Sabtu, 20 Februari 2010

Musti Berfikir 100x Untuk Nikah Siri

Memperhatikan suasana negara akhir-akhir ini yang masih mangalami polemik dalam hal untuk menetapkan RUU tentang nikah siri, akhirnya sayapun menuliskan postingan yang mungkin ketinggalan zaman ini, he he he.... nikah siri yang saat ini menuai banyak kontroversi ini kerap menjadi topik utama dalam setiap berita diberbagai media, ada yang mendukung dibentuknya rancangan RUU dengan hukuman pidana bagi yang melakukannya dan ada pula yang tidak setuju dengan rencana pembentukan RUU tersebut.
Mereka yang mendukung ataupun yang tidak setuju masing-masing memiliki alasan kuat dalam mempertahankan statement-nya itu. Bagi yang mendukung disahkannya rancangan RUU memiliki pendapat dalam hal hak-hak yang dimiliki seorang istri dalam hal, perwalian, warisan atau pembagian harta dan lain sebagainya masih bersifat tabu/absurd dan hanya menguntungkan si suami, demikian pula bagi yang tidak setuju dengan disahkannya RUU tersebut, mereka beralasan bahwa itu adalah sah dalam hukum ajaran islam (dari pada melakukan zina) dan jika memang pelaku nikah siri itu dikenai hukuman pidana, lalu bagaimana dengan pezina???
Dilematis memang, mana yang musti di tegakkan dulu??? antara hukum agama (fiqh) dan hukum negara??? atau memang fiqh menumpang dalam hukum negara atau mungkin juga sebaliknya.
Menurut pengamatan bodoh saya, nikah siri hukumnya sah-sah saja selama sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku (tentunya menurut fiqh), namun dengan dilegalkannya nikah siri tentunya jangan serta merta di salah gunakan untuk sekedar pemuas nafsu yang legal saja (menurut versi pelaku), nikah siri juga benar-benar dilakukan secara transparan didepan saudara, wali, teman, kerabat dan tentunya yang menikahkan dari kedua belah pihak anatara calon istri dan calon suami. Pelaku nikah siri juga harus bisa dan mampu bertanggung jawab langsung secara vertikal kepadaNya. Karena nikah siri juga merupakan salah satu peristiwa unik yang ada dalam Islam, maka pelaku nikah siripun harus menjalankan semua peraturan, norma dan konsekuensinya menurut ajaran agama Islam. Dalam hal ini negarapun tidak dapat intervensi dalam mengatur hukum islam (fiqh) yang sejak dahulu telah ada (bahkan sebelum Indonesia merdeka).
Tapi jika melihat keadaan masyarakat Indonesia yang heterogen dan telah dipengaruhi oleh berbagai culture dari luar, saya adalah salah seorang yang kurang sependapat dengan adanya nikah siri, tentunya dikarenakan masyarakat kita yang rata-rata kurang bisa menghargai hak orang lain dan kurang bertanggung jawab atas perilaku dirinya sendiri yang dapat merugikan salah satu pihak atau si sitri tentunya (walaupun dengan dalih " dari pada zina " untuk melakukan nikah siri namun akhirnya aturan-aturan yang adapun tidak diaplikasikan dan seakan lekang dimakan waktu), saya rasa hanya beberapa orang saja yang mampu melakukan nikah siri (nikah beneran aja pada runyam, apalagi nikah siri, he he he....). Dan saya rasa pemerintah juga terlalu berlebihan (lebay, he he...) jika sampai pelaku nikah siri dikenai hukuman pidana (bagaimana dengan nasib para PSK dan pezina???? jika pelaku nikah siri saja dikenai hukuman). Biarlah si pelaku langsung bertanggung jawab secara vertikal kepadaNya karena nikah siri hanya ada dalam Islam, dan hanya Dialah yang berhak mengetuk palu dalam pengadilan yang sesungguhnya.

Rabu, 17 Februari 2010

Dilematika Antara Selembar Ijazah dan ber-Entrepreneur

"Pilihlah yang terbaik dalam hidupmu dengan menggunakan skala prioritas", ya itulah memang sepenggal kalimat yang sering dilontarkan orang bijak atau orang yang mungkin berpura-pura jadi bijak ketika kita terhimpit dalam pilihan hidup yang sulit. Hal tersebut juga pernah dialami oleh saya saat saya dihadapkan oleh dua pilihan hidup yang sangat membingungkan, ya saya yang notabene tengah menekuni dunia entrepreneur hingga lebih dari 3 tahun tersebut dan tengah mereauk hasil dari usaha yang telah saya lakukan selama 3 tahun silam kemarin dihadapkan oleh problematika yang seolah menuntut saya agar semangat dalam menyelesaikan tesis karena memang status saya hingga saat ini adalah seorang mahasiswa. Terang saja hal tersebut telah sedikit melemahkan spirit entrepreneur saya dalam melebarkan sayap.
Saat itu saya berfikiran bahwa untuk menjadi orang sukses dibutuhkan totalitas yang intens atau tidak setengah-setengah (antara ber-entrepreneurship dan menyelesaikan tesis). Pikiran sayapun menggiring pada statement yang mengatakan bahwa sebenarnya yang dicari orang dalam menjalankan hidup adalah finance atau mendapatkan profit sebanyak-banyaknya untuk bekal dunia-akhirat dan dengan status saya sebagai seorang entrepreneur, sayapun beranggapan bahwa seorang entrepreneur tidak membutuhkan selembar ijazah apapun guna menjalankan wirausaha atau melebarkan sayap jenis usaha apapun, akhirnya saat itu yang ada di pikiran bodoh saya mengatakan kalau akan lebih baik jika saya meninggalkan studi yang hanya tinggal selangkah lagi (yakni menyelesaikan tesis) dan menseriusi dunia wirausaha. Bahkan sayapun langsung mengingat-ingat tentang beberapa kisah sukses Bill Gate, Donald Trump, Bob Sadino hingga Purdi E Chandra yang memang drop out dari kampusnya untuk menseriusi bidang wirausahanya.
Pikiran konyol sayapun mengatakan jika saya hanya membuang waktu untuk menyelesaikan tesis akan lebih baik jika menseriusi wirausaha saya, karena memang hanya dengan mendapatkan pofit sebanyak mungkin yang dibutuhkan oleh seseorang dalam melangsungkan hidup. Namun hati kecil ini tak bisa dibohongi bahwa akan mubadzir jika tesis ini saya tinggalkan.
Sungguh dilematis memang......tapi Alhamdulillah dengan melakukan sedikit trik dari salah satu sepupu saya yakni dengan berbicara dengan diri sendiri dan sedikit sharing dengan beberapa orang yang saya anggap pantas untuk diajak share akhirnya sayapun memutuskan untuk tetap menyelesaikan studi saya yang tinggal selangkah dan tetap menseriusi wirausaha saya dengan tidak melebarkan sayap terlebih dahulu (ide untuk mengembangkan wirausahapun terpaksa saya pendam dulu untuk digali kembali saat saya telah menyelesaikan studi saya). Karena memang yang dibutuhkan seorang mahasiswa dalam menyelesaikan tesis atau skripsi dan bahkan disertasi adalah keseriusan yang konsisten untuk tetap fokus. Sayapun sadar kalau saya bukanlah seorang Bill Gate, Donald Trump, Bob Sadino ataupun Purdi E Chandra, setidaknya dengan bisa memiliki selembar ijazah S2, saya akan lebih comfort dalam melangsungkan hidup dan lebih tenang dalam menjalankan wirausaha yang sering mengalami fluktuatif yang tidak kecil dalam mendapatkan profit, sayapun yakin kalau semuanya itu tidak akan ada yang sia-sia dan selalu ada hikmah di balik semuanya.
Dalam hal ini sepenggal kalimat yang telah disampaikan oleh beberapa orang bijak yakni dengan memilih salah satu yang terbaik diantara beberapa atau dua pilihanpun saya abaikan karena saya fikir akan mubadzir jika saya meninggalkan satu diantara dua pilihan tersebut (kata maafpun saya haturkan kepada orang bijak, he he he...) dan karena saya yakin saya mampu menjalankan dua pilihan tersebut walaupun memang berat rasanya namun dengan optimisme dalam diri yang tak terbendung ini dan seolah 1000% meyakini dan mengatakan bahwa Allah tidak akan memberi ujian hidup kepada makhluknya diluar batas kemampuan makhlukNya tersebutpun akhirnya saya siap untuk melangkah dengan menerima secara legowo segala konsekuensinya. Sekarang sayapun bisa sedikit tersenyum dan hanya bisa berharap serta memohon dengan berdo'a kepadaNya agar dua pilihan tersebut dapat saya kerjakan dengan selaras dan sebaik mungkin, amiin.....

Sabtu, 13 Februari 2010

Alhamdulillah, Dua Puluh Empat Tahun Sudah....

Pagi tadi saat pertama kali membuka mata tuk bangun dari sebuah peristirahatan yang telah aku nikmati ternyata rintik hujan sedang berjatuhan di salah satu belahan kecil bumiNya yaitu di kota Semarang (kota dimana aku jadi seorang anak kos), namun hal itu tak menyurutkan niatku untuk tetap bangun dari tidurku guna menghadap kepadaNya serta membuat postingan sederhana yang menyiratkan bahwa hanya perasaan gembira dan untaian rasa syukur tak terhingga yang ku ucapkan kepadaNya. Kenapa tidak, tepat 24 tahun yang lalu, Allah telah resmi mendeklarasikan seorang jabang bayi dengan nama Ginanjar Wiro Sasmito tuk lahir ke bumi agar bisa menikmati kekuasaan dan kebesaranNya serta agar beribadah kepadaNya. Di hari yang khusus namun tak begitu spesial inipun aku hanya bisa terus bersyukur atas segala nikmatNya yang telah diberikan kepadaku bahwa pagi ini aku masih bisa menghirup udara segarNya, bahwa pagi ini aku masih diperkenankan tuk menikmati sebatang rokok dan secangkir kopi, bahwa pagi ini juga aku masih diberi kesempatan tuk buat postingan ini.
Sebagai umat muslim, kontribusi saya dalam memperjuangkan agamaNya belum seberapa, dibanding dengan ego saya dalam memperjuangkan diri sendiri, namun terus terang diri ini kerap diliputi rasa dilematis yang tinggi saat ditengah-tengah dua pilihan yang sama pentingnya, antara diri sendiri dan agamaNya. Maafkan aku ya Allah.... kenapa aku mesti ragu???
Kini dengan bertambahnya usia yang juga berarti berkurang jatah hidup didunia yang fana ini aku merasa belum banyak yang telah kuperbuat untuk memegang teguh dan menjalankan amanah dariNya agar bisa menjadi seorang khalifah yang selalu memperjuangkan agamaNya, namun dengan diiringi spirit tuk selalu introspeksi diri yang mendalam atas segala kesalahan, kebodohan, kedzaliman yang telah kuperbuat baik kepada diri sendiri, sesama manusia, sesama mahlukNya, kepada alam dan kepadaNya, banyak harapan yang ingin aku raih dalam hidup yang hanya sekedar mampir minum saja, namun hanya harapan terbesar yang ingin kuraih setiap saat , setiap waktu dan setiap detik, yakni agar selalu bisa memperbaiki diri tuk jadi pribadi yang lebih baik dengan semangat baru yang selalu ter update dan agar senantiasa dapat memaknai arti hidup yang senantiasa diridhoiNya.
Sekali lagi Terima kasih ya Allah.... sungguh Engkau Maha Baik....!!!!!!!!!!!!!

Selasa, 09 Februari 2010

Kriminalisasi Dalam Facebook

Salah satu jenis situs jejaring yang mampu menyaingi ketenaran dari friendster adalah facebook, situs ini bahkan telah menjalar keberbagai penjuru di seluruh dunia dan untuk di Indonesia setiap waktu dan setiap saat hampir semua orang menggunakan facebook guna menghilangkan kepenatan, sekedar chatting, main game, syiar agama, promosi sesuatu bahkan sebagai media guna melakukan tindak kriminal. Saat ini ketenaran friendster tempo doeloe bisa dikatakan hampir tengah lekang dimakan waktu seiring dengan ketenaran facebook yang semakin membooming (sebooming kasus Sammy, pentolan band Kerispatih yang terjerat kasus narkoba, he he he....).
Penggunaan situs jejaring yang telah dibuat oleh Mark Zuckerberg membawa berbagai dampak bagi diri seseorang, baik dampak positif maupun negatif. Kali ini saya akan mencoba membahas dampak negatif dari penggunaan Facebook, karena saya yakin para pembaca postingan saya kali ini adalah manusia-manusia baik yang mafhum akan etika dalam menggunakan facebook.
Siang tadi saat makan siang di Warteg (Warung Tegel, eh Warung Tegal maksudnya, he he he...) dan melihat tayangan televisi yang saat itu channelnya tengah menayangkan berita di tanah air, hampir beberapa kali dalam berita tersebut membahas mengenai kriminalisasi facebook yang saat ini sedang meraja lela, kenapa tidak, pemanfaatan facebook yang dipandang sebagian orang lebih banyak mengandung unsur mudharatnya itu telah benar-benar diadopsi guna melakukan berbagai tindak kriminal, mulai dari perdagangan wanita, transaksi ilegal, penipuan hingga penculikan.Aksi-aksi tersebut telah membuat geram berbagai kalangan, penggunaan facebook pun mulai membuat resah sebagian masyarakat (sungguh penjahat yang pintar, ga gaptek,,,!!! he he he...), beberapa kasus memang dapat terkuak oleh pihak berwajib tapi sisanya ??? Bahkan di beberapa kantor saat ini juga tengah rajin melakukan berbagai operasi kepada karyawannya yang sedang ketagihan situs jejaring tersebut hingga stadium 4 yang berdampak pada kinerja yang kurang optimal.
Dari berbagai problematika tersebut, yang dibutuhkan oleh para pengguna facebook hanyalah etika, etika tidak hanya dibutuhkan di dunia nyata namun di dunia maya juga. Laiknya didunia nyata, di dunia maya juga terdapat aturan-aturan yang wajib diaplikasikan oleh user ketika menjelajah di cyber world. Dalam berbagai kasus yang mulai merebak itulah seharusnya pemerintah ataupun pihak berwajib lebih gencar dalam mensosialisasikan UU ITE yang sudah dibentuk untuk lebih benar-benar ditegakkan. Atau mungkin akan lebih baik jika para pengguna facebook, identitas yang telah terregister dilinierkan dengan no.KTP masing-masing yang telah dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (Just for 17+, mungkin ga ya??) jadi tingkat cybercrime lebih bisa diminimalis.
Sebenarnya dampak negatif atau positif, manfaat atau mudharat dalam penggunaan facebook atau apapun tergantung dari diri kita masing-masing, Jadi Kharam ataupun khalal juga tergantung dari yang menggunakannya, pisau bisa jadi khalal atau kharam semuanya tergantung pada anda.

Sabtu, 06 Februari 2010

Hidup Memang Bukan Sekedar Urusan Perut

Kemarin saat tengah didera berbagai macam kesibukan dalam mengaplikasikan spirit entrepreneurship di tanah kelahiran Brebes yang gersang nan panas itu, tiba-tiba suara telepon selular dari balik celana saya berbunyi, langsung saja saya terima panggilan tersebut yang ternyata dari ibu saya tercinta, beliau mengabarkan bahwa keponakan beliau (tentunya sepupu saya) akan melangsungkan operasi kanker payudara tepat jam 13.00 WIB di RS Siaga Medika Banyumas dan beliau menginginkan agar saya mengantarkan beliau dengan keluarga yang lain ke kota dimana sepupu saya akan melangsungkan operasinya itu. Sungguh dilematis, saya yang konon sedang didera semangat entrepreneur hingga stadium 4 dan telah memiliki schedule untuk sepekan kedepan saat liburan di tanah kelahiran memiliki secamam mandat dari sosok orang yang paling saya cintai tersebut.
Akhirnya schedulepun saya update dan sayapun mengiyakan mandat dari orang yang paling saya hormati itu. Namun saya kembali mengatakan ke ibu saya bahwa saya tidak bisa menginap dikarenakan masih banyak urusan yang mesti saya selesaikan dan syukur Alhamdulillah beliaupun mengabulkan sedikit interupsi dari anaknya yang nakal ini. Perjalanan dari Brebes ke Banyumas kurang lebih 3-4 jam, kamipun baru meluncur ke kota Banyumas saat pukul 16.00 WIB (saat operasi sepupu saya telah sukses dilangsungkan) dikarenakan masih ada beberapa urusan yang mesti saya selesaikan terlebih dahulu.
Setibanya di RS. Medika Siaga kota Banyumas yaitu sekitar pukul 19.00 WIB kamipun langsung memanfaatkan waktu sebaik, seefektif dan seefisien mungkin guna memberi sedikit petuah dan spirit kepada sepupu saya yang tengah didera musibah dikarenakan kami harus balik ke kota yang terkenal dengan telor asinnya tersebut (Brebes) sekitar pukul 21.00 WIB. Di sela-sela waktu itupun saya langsung melakukan interaksi dengan sepupu saya guna memberi sedikit pencerahan yang mungkin sangat membosankan bagi dia, bahwa sesungguhnya Allah tidak akan memberi musibah/cobaan kepada makhlukNya diluar batas kemampuan makhlukNya tersebut maka dari itu bersabarlah dan sesungguhnya di balik kesulitan selalu ada kemudahan yang masih menjadi rahasiaNya, tapi saat itu ada kalimat terakhir yang saya ucapkan dan membuat sepupu saya serta suaminya sedikit tertegun yaitu Shodaqoh bisa menjadi tolak bala.
Tepat pukul 22.00 WIB (diluar schedule kami) kamipun langsung berpamitan untuk pulang ke Brebes. Selama perjalanan pulang terlintas diotak saya bahwa ada pelajaran yang sangat berarti dan berharga bagi saya yakni sesibuk apapun seseorang dalam mencari financial, seberapapun semangatnya seseorang dalam mencari profit atau mungkin se Bete apapun seseorang dalam menjalankan hidupnya (mending mati aja ya??? he he he....), sebagai makhluk yang telah didoktrin sebagai makhluk sosial luangkanlah waktu untuk senantiasa menjalin silaturrahmi dengan sesama, jenguk dan hiburlah teman, sanak, kerabat yang tengah didera musibah, dengan menjenguk dan menghibur orang yang terkena musibah terang saja rasa Syukur kita kepadaNya semakin meningkat (semoga). Karena memang hidup bukan hanya sekedar urusan perut.

Senin, 01 Februari 2010

Renungan Di Tengah-Tengah Peraduan

Di keheningan malam dengan intensnya rintikan air hujan yang menetes ke bumi.
Dan ditengah-tengah khusyu'nya orang-orang sholeh yang tengah melaksanakan ritual tahajud.
Serta irama jangkrik dan kodok yang saling bersautan dengan kompaknya.
Saat semua orang tengah dalam peraduan untuk merelaksasikan jiwa, fisik dan pikirannya.
Ku terbagun dalam sebuah peristirahatan yang sedang kunikmati.
Pikirankupun terngiang akan nikmatMu yang telah Kau berikan padaku.
Entah tak terkira dan tak terhitung saat kucoba mengingat nikmat-nikmatMu yang Kau berikan untukku.
Hatiku bergetar saat ku ingat betapa baiknya Engkau padaku.
KebaikanMu sungguh sangat berarti dan berharga bagiku.
Malu rasanya diri ini ketika aku mengingat dosa-dosa yang telah kuperbuat padaMu.
Bodoh rasanya diri ini saat berulang kali aku melakukan kesalahan padaMu.
Entah berapa kalkulasi kesalahan, kejahilan, kedzaliman serta kelalaian yang telah kuperbuat.
Sedangkan aku tahu Engkau tak pernah lalai ataupun tidur.
Akupun tahu kalau Engakau Maha melihat dan Maha Mendengar.
Namun mengapa kerap kali aku menganggapMu tak melihat dan tak mendengar???
Mengapa jua kerap kali aku lupa dan lalai kepadaMu??
Padahal jiwa ini terasa hampa saat aku tak mengingatMu.
Hati ini selalu gundah gulana dan diliputi kebimbangan saat aku tak menyandarkan segala problematika hidup kepadaMu.
Sungguh aku ini salah satu makhlukMu yang tak tau berterima kasih.
Rapor merah mungkin telah aku dapatkan dengan sempurna.
Tapi sebenarnya aku tak sudi mendapatkan predikat manusia yang merugi di mataMu.
Aku juga tak mau diabaikan begitu saja olehMu.
Ya Allah... ampunilah makhlukMu yang kecil tapi bandel ini.
Bimibinglah terus agar tetap stagnan dan istiqomah di jalan yang Engkau Ridho'i.
Jewerlah aku ketika aku mencoba tuk melupakan dan melalaikanMu.
Karena aku yakin Engkau adalah Maha Pengasih, Penyayang serta Maha Penerima taubat.
Dan akupun sangat yakin kalau Engkau yang empunya adzab yang sangat pedih.......