Rabu, 13 Januari 2010

Gusti Allah Memang Maha Adil

Saat seminggu lalu pulang kampung untuk mengontrol usaha saya yang tengah berjalan, saya sempatkan diri untuk nongkong di warung kopi langganan saya, sambil melepas rasa kangen saya sama kopi hitamnya yang kental dan gorengannya yang masih panas merekah juga untuk ngobrol-ngobrol sama orang-orang yang biasa nongkrong di warung itu. Setibanya disana warung masih kelihatan sepi karena saat itu jam tangan saya baru menunjukkan pukul 07.00 WIB, ga pakai basa basi sayapun langsung memesan 1 gelas kopi panas sambil menikmati mendoan (tempe goreng tepung yang digoreng setengah matang).
Tak lama kemudian ada orang dengan wajah lesu dengan sebatang rokok yang masih dinikmatinya masuk ke warung tersebut, kemudian dengan nada yang kurang besemangat dia pun langsung memesan 1 gelas kopi, baru berselang sekitar 5 menit ada seorang lagi dengan wajah yang ceria masuk ke warung tersebut dan memesan 1 gelas teh hangat.
Tak lebih dari 10 menit kami pun langsung bertegur sapa untuk memulai sebuah obrolan dan akhirnya obrolan kami pun mulai mengalir, orang dengan wajah lesu tersebut ternyata adalah seorang sopir truk dump (truk yang di fasilitasi dengan pompa hidrolik, biasanya untuk mengangkut bahan bangunan, seperti pasir dan batu), yang ternyata punya masalah dengan setorannya, " ya lagi musim hujan begini mana ada orang yang butuh pasir atau batu mas,,,, jadi tarikan lagi sepi mas..." begitulah kira-kira keluhan dari sopir truk dump tersebut, namun dia juga mengatakan " kalau saat-saat penghujan seperti ini yang omzetnya bagus ya sopir angkot mas, karena orang-orang juga males kalau tiap kali pake motor terus kehujanan, tapi mau gimana lagi emang kayaknya sudah diatur sama Gusti Allah kok ....", keluhan sopir tuck dump tersebut langsung disahut saja sama orang dengan wajah ceria dan sumringah yang ternyata dia itu adalah petani, "Emang mas semuanya itu sudah ada yang ngatur, Alhamdulillah saat ini rezeki ngalir ga cuma buat sopir angkot, tapi buat petani juga mas, kamipun saat ini sudah bisa tersenyum...". Dari beberapa obrolan tersebut, rasa kagum sayapun bangkit kembali sama sang Pemberi Rezeki, Subhanallah.... begitulah mungkin ucapan yang sudah sewajibnya diucapkan oleh seorang muslim, betapa hebatnya sang Maha Adil membagi rezekiNya ke setiap makhlukNya tanpa pandang bulu hanya dengan melakukan perubahan musim, pada musim kemarau sang sopir truk dump bisa mengais rezeki sebanyak-banyaknya hingga kebanyakan order, namun hal tersebut tak berlaku untuk sopir angkot, demikian pula saat musim kemarau, petani bisa dengan sumringahnya menebarkan senyuman pedagang durian sama rambutan juga tentunya, tapi apakah hal tersebut juga berlaku untuk para nelayan??? tidak tentunya.
Ini memang telah diatur sedemikian rupa oleh sang Maha Pengatur Kehidupan, ada saat-saat tertentu untuk mengejar rezeki dunia, namun ada pula waktu-waktu tertentu yang mungkin sebenarnya harus di gunakan untuk ber taqarrub terhadapNya guna mengejar rezeki di akhirat kelak, namun kadang kita telah dibuat lalai oleh kepentingan dunia yang hanya bersifat semu belaka, "Lha wong sebenarnya dunia ini adalah milik Gusti Allah kok, jadi yang berhak ngatur ya Dia dong, kita kan wajibnya cuma ikhtiar dan berdo'a aja....." lanjut pembicaraan saya menanggapi obrolan kami bertiga.

5 komentar:

  1. masya Allah...

    emank Allah SWT memang segalanya

    BalasHapus
  2. salam kenal, semoga berkenan untuk membalas komen ni...

    BalasHapus
  3. Tidak usah ditanyakan lagi keadilan gusti Allah...hanya perlu kita renungkan dan laksanankanlah segala perintahnya

    BalasHapus
  4. kenggungan tuhan memang hebat ya...
    Blog U nice juga sobat

    BalasHapus