Minggu, 04 Juli 2010

Jangan Dustai Dirimu Sendiri

Tiga dari ciri-ciri orang munafik adalah bila berkata ia dusta, bila berjanji ia ingkar dan bila dipercaya ia khianat. Begitulah kira-kira tema yang aku dan salah satu temanku perbincangkan. Tentang khianat tidaknya seseorang dan tentang ingkar tidaknya seseorang dalam berjanji, orang lain bisa saja membuktikannya, namun tentang dusta tidaknya seseorang, hanya orang yang berdusta tersebutlah yang tahu sedangkan orang lain bisa ditipunya. Sebut saja temanku itu bernama alex, dia adalah salah satu karyawan di salah satu perusahaan swasta yang berada di kota atlas (Semarang), namun didalam menjalankan pekerjaannya tak jarang keluhan, penyesalan bahkan sumpah serapah dengan entengnya keluar dai mulut temanku tersebut, selidik punya selidik ternyata dia sedang menaruh perasaan jengkel yang terkadang menyulut api dendam namun tak dapat terkuak itu kepada salah satu atasannya yang sering mengkritik, memarahi, membentak bahkan memaki dan mencaci ketika dia melakukan kesalahan, kekhilafan dan tidak bisa memenuhi deadline. Dia sendiri mengaku bahwa sebenarnya sudah tidak kuat dan tidak betah lagi untuk bertahan di perusahaan tersebut, namun dikarenakan masalah kebutuhan ekonomi keluarga menjadi salah satu alasan berat untuk meninggalkan pekerjaannya tersebut maka dengan sangat terpaksa dia pun bertahan di perusahaan yang sering kali membuatnya kecewa dan sedih.
Dan dengan sangat terpaksa pula diapun bercerita kalau dia juga sering membuat senyum palsu, wajah riang dan ceria ataupun penataan kalimat yang baik kepada rekan-rekan kerjanya ataupun kepada atasannya ketika berada di perusahaan walaupun hatinya sering tercabik-cabik karena luapan emosi dari atasannya tersebut. Dari cerita temanku itu, aku dapat mengambil suatu konklusi bahwasanya dia tengah menjadi seseorang yang munafik, kenapa tidak, hal yang pasti bahwa dia telah menjadi orang munafik adalah dia telah melakukan penipuan atau berdusta terhadap dirinya sendiri, dia menolak untuk bekerja namun tetap melakukannya juga, hatinya sakit tetapi bibir terus menerus dipaksa untuk tersenyum, perasaannya sedih namun wajah dipaksakan untuk gembira dan bahagia. Bukankah manifestasi kehidupan tersebut menunjukkan ciri kemunafikan ???
Kemunafikkan menurutku juga memiliki definisi bahwa ketidak selarasan antara hati, lisan, pikiran dan perbuatan yang dapat menyebabkan penyakit fisik-biologis, mental-psikis dan penyakit spiritual. Rutinitas monoton tetap saja dilakukannya layaknya sebuah mesin atau robot walaupun hati ini acapkali mengingkarinya, 'robopaths' merupakan salah satu istilah yang cocok menurut Lewis Yablonsky, yang mengandung makna bahwa dengan sifat penipuan terhadap diri sendiri tersebut manusia dapat kehilangan spontanitas dan kreativitas.
Ada dua pilihan atas peristiwa yang menimpa temanku tersebut, tetap bertahan di perusahaan tersebut namun dengan resiko menambah beban pikiran, stres, tersiksa serta menambah penyakit lain walau dengan dalih kebutuhan ekonomi keluarga atau keluar dari pekerjaannya untuk memperoleh suatu pekerjaan yang lebih comfort, yang membuatnya bahagia dan damai, bukankah Allah SWT menciptakan bumi dan seisinya itu untuk manusia??? jadi mengapa takut untuk keluar dari pekerjaan yang membuatnya tersiksa ?? dan buat apa takut untuk mencari probability lain???? Satu hal lain yang perlu jadi attention agar tetap bahagia, "kerjakan saja apa yang kamu cintai atau berusahalah untuk mencintai pekerjaanmu yang telah membuatmu comfort".

3 komentar:

  1. salam,
    saya pasti pilihannya adalah keluar dari perusahaan tersebut. jika tidak, beban lain akan bertambah kerana kesan psikologi yang berat.

    'pastinya ada lebih dari satu jalan menuju syurga...

    BalasHapus
  2. alasan utama dari kemunafikan tersebut adalah kebutuhan ekonomi, sepertinya dia berpikiran sempit bahwa kalau keluar dari perusahaan tersebut kebutuhan ekonominya tidak terpenuhi ....

    BalasHapus
  3. This is my first time i visit here. I found so many entertaining stuff in your blog, especially its discussion. From the tons of comments on your articles, I guess I am not the only one having all the enjoyment here! Keep up the good work.

    BalasHapus