Kamis, 25 Agustus 2011

Rekomendasi Tradisi yang Fitri

Tak terasa 1 Syawal hampir di penghujung bulan, tinggal hitungan hari lagi Ramadhan bakal ditinggalkan. Beragam persiapan yang dilakukan untuk menyambut hari yang fitri tengah dipersiapkan oleh sebagian orang. Ada yang sibuk mempersiapkan untuk mudik, ada juga yang telah mempersiapkan untuk membuat ketupat atau hidangan saat lebaran. Momentum kemeriahan saat lebaran merupakan pemanis tambahan untuk meramaikan detik-detik dimana sebagian muslim diantara kita benar-benar mendapat predikat the winner. Memang pada dasarnya acara mudik, kumpul-kumpul ataupun pesta-pesta, telah menjadi satu paket seremonial yang seolah telah melekat dan mendarah daging pada masyarakat dan tak heran pula kalau akhirnya acara-acara tersebut telah menjadi tradisi. Dan acara-acara tersebut sah-sah saja dilakukan saat lebaran tiba, selama itu tidak berlebihan dan melampaui batas.

Salah satu tradisi "recomended" yang telah ada sejak sebelum aku lahir di kampung halamanku adalah tradisi saling memberi parcel antar keluarga dan antar tetangga "irim-iriman". Tradisi ini memang telah melekat dan terus berjalan hingga sekarang, seorang adik memberi parcel kepada sang kakak, seorang anak memberi parcel kepada orang tuanya, seorang keponakan memberi parcel kepada om/tantenya, dan antar tetangga saling memberi parcel. Adapun isi parcel tersebut sangat variatif tergantung dari kemampuan masing-masing personal, namun yang seolah telah menjadi syarat utama dari isi parcel tersebut adalah terdapat gula dan teh.

Senin, 15 Agustus 2011

Momentum Yang Tak Terlupakan

Lebih dari sebulan tak bersua di blog membuat jari jemariku terasa gatal dan ingin rasanya menari-nari diatas keyboard laptop jadulku. Akhirnya hari ini tepat dimana umat Muslim tengah menjalankan puasanya di bulan Ramadhan yang ke 15, aku menyempatkan diri untuk sekedar melepas rindu dan sedikit mencairkan kebekuan yang ada di celah-celah otakku. Kali ini aku ingin sedikit menceritakan beberapa momentum yang telah aku lewatkan untuk menuliskannya pada diary onlineku ini.

Sesuai dengan sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW bahwa ada tahapan dimana seorang muslim sebelum menikah dianjurkan untuk melalui tahap Khitbah, ini dibuktikan ketika Muhammad SAW mengkhitbah Siti Khadijah kepada walinya dan Ali bin Abi Thalib saat mengkhitbah Fatimah binti Muhammad. Dan syukur Alhamdulillah tepatnya pada tanggal 3 Juli 2011 saya telah mengkhitbah seorang wanita muslimah yang berasal dari kota Cirebon pada orang tuanya. Tak ada masa pacaran saat-saat sebelum khitbah, hanya dengan Istikharahlah kami berdua yakin bahwa Allah telah menunjukkan jalan kepada kami untuk mengikat tali pernikahan. Acara pernikahanpun insya Allah akan diselenggarakan pada petengahan bulan Oktober.

Persiapan pernikahanpun sedikit demi sedikit telah diselesaikan, hingga melalui tahap Pra wedding. Secara pribadi aku tak begitu interest dengan acara yang menurutku absurd mengenai makna, tujuan dan manfaatnya itu, bagiku acara tersebut hanya mendatangkan banyak mudharat dibandingkan dengan manfaatnya. Namun dikarenakan itu semua adalah permintaan dari calon mertuaku, maka dengan sangat terpaksa akupun mengiyakan untuk menjadi objek pemrotetan bersama dengan calon istriku. Tak kalah akal, diawal sebelum aku mengiyakan permintaannya, aku membuat komitmen kepada calon mertuaku tersebut bahwa diacara pra wedding nanti aku tak mau sedikitpun menyentuh calon istriku dengan alasan dia masih belum mukhrimku, dan akhirnya mungkin dengan perasaan kecewa ia pun mengiyakan permintaanku.