Senin, 13 Desember 2010

Akupun Ingin Ke Baitullah

Momentum senin dini hari telah memberiku greget lebih untuk memiliki suatu impian yang dimiliki hampir setiap muslim di belahan dunia manapun. Ya, senin dini hari kemarin aku dan beberapa saudaraku yang lain pergi ke Islamic Center menjemput salah satu saudaraku yang telah selesai pergi menjalankan ibadah suci di Baitullah. Aku lihat dan memperhatikan tak sedikit tangis kebahagiaan, kebanggaan, kemenangan dan tangisan suci mengiringi saat beberapa jamaah haji turun dari bus kemudian bertemu dengan saudara-saudara mereka. Sungguh nuansa haru penuh dengan kebahagiaan yang tak sering aku jumpai.

Sesampainya dirumah saudarakupun dengan semangatnya membicarakan tentang kenikmatan ibadah yang dijalankan di kota tandus yang banyak dikunjungi oleh jutaan umat muslim. Beliau mengatakan bahwa seolah tak ada jarak sedikitpun antara dia dan Sang Maha Agung dalam menjalankan ibadah. Dia terasa sangat dekat sekali hingga saudarakupun tak jarang menitikan air mata saat melakukan ibadah di tanah suci itu. Efek spiritualitas sungguh sangat dominan saat menjalankan ibadah di Baitullah, God Spot mudah terjangkau dan terasa ketika sang hamba menjalankan ibadah penuh keikhlasan di kota Makkah.

Mendengarkan beragam ceritanya yang mengetarkan jiwa dan hati, akupun dengan penuh keyakinan mengiginkan agar bisa pergi ibadah Haji ke tanah suci. Banyak sekali yang aku inginkan saat bisa pergi ke tanah suci kelak, disamping menjalankan rukun dan wajib haji, aku ingin sekali mencium harumnya hajar aswad, mandi dengan air suci yang tak habis diambil oleh milyaran umat muslim didunia, berkunjung ke gua Hiro tempat dimana Rasulullah menerima wahyu pertamanya dan menjalankan sunnah-sunnah lainnya.

Memang pada dasarnya ibadah haji diperuntukkan dan diwajibkan bagi mereka yang mampu, namun jika impian saja tidak punya bagaimana bisa pergi kesana??? Aku yakin jika ada niat dan usaha yang sungguh-sungguh, Dia pun akan berpihak kepada kita. Banyak sekali keajaiban yang terkadang sulit dinalar oleh akal pikiran kita, beragam cerita telah kita ketahui dari mulai tukang becak, tukang pijit, penjual bakso dan lain sebagainya yang bisa pergi ke tanah suci impian seeluruh muslim di seluruh dunia. Bahkan tak jauh dari rumahku, ada seorang nenek-nenek hanya dengan bermata pencaharian sebagai tukang penjual tape kelilingpun bisa menjalankan ibadah haji dari hasil penjualannya tersebut, Subhanallah... lalu bagaimana dengan kita???

Mabrur tidaknya haji memang didasarkan pada ukuran kualitas dan kuantitas ibadah serta kualitas personality seseorang pasca melakukan ibadah haji. Namun dengan telah melakukan ibadah haji setidaknya kita pun memiliki rem yang lebih pakem saat akan melakukan tindakan-tindakan yang kurang/tidak terpuji, kitapun jadi lebih hati-hati saat berkata dan berperilaku. Memang yang berhak mem-branding haji mabrur atau tidak hanyalah Allah semata, tinggal kita sebagai makhlukNya berusaha untuk tetap istiqomah agar menjadi insan yang lebih baik. Dan akhirnya akupun berkeyakinan dan akan selalu berusaha agar bisa menyempurnakan Rukun Islam yakni dengan menjalankan Rukun Islam yang kelima. Semoga, amiin.........

1 komentar:

  1. Assalamualaikum,

    Salam kenal saya Dewar dari tim syiar Baitullah Arminareka Perdana. Subhanallah, kami ingin menawarkan solusi supaya anda sekeluarga bisa ke Baitullah tanpa kendala biaya insyaallah bisa gratis.

    Armina telah 23 tahun memberikan pelayanan kepada jamaah untuk ibadah umroh dan Haji, insyaallah dengan solusinya bisa terus membantu umat yg mempunyai niat ke Baitullah.

    Untuk informasi hubungi saya di 0811 9910878.

    Tks

    BalasHapus