Minggu, 11 April 2010

Memanasnya Suasana Negara Yang Tak Kunjung Usai

Salah satu hits milik sang maestro Iwan Fals dengan fansnya yang mengatasnamakan OI (orang Indonesia) yang berjudul "Tikus-Tikus Kantor" kembali tenar seiring dengan beberapa kasus yang terjadi di jagat saentero ini. Kenapa tidak, lagu tersebut seolah mewakili beberapa "aktor" kriminal yang telah dengan santai dan sikap innocentnya melakukan kedzaliman terhadap seluruh masyarakat Indonesia. Dengan ulah yang sengaja dilakukan hanya oleh beberapa orang atau kelompok itu membuat suasana negara tercinta ini menjadi panas, masyarakatpun menjadi korban dari keserakahan dan kerakusan mereka, sebut saja mulai dari kasus Century yang tak berujung, Markus (makelar kasus) hingga kasus sang "bintang baru" yang benama Gayus Tambunan.
Seiring dengan kasus yang tengah memanas di Nusantara ini saya secara pribadi angkat topi dan memberikan apresiasi sebesar-besarnya terhadap seseorang ataupun kelompok yang telah berani mengungkap kebejadan yang dilakukan hingga merugikan banyak pihak. Namun saya sendiri sering dibuat bingung dengan beberapa kasus seperti KKN yang melanda tanah pertiwi ini, memang tidak sedikit kasus yang telah terungkap dan diketahui siapa dalang yang mengatur semuanya, namun tak jarang pula kasus tersebut dapat diselesaikan secara hukum dengan segala pertimbangan yang seadil-adilnya untuk memberikan konklusi bahwa yang salah dinyatakan salah dan yang benar dikatakan benar dengan prosedur yang sesungguhnya hingga semuanya dapat terselesaikan dengan baik. Apakah semuanya itu hanya sebuah rekayasa politik?? Pengalihan perhatian (kasus dulmatin)?? atau memang supremasi hukum di Indonesia ini hanyalah berlaku untuk orang yang tidak mampu secara finansial??? atau itu memang sulit untuk dipecahkan hingga mentok pada seorang Diktator dengan tawanya yang kejam dan memiliki kekuasaan yang absolut?? naudzubillah, kiranya hanya Allah lah yang tau itu semua.
Bangsa ini sudah cukup muak dengan segala ulah beberapa orang yang merugikan banyak pihak, rakyatpun sudah mulai bosan dengan semua kesemrawutan yang justru berawal dari wakil rakyat yang mereka pilih sendiri, alam pun kiranya telah merasa jenuh dengan stagnasi yang terjadi pada iklim politik yang kerap memanas hingga menyulut emosi masyarakat yang sebenarnya cinta damai. Namun semoga saja Allah SWT tidak murka terhadap apa yang telah dilakukan oleh insanNya yang berbuat onar dan ulah hingga insan yang lain menjadi korban dari kemurkaanNya itu.
Terkadang sayapun berfikir mau dibawa kemana bangsa ini kalau rata-rata orang (kaum mayoritas) yang menduduki jabatan penting guna mengatur administrasi negara, keamanan negara, kesejahteraan rakyat serta kestabilan sosial-politik ini dengan mudahnya mencaplok sesuatu yang sebenarnya bukan haknya, melahap rakus demi perutnya yang senantiasa merasa lapar, menendang lawan dan bahkan teman yang tidak mau menuruti ambisi gilanya itu serta berpura-pura apa yang telah dilakukannya itu demi kepentingan rakyat dan negara.
Dimana sebenarnya hati nurani mereka?? apakah Engkau telah mengunci hati mereka hingga mereka tidak memiliki kepekaan untuk senantiasa instropeksi diri??? hingga mereka acuh terhadap keadaan negara??? hingga mereka apatis dengan orang yang masih sering mengganjal perutnya dengan sebuah batu tuk menahan rasa laparnya??? hingga kemunafikkan telah mendarah daging didalam jiwanya??? ya Allah ingatkanlah mereka dengan caraMu sendiri, ingatkan kami pula agar senantiasa menjaga tanah pertiwi ini dengan damai dan sentosa.

2 komentar:

  1. MORU -----> Moral Rusak, itulah gambaran untuk para petinggi di negeri ini, bagaimana tidak rusak Sob, kalau Moralnya baik tidak mungkin mereka berkelakuan rakus kayak gini Sob...

    BalasHapus
  2. Waduuhh... klo bicara isu politik, kepala q puyeng, bro... qta cuma disuguhi cerita kayak dunia wayang... siapa dalangnya, selalu gak jelas... qta rakyat kecil jadi korban polemik ... semuanya samar/kabur, bro... Btw, thanks infonya, bwt pembelajaran... harap dicatat, mass media jga dipakai utk kpentingan org tertentu... shg kebenaran adalah sesuatu 'barang langka' ... uuupppsss, kepanjangan komen-nya... sukses az yaaa brow...

    BalasHapus