



Kamis, 09 April 2009

Jatuhnya Foker 27

Belum lama kita dikejutkan tragedi Situ Gintung di Tanggerang, kali ini tragedi yang menelan 24 korban meninggal menimpa 6 kru pesawat dan 18 penumpang, anggota parkhas dan siswa diklat paralayang tempur TNI AU saat pesawat Foker 27 milik TNI AU dengan nomor registrasi A 2703 yang di kendarai itu jatuh dan menghantam hanggar unit Aircraft Service (ACS) milik PT. Dirgantara Indonesia di pangkalan udara Hussein Sastranegara, Bandung Jawa Barat. Akibat kecelakaan itu yang terlihat rusak paling parah adalah pesawat milik Deraya yang tertimpa komponen sayap center wing Foker milik TNI. Pesawat NC 212-200 itu rencananya akan dikirim kembali akhir pekan setelah selesai dikerjakan. 1 pesawat (Boeing) 737 juga tertabrak, tetapi tidak terlalu parah.
Ini merupakan kecelakaan pesawat TNI AU yang keempat kalinya dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Antara lain pada Januari 2008 helikopter jenis Twin Pack S 58 T milik pangkalan TNI-AU Lanud Pekanbaru jatuh di perkebunan kelapa sawit di Desa Ogom, Riau saat melakukan latihan rutin. Selanjutnya pesawat jenis Casa 212 milik Skadron 4, Lanud Abd Saleh, jatuh di jurang di Kampung Tegal Lilin, Pasir Gaok, Kecamatan Tenjolaya, Kaki Gunung Salak, Bogor 26 Juni 200 menewaskan lima kru dan 13 penumpang.
Memang kita semua sudah sering sekali mendengarkan dan hampir bosan dengan berita-berita tentang kecelakaan pesawat, dan memang Estimasi penyebab kecelakaan saja yang dapat kita ketahui dari media. Pasca kecelakaan, laporan penyelidikan tim yang ditunjuk tidak pernah dipublikasikan. Padahal, keterbukaan informasi merupakan pertanggungjawaban maskapai komersial, termasuk TNI kepada publik atas penggunaan alat utama persenjataan yang dibiayai negara. Bagaimanapun, transparansi sebab-sebab pesawat jatuh sangat penting diketahui publik.
Tetapi belum ada keterangan resmi penyebab pesawat jatuh. Namun diduga kuat pesawat jatuh karena gagal landing akibat tersambar petir yang mengenai atap pesawat yang pada saat itu terjadi hujan yang sangat deras. Konon, pesawat TNI AU jenis F-27 yang jatuh tersebut juga termasuk kategori pesawat tua yang telah berusia 30 tahun, yang akan segera dipensiunkan. Selain faktor usia pesawat, dan faktor cuaca buruk, kondisi bandar udara/lanud Husein Sastranegara, juga perlu dicermati. Mengutip pendapat Capt R Muh Syafei, mantan Pilot Garuda Indonesia kepada koran ini, sejak dulu Bandara Hussein Sastranegara memang dikenal sebagai bandara yang memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi, masuk dalam bandara dengan grid IV, atau yang paling sulit. Pilot pengalaman yang harus melewati bandara ini, setidaknya kapten saja harus pengalaman dua tahun menjadi kapten agar bisa melakukan take off atau landing.
Kerap terjadinya kecelakaan pesawat terbang menunjukkan adanya ketidakberesan. Upaya peningkatan kualitas penerbang dan sistem keselamatan pesawat sebelum terbang ternyata belum mampu menangkal kejadian serupa. Anehnya, kasus-kasus kecelakaan tersebut hanya menjadi rekam sejarah pahit tanpa ada upaya evaluasi. Selama ini yang menjadi penyebab rentetan peristiwa kecelakaan tak pernah secara transparan diungkap kepada khalayak. Malah, seakan-akan ada upaya penutupan informasi. Apakah kontrol kelayakan pesawat secara teknis sebelum terbang kurang optimal?
Tetapi disini penulis ingin mengomentari, jika memang karena faktor cuaca, toh sudah seharusnya mereka yang akan melakukan penerbangan (kapten) sudah dapat memprediksikan jika akan terjadi cuaca buruk dan mem pending nya dahulu demi safety. Penulis juga pernah membaca salah satu artikel, bahwa pesawat dapat terbang atau beroperasi secara maksimal jika usia pesawat tidak lebih dari 30 tahun. Tetapi tidak tahu mengapa kita tidak bisa belajar dari pengalaman (seringnya terjadi kecelakaan), sudah sewajarnya jika kita lebih pintar dalam mengantisipasi terjadinya kecelakaan pesawat karena seringnya terjadi accident.


Rabu, 01 April 2009

Open Source dan Perkembangannya


Jika diartikan menurut arti kata, - Open Source- dalam bahasa Indonesia berarti Kode Terbuka. Kode yang dimaksud disini bukanlah kode morse, ataupun kode sandi, tetapi kode yang dimaksud disini adalah Kode Program. Kode Program yang dimaksud adalah perintah - perintah yang diketikkan berdasarkan logika yang benar.
Suatu program dengan lisensi Open Source berarti program tersebut membuka Kode Programnya bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya, caranya dengan menyertakan kode program bersama dengan distribusi paket program yang sudah jadi (hasil kompilasi). Dengan penyertaan kode program tersebut, pembeli atau pengguna program dapat membedah program tersebut, melakukan modifikasi sesuai dengan kebutuhannya, bahkan memperbaiki -Bug- atau kesalahan logika dalam program tersebut. Contoh program yang Open Source adalah Linux. Dalam setiap distribusinya vendor Linux juga menyertakan Kode Program Linux.
Satu hal yang perlu ditekankan adalah bahwa program / software yang Open Source tidak selalu tersedia secara gratis. Tetap ada biaya yang dikeluarkan untuk membeli program tersebut. Contoh, misalnya Sistem Operasi RedHat Linux, program Linuxnya tetap dibeli dengan harga yang murah. Lalu, apa bedanya Open Source dengan -Closed Source-
Pada program yang -Closed Source-, paket program tidak dapat didistribusikan lagi selain oleh pembuat / vendor program tersebut. Jika ada distribusi yang bukan oleh vendor program tersebut, maka itu dianggap sebagai pembajakan software. Atau dengan kata lain program yang -Closed Source- tidak dapat didistribusikan secara bebas, kecuali oleh vendor program tersebut. Sedangkan software yang Open Source, dapat didistribusikan secara bebas oleh siapapun. Paket program juga dapat digandakan secara bebas.
Tujuan Open Source sebenarnya adalah ingin menghilangkan ketergantungan terhadap vendor program, dimana vendor bisa saja bertindak seenaknya. Dalam program yang -Closed Source- vendor bisa saja menyisipkan kode - kode yang mungkin dapat membahayakan pengguna program, dan menghilangkan privasi pengguna.
Selain itu, Open Source juga bertujuan menyediakan software yang mudah dijangkau oleh masyarakat luas, dan menghindari pengerukan keuntungan yang berlebihan oleh vendor.
Distro

adalah bundel dari kernel Linux, beserta sistem dasar linux, program instalasi, tools basic, dan program-program lain yang bermanfaat sesuai dengan tujuan pembuatan distro. Linux bisa didapatkan dalam berbagai distribusi (sering disebut Distro). Ada banyak sekali distro Linux, diantaranya :
RedHat, distribusi yang paling populer, minimal di Indonesia. RedHat merupakan distribusi pertama yang instalasi dan pengoperasiannya mudah.
Debian, distribusi yang mengutamakan kestabilan dan kehandalan, meskipun mengorbankan aspek kemudahan dan kemutakhiran program. Debian menggunakan .deb dalam paket instalasi programnya.
Slackware, merupakan distribusi yang pernah merajai di dunia Linux. Hampir semua dokumentasi Linux disusun berdasarkan Slackware. Dua hal penting dari Slackware adalah bahwa semua isinya (kernel, library ataupun aplikasinya) adalah yang sudah teruji. Sehingga mungkin agak tua tapi yang pasti stabil. Yang kedua karena dia menganjurkan untuk menginstall dari source sehingga setiap program yang kita install teroptimasi dengan sistem kita. Ini alasannya dia tidak mau untuk menggunakan binary RPM dan sampai Slackware 4.0, ia tetap menggunakan libc5 bukan glibc2 seperti yang lain.
SuSE, distribusi yang sangat terkenal dengan YaST (Yet another Setup Tools) untuk mengkonfigurasi sistem.SuSE merupakan distribusi pertama dimanainstalasinya dapat menggunakan bahasa Indonesia.
Mandrake, merupakan varian distro RedHat yang dioptimasi untuk pentium. Kalau komputer kita menggunakan pentium ke atas, umumnya Linux bisa jalan lebih cepat dgn Mandrake.
WinLinux, distro yang dirancang untuk diinstall di atas partisi DOS (WIndows). Jadi untuk menjalankannya bisa di-klik dari Windows. WinLinux dibuat seakan-akan merupakan suatu program aplikasi underWindows.
Tetapi nampaknya gaung gerakan IGOS (Indonesia goes open source) nampaknya semakin tenggelam dengan maraknya kampanye Pemilu 2009 dan sederetan kasus-kasus “aneh” yang muncul di layar kaca kita. Serupa dengan gerakan-gerakan lain yang dicanangkan oleh pemerintah seperti gerakan hemat BBM, gerakan hemat listrik, gerakan anti-korupsi dsb. Nampaknya IGOS juga bisa jadi hanya sekedar wacana belaka. Meriah dan penuh dengan gegap gempita di awal pencanangannya untuk kemudian segera “dicampakkan” dan “dilupakan” begitu saja.
Saya tak tahu pasti mengapa hal ini bisa terjadi. Hal yang pasti adalah bahwa untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat itu bukan pekerjaan mudah seperti membalik telapak tangan. Ada banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik itu yang mendukung maupun faktor yang menghambat. Keteladanan mungkin masih menjadi masalah klasik yang sejak dulu melanda negeri ini. Lihat saja “nasib” Pancasila yang dulunya begitu diagung-agungkan di sana sini. Bagaimana penerapannya pada masa sekarang? Rupanya “sejuta” penataran tidaklah cukup untuk menjadikan Pancasila sebagai bagian dari masyarakat kalau tak ada figur yang bisa dijadikan contoh teladan bagaimana kehidupan yang Pancasilais dan itu kembali kepada keteladanan dari para pemimpin.
Begitu pula dengan nasib IGOS yang nampaknya belum bisa kita lihat sisi keteladanannya dari para pemimpin kita. Kalau ada mungkin hanya dicontohkan oleh DepKomInfo atau sebangsanya. Bukankah pemerintah itu bukan hanya DepKomInfo dkk saja? Coba aja dicek, berapa persen aparat pemerintah yang udah dengan sadar melaksanakan IGOS. Jangankan melaksanakan IGOS, lebih parah lagi mungkin banyak yang tidak tahu apa itu IGOS.
Sebenarnya pemerintah bisa saja sedikit “memaksakan” IGOS untuk diterapkan pada masyarakat. Dengan menerbitkan aturan yang mengharuskan penggunaan software open source di lingkungan pemerintahan. Hal ini bisa saja dilaksanakan karena pemerintah memang memiliki otoritas untuk itu. Kalau tidak dipaksa, mungkin banyak yang tak mau melaksanakannya. Sayang sekali, cara seperti ini kelihatannya juga bisa jadi tak akan berhasil. Hal yang sama juga pernah diterapkan pada gerakan-gerakan lain yang dicanangkan pemerintah tetapi juga tidak memberikan hasil yang signifikan.
Hal lain yang agaknya menjadi penghambat adalah mayoritas warga negara Indonesia enggan (:baca malas) mempelajari sesuatu yang baru (apalagi sesuatu yang susah). Saya sendiri sudah merasakan bagaimana “susahnya” menginstall suatu software open source karena memang caranya agak berbeda dengan yang sudah biasa dikenal sejak kecil (tinggal next-next-next maksudnya). Akan tetapi, ternyata itu hanyalah masalah kebiasaan saja. Dengan terus mencoba akhirnya juga akan terbiasa juga dan menjadi terasa mudah. Kalau semenjak kecil sudah dikenalkan dengan “produk-produk” open source maka mungkin kita akan menganggapnya mudah dan menyenangkan.