Senin, 01 Juni 2009

Bercermin pada Masyarakat Jepang

Jepang merupakan negara yang sekarang dijuluki sebagai macan Asia, selain Cina dan Korea Selatan. Setelah Hiroshima dan Nagasaki diluluh lantakkan akibat terkena bom atom oleh negeri Paman Sam itu, pelan tapi pasti Negeri Matahari itu berhasil bangkit dari keterpurukannya. Dengan Sumber Daya Alam yang terbatas serta struktur tanah yang tidak begitu baik akibat dari bom atom tersebut, Jepang bisa dikatakan berhasil dalam meniti, membangun dan mengembangkan berbagai lini kehidupan khususnya untuk masalah ekonomi. Jika ditilik dari kebudayaannya, masyarakat Jepang memiiki karakteristik yang sangat unik. Masyarakatnya memiliki tipikal sebagai berikut :
• Kerja Keras
Bukan sebuah rahasia bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras, rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2460 jam/tahun, ini merupakan peringkat tertinggi karena rata-rata jam kerja di Amerika adalah 1957 jam/tahun dan Inggris 1912 jam/tahun. Pulang kerja cepat boleh dikatakan sesuatu hal yang memalukan bagi masyarakat Jepang. Fenomena mati karena kerja keraspun hanya ada di Jepang yang disebut karoshi. Ada beberapa literatur yang menyebutkan bahwa dengan kerja keras kebangkitan dan kemakmuran Jepang bisa tercapai.
• Malu
Malu merupakan budaya leluhur dan turun menurun Bangsa Jepang. Bunuh diri atau Harakiri menjadi ritual sejak zaman Samurai, yaitu ketika mereka kalah dalam pertempuran. Fenomenapun berubah ketika memasuki dunia modern, misalnya mengundurkan diri bagi para pejabat yang terlibat dalam KKN atau merasa gagal dalam menjalankan amanah yang telah diembankan. Mereka (masyarakat umum) juga merasa malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar norma yang sudah disepakati bersama.
• Hidup Hemat
Masyarakat Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap antikonsumerisme yang berlebihan tampak dalam kehidupan masyarakat Jepang. Ini dibuktikan dari banyaknya para pengguna bus dan kereta. Para profesor Jepang juga terbiasa naik sepeda ke kampus.
• Inovatif
Jepang bukan merupakan bangsa penemu, melainkan orang Jepang mempunyai kelebihan dalam memodifikasi temuan orang dan kemudian memasarkannya dengan harga yang lebih terjangkau dan lebih diminati khalayak umum. Contoh yang gampang adalah temuan Cassete Tape yang sebenarnya adalah temuan dari perusahaan Philip Electronics. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa yang berhasil mengembangkan, mem bundling serta memiliki market yang bagus adalah Akio Morita, pendiri dan CEO Sony. Demikian pula dengan inovasinya dalam mengembangkan industri kendaraan roda empat yang sebenarnya ditemukan oleh Amerika.
• Pantang Menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang merupakan bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Kemiskinan SDA akibat rentetan bencana yang terjadi pada tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, kekalahan perang dan adanya gempa bumi besar di Tokyo ternyata tidak membuat Jepang terpuruk, tidak hanya itu Jepang yang tidak hanya menjadi pengimpor minyak, batu bara, biji besi dan kayu, tetapi bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia membuat Jepang terus berusaha untuk bisa berdiri dengan kokoh.
• Hobi Membaca
Mayarakat Jepang merupakan masyarakat yang dapat dikategorikan sangat tamak dengan buku, ini tampak dalam setiap boulevard dan setiap sudut kota di negara Matahari itu baik dalam keadaan duduk, berdiri ataupun jalan kaki rata-rata sedang melakukan aktivitas membaca buku.
• Mandiri
Konon setelah lulus dari SMA dan masuk ke bangku kuliah, hampir sebagian masyarakat Jepang sudah tidak meminta biaya kepada orang tua. Mereka lebih memilih untuk bekerja part time untuk dapat membiayai hidupnya dan membiayai kuliahnya sendiri.
• Menjaga Tradisi
Walaupun perkembangan teknologi dan ekonomi di Jepang begitu pesat, ini tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Sikap sopan, suka meminta maaf dan relatif menghindari kata ‘tidak’ ketika mendapat tawaran dari orang lain masih dipegang keras oleh bangsa Jepang.
Begitulah kira-kira beberapa karakteristik mayarakat Jepang yang sepatutnya kita tiru, Indonesia yang merupakan negara agraris dengan SDA yang melimpah ruah serta terdiri lebih dari 17.000 pulau ini sebenarnya bisa mengungguli masyarakat Jepang dengan berbagai keterbatasannya. Konon cerita dahulu Pemerintahan Jepang pernah menawarkan ke Pemerintahan Indonesia untuk bertukar tempat/wilayah antara negara Jepang dengan pulau Kalimantan, bahkan Pemerintahan Jepang juga mengatakan kalau seandainya disetujui oleh pemerintahan Indonesia, maka masyarakat Jepang rela untuk meninggalkan semua harta kekayaannya tetapi tidak masalah jika tidak berlaku untuk masyarakat Kalimantan. Namun pemerintahan RI jelas menolak tawaran tersebut, terang ini membuktikan bahwa NKRI itu sebenarnya sangatlah kaya. Oleh karena itu benar apa yang dikatakan para pepatah “ jika engkau menginginkan adanya perubahan, ubahah dirimu dulu ”.

1 komentar:

  1. Nambahin juga di jepang tidak ada istilah traktir makan ma pacar, selama itu belum jadi pasangan hidup kita tetep makan bayar sendiri2 dan disana juga tidak mengenal tidur siang gak kaya di negeri kita aj..h3... makanya rumah jepang jaman dulu kalo siang jadi ruang tamu kalo malam jadi kamar tidur... so gak bisa bobok siang deh.

    BalasHapus