Senin, 06 Juni 2011

Mereka Benci Dengan Kemiskinan

Kemiskinan tak jarang dijadikan alasan klise masyarakat kita dalam menghadapi suatu permasalahan. Secara kompak dan tanpa dikomando mereka sangat rajin untuk saling menyalahkan satu sama lain, ada yang menyalahkan silsilah keturunan mereka, sebagian ada yang dengan lantangnya memberikan sumpah serapah terhadap aparat pemerintahan dan bahkan tak sedikit pula yang melakukan aksi protes kepada Sang Maha Kuasa. Secara tak sadar terkadang kitapun terbius atas keadaan mereka dan seolah mengamini apa yang dilakukan masyarakat yang selalu mengatasnamakan rakyat miskin dengan alasan rasa empati dan simpati terhadap situasi dan kondisi.

Berdasarkan studi pustaka yang telah saya lakukan dalam salah satu Mu'jizat yang telah diberikan kepada seorang yang patut kita jadikan trend setter, yakni Muhammad SAW, bahwa sesungguhnya Sang Maha Kaya tidak pernah memberikan kemiskinan pada manusia, Dia hanya memberikan kekayaan dan kecukupan, FirmanNya tersebut tertuang dalam QS : An-Najm : 48. Dari awal Dia telah mempersiapkan manusia untuk untung, kaya, kuat, sehat, selamat dan sebagainya. Kalaupun yang terjadi terhadap manusia adalah keadaan yang sebaliknya, itu semua adalah kesalahan manusianya sendiri. Bukankah segala kebaikan itu berasal dari Dia dan segala keburukan berasal dari manusia sendiri?

Secara fundamental Sang Maha Kaya sangat menganjurkan dan mengajarkan hamba-hambaNya agar menjadi kaya. Ini terbukti melalui beberapa firmanNya, hadist-hadist nabi dan bahkan dicontohkan langsung oleh sang Nabi akhir zaman. Bukankah Muhammad merupakan entrepreneur yang saat menikah dengan istrinya yang pertama memberikan mas kawin unta sebanyak -+ 20 ekor + 12 ons emas, beliau memiliki al-qashwa (unta pilihan) (ingat saat itu unta merupakan alat transportasi yang sangat mewah), keledai pilihan dan beliau juga telah melakukan perdagangan hingga ke seluruh semenanjung timur tengah, bukankah ini menandakan bahwa saat itu Muhammad adalah seorang Milyarder?? Begitu pula dengan beberapa sahabat Rasulullah, seperti Umar bin Khattab, Abdurrahman bin Auf dan Usman bin Affan yang ternyata adalah trilyuner. Subhanallah.....

Begitulah memang keadaan tokoh-tokoh zaman dahulu yang patut dijadikan teladan bagi kita, dengan kekayaannya mereka mudah dalam memberikan pengaruh yang sangat kuat saat menyebarkan ajaran agama islam. Bahkan mereka sangat benci dengan kefakiran karena kefakiran dekat dengan kekufuran, Umar bin Khattab pun pernah mengatakan jika kemiskinan itu berbentuk manusia maka sudah aku hempaskan pedangku ke lehernya. Jadi sebenarnya kemiskinan bukanlah merupakan ajaran agama yang dibawa Muhammad SAW karena memang tidak ada satu ayat/hadistpun yang mengajarkan kepada manusia agar menjadi miskin, namun demikian di beberapa ayat dan hadist memang disampaikan tentang menyikapi kemiskinan. Sudah saatnya kita semua bermuhasabah kepada diri kita masing-masing dalam menyikapi kemiskinan yang melanda negeri pertiwi ini dengan memperbanyak amal kebaikan (shadaqah : tenaga, pikiran dan harta) kepada sesama.

2 komentar:

  1. inspirasi sekali tulisan mimin, alhamdulillah, terimaskasih min :-D

    BalasHapus
  2. pada dasarnya kemiskinan bisa diatasi oleh masing-masing manusia dengan cara berikhtiar dan bertawakal .

    BalasHapus