Selasa, 14 September 2010

Absurdnya Esensi Sungkeman Saat Idul Fitri

Mumpung masih dalam suasana Idul Fitri diawal kalimat saya mau ngucapin "Taqobbalallahu minna wa minkum Siyamana Wa Siyamakum, Selamat meraih kemenangan di hari raya Idul Fitri 1431 H".
Dalam merayakan hari raya Idul Fitri, hampir dari setiap individu ataupun keluarga memiliki beragam rutinitas yang variatif yang seolah telah menjadi tradisi bagi mereka, dari mulai bersilaturrahmi, sungkem-sungkeman (meminta ma'af), kumpul-kumpul bareng keluarga, Halal Bi Halal, berziarah ke makam saudara, berwisata ataupun dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang sangat tercela, misal dengan berpesta ria ataupun bermabuk-mabukkan (Na'udzubillah). Demikian pula dengan rutinitas yang telah menjadi tradisi dalam keluarga saya yang terkadang menjadi suatu aktivitas yang menjemukan, yakni sungkem-sungkeman (Bermaaf-maafan).
Menurut paradigma bodoh saya, kegiatan sungkeman tak harus dilakukan pasca Ramadhan telah usai, kegiatan sungkeman justru seharusnya dan seyogyanya dilakukan sebelum Ramadhan tiba, ini dikarenakan agar selama menjalankan ibadah di bulan suci kita benar-benar telah meng-clear-kan segala macam urusan antar sesama manusia dan dapat berkonsentrasi untuk menjalin hubungan dengan sang Khalik sehingga dalam menjalankan ibadah, keikhlasan dan pahala kita tidak terhalang lagi oleh urusan duniawi (sesuai dengan do'anya Jibril kepada Tuhannya yang diamini oleh Uswah kita). Namun demikian sayapun belum faham betul apakah memang kegiatan sungkeman pasca menjalankan Sholat I'ed itu ada tuntunan atau syariatnya???
Kalau boleh usul, kegiatan pasca Sholat I'ed selain bersilaturrahmi dan berkumpul-kumpul bareng keluarga akan lebih baik jika diisi dengan suatu perenungan (I'tikaf) apakah ibadah kita selama di bulan suci benar-benar telah maksimal??? serta mempersiapkan diri untuk menjalankan sunnah Rasulullah lainnya yaitu dengan menjalankan puasa Syawal dan mempersiapkan untuk menjalankan ibadah secara konsisten/istiqomah walau Ramadhan telah usai, sedangkan kegiatan sungkeman yang terkesan monoton tidak harus selalu dilakukan saat Idul Fitri tiba, karena pada dasarnya saling memaafkan adalah suatu anjuran yang harus dilakukan oleh setiap muslim saat terjadi perselesihan, kesalahpahaman ataupun pendzaliman antar sesama baik disengaja ataupun tidak tanpa memandang apakah hari itu hari senin, selasa, rabu, kamis, jum'at, sabtu ataupun minggu. Jadi pada dasarnya, menurut analisa bodoh saya kegiatan saling memaafkan itu adalah baik, namun jangan jadikan hal tersebut suatu rutinitas yang bersifat wajib saat Idul Fitri tiba, karena kegiatan saling memaafkan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

2 komentar:

  1. Sama-sama sahabat Selamat Idul Fitri Mohon maaf lahir & bathin, semoga bulan Ramdhan tahun ini membawa berkah bagi kita semua.

    BalasHapus
  2. I'tikaff memang kbiasaan yang sangaatt baguss.. tapi jrang diantara mreka yang melakukan kbiasaan ato tuntunan ini..

    BalasHapus