Kamis, 08 April 2010

Tercapainya Obsesi Yang Membuat Orang Menyejarah

Rabu siang kemarin saat aku tengah serius merevisi proposal tesisku pasca seminar, tiba-tiba suara bel dari depan pintu kamar kosku berbunyi, namun karena memang aku tengah serius dan asyik dengan pekerjaanku akhirnya suara bel itupun tidak aku indahkan. Suara belpun berbunyi terus menerus hingga tiga kali diiringi dengan rasa cuek ku yang mungkin terlalu berlebihan (karena aku pikir ada penghuni kos lain yang tengah menikmati acara televisi), akhirnya konsentrasikupun mulai membuyar dikarenakan suara bel yang berbunyi berulang-ulang hingga beberapa kali. Dengan perasaan sedikit emosi akupun beranjak dari depan notebookku untuk membuka pintu depan yang entah siapa orangnya hingga membuatku sedikit naik darah.
Saat aku membuka pintu depan, disana terdapat sesosok orang dengan membawa surat khusus yang menanyakan nama Ginanjar Wiro Sasmito yang ternyata aku sendiri, ternyata sesosok orang tersebut adalah tukang pos yang mengirimkan sejenis paket khusus untukku. Sesaat setelah aku menandatangani surat terima dari tukang pos tersebut, akupun bergegas untuk masuk kamar dan membuka paket khusus tersebut yang ternyata berisi sebuah buku dan secarik kertas berisikan semacam surat.
Emosikupun langsung meredam dan rasa syukur dengan berucap Hamdalah reflek keluar dari mulutku, kenapa tidak, ternyata buku yang terselip dalam amplop besar tersebut adalah buku baru karangan salah seorang sepupuku yang memang sangat terobsesi untuk menjadi penulis buku. Akupun menyadari untuk bisa menjadi penulis buku seperti sepupuku tersebut bukanlah perkara gampang, butuh proses yang panjang dan keuletan yang konsisten. Berawal dari hobi membaca dan akhirnya menjadi seorang kutu buku, diapun kerap mengisi artikel diberbagai media cetak yang akhirnya berkat keuletannya diapun berhasil berkarya lewat sebuah buku.Buku dengan judul "17+ seks menyimpang" tersebut kini telah beredar dipasaran, buku yang berisikan tentang perilaku seks menyimpang yang ditinjau dan berisikan solusi berdasarkan Al-qur'an dan Psikologi merupakan buku pertama yang terbit yang ditulis oleh sepupuku itu. Senang rasanya bisa menikmati karya milik saudaraku itu. Namun disamping rasa bangga yang terselip di dadaku itu juga terdapat setitik rasa iri yang mendalam atas kesuksesan sepupuku tersebut hingga membuahkan sebuah karya tulis berupa buku.
Rasa iri tersebutpun muncul dengan sendirinya dikarenakan salah satu obsesi kita memang sama, yakni menjadi penulis buku. Namun hingga kinipun aku sama sekali belum melangkah untuk mencapai obsesi yang selama ini terpendam. Padahal hanya dengan menulislah kita bisa tetap mengabadi dan menyejarah. Semoga buku pertama karya sepupuku tersebut dapat menyulut api semangat yang memang kini masih terpendam di dadaku untuk sesegera mungkin membulatkan tekad dengan perlahan melangkah guna menggapai obsesi yang masih terpendam.
Di akhir tulisan surat yang ditulis oleh sepupuku itu, diapun berpesan agar tetap konsekuen dalam membuat tulisan, minimal di sebuah diary online, karena " Scripta manent verba volant" (Tulisan akan abadi, ucapan akan hilang).
Sukses selalu untuk saudaraku dan teruslah berkarya.........

2 komentar:

  1. Thanks Njar...semoga rasa irinya berbuah karya yang mengabadi...sukses selalu bro!

    BalasHapus