Minggu, 17 Oktober 2010

Mengapa Harus Saya???

Kenapa saya??? mengapa harus saya??? mengapa bukan orang lain saja?!!! padahal ada berjuta-juta dan bahkan bermilyar-milyar manusia di bumi ini... begitulah kira-kira kalimat yang terlontar dengan spontan saat manusia ditimpa suatu musibah. Seolah tidak dapat menerima dan menentang apa yang telah digariskan oleh tuhan, manusia selalu menanyakan hal-hal yang sebenarnya bersifat kausatif (setidaknya ditinjau berdasarkan pikiran yang logis). Penentangan tersebut biasanya didasarkan atas pola pikir kita yang terlalu sempit dan kurang memaknai esensi dari musibah itu sendiri.

Pada dasarnya musibah yang diberikanNya kepada manusia adalah salah satu bentuk perwujudan kasih sayangNya (Ar-rahman dan Ar-rahim) kepada kita dengan cara-cara yang terkadang merepotkan kita. Musibah sendiri bisa berupa kesenangan maupun kesedihan yang sebenarnya adalah suatu bentuk suatu ujian, sejauh mana manusia bisa survive dan melaluinya dengan cara-cara yang tentunya diridhoiNya. Tuhan memang memiliki cara sendiri dalam melimpahkan kasih sayangNya yang terkadang sulit dipahami oleh manusia hingga terkadang banyak penentangan yang terjadi atas apa yang diberikan tuhan kepada kita. Namun sudah seharusnya agar segala yang diberikan tuhan kepada kita untuk selalu disyukuri supaya kita senantiasa mengingat atas segala kekuasaan dan kebaikanNya. Bukankah sebagai makhlukNya kita diharuskan untuk selalu mengingatnya dalam keadaan apapun, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, gembira ataupun sedih, susah atau senang, sehat maupun sakit???

Tipikal manusia memang lebih bisa menerima musibah berupa kebaikan dibanding dengan kesusahan atau kesengsaraan. Ketika ditimpa kesengsaraan dengan entengnya manusia mengatakan kenapa harus saya?? namun sebaliknya saat tuhan memberikan kesenangan maupun kebaikan kepada kita, apakah kita juga mengatakan hal yang serupa??? kenapa harus saya yang menerima segala kebaikan dan kesenangan ini??? jika dibandingkan antara kesenangan/kebaikan dan kesedihan yang diberikan tuhan kepada kita tentunya akan jauh lebih banyak kebaikan/kesenangan yang telah kita terima, namun mengapa kita selalu menentang, su'udzon (berperasangka buruk) kepadaNya??? disinilah sebenarnya rasa syukur dan kesetiaan kita diuji olehNya. Loyality dan Greatfulnes secara absolut sudah sewajibnya kita berikan hanya kepadaNya secara utuh tanpa terkecuali. Bukankah dalam ajaran Islam diajarkan bahwa "Syukur akan lebih memberikan kebaikan dalam hidup". Dengan selalu bersyukur pula jarak antara tuhan dan makhlukNya akan semakin dekat dan semakin dekat, hingga tuhanpun akan selalu mengingat kita manakala kita juga selalu mengingatNya.

1 komentar:

  1. selalu bersyukur dan percaya kepada kekuasaanNYA mungkin itu akan memberikan kebaikan kepada kita semua.

    BalasHapus