Kamis, 28 Januari 2010

Kritikan Hendaknya Untuk Instropeksi

Siang tadi tepatnya 100 hari pemerintahan SBY-Boediono terjadi demo besar-besaran hampir di seluruh kota di Indonesia. Namun Alhamdulillah rasa yang telah saya khawatirkan ini tidak terulang kembali yaitu demo akbar yang ricuh saat reformasi untuk menurunkan bapak pembangunan kita yaitu Alm. presiden Soeharto. Dari sini dapat di ambil suatu konklusi bahwasanya SDM para pendemo semakin meningkat, sikap untuk berlaku anarkis juga dapat terkikis perlahan-lahan, pendemo juga lebih mature dalam menyikapi suatu masalah (ini merupakan poin plus buat para pendemo khususnya kalangan mahasiswa, karena demo didominasi oleh kaum akademis tersebut).
Demo agung tersebut terang saja dilakukan demi menunjukan rasa respect-nya terhadap masyarakat kalangan menengah kebawah dan masyarakat yang merasa terdzolimi serta untuk mengkritisi program kerja dari pemerintah selama 100 hari yang dinilai gagal oleh sebagian masyarakat Indonesia. Sebagai seseorang yang menduduki kursi pemerintahan terang saja hal tersebut menjadi kritikan pedas yang wajib hukumnya untuk diperhatikan.
Berdasarkan pengamatan bodoh saya, masyarakat hanya menginginkan agar janji-janji yang telah disampaikan terdahulu agar dapat terealisasi dengan sesungguhnya, mulai dari pengentasan kemiskinan dan pengangguran, pendidikan dan pengobatan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu serta harga sembako yang lebih terjangkau bagi masyarakat menengah kebawah supaya dapat tersebar dengan merata. Inilah yang seharusnya lebih diprioritaskan bagi pemerintah.
Begitu juga dengan iklim politik yang memanas akhir-akhir ini, saya menilai kesungguhan pemerintah dalam menuntaskan masalah politik yang terjadi di nusantara ini hanya berjalan setengah-setengah (tidak ada totalitas dalam menangani hal tersebut). Kesemuanya itu tentu dapat diterawang, dari mulai masalah KPK, kriminalisasi/mafia hukum, pemberantasan korupsi yang tebang pilih, supremasi hukum yang sangat rapuh serta penggelapan uang Bank Century yang entah raib dimakan oleh raksasa jahat mana (kredibilitas tim 8 yang telah dibentuk oleh pak SBY teruji disini, hanya publik yang dapat menilainya).
Dari beberapa kasus tersebut dan akbarnya demo yang terjadi, hendaknya pemerintah lebih banyak mawas diri dan memperbanyak introspeksi diri guna membangun pemerintahan yang lebih baik (laiknya mazhab blog saya :"Menjadi Lebih Baik", he he he.....), dibutuhkan juga kerja keras dan totalitas dalam menangani semua problematika yang terjadi di tanah ibu pertiwi ini, bukan malah ber-su'udzon macam-macam dengan kalangan tertentu atau musuh politiknya terdahulu, sampai-sampai terlontar kata " Pemakzulan " segala. Kalau lebih jauh saya hendak mengatakan akan lebih baik jika pemerintah untuk membeli cermin yang besar dan digunakan sebagai mana mestinya, karena tidak ada asap kalau tidak ada api.
Sebagai warga negara yang menghuni tanah ibu pertiwi ini saya akan terus men-support pemerintah guna me-recovery strukturisasi serta iklim politik yang tengah memanas ini, karena tidak ada kata terlambat untuk selalu be better. Dan sebagai seorang akademisi saya juga akan mendukung mahasiswa serta masyarakat umum guna selalu mengontrol serta mangawasi jalannya pemerintahan demi tercapainya pemerintahan yang lebih solid.
Saya percaya kalian maka dari itu jangan sampai kalian mengecewakan apalagi mengkhianati kami, yang hak katakan hak dan yang bathil katakan juga bathil, tunjukkan pada dunia bahwa sebenarnya kita mampu, gitu aja kok repot...????

2 komentar:

  1. se7 bgt, kritik; bahkan kgagalan bukan untuk diratapi dan mnjadi cengeng sebalikny malah bisa mnjadi cambuk semangat untuk menjadi lebih baik.. ^_^

    BalasHapus
  2. kl gw gak terima kritikan sam...kl ada yg ngritik langsung gw bunuh....wkwkkwkwkwk...becanda...emang gw orba...

    BalasHapus