Rabu, 11 Februari 2009

Menyikapi Perayaan Hari Ulang Tahun dan Valentine Yang Sebentar Lagi Tiba

Tidak terasa sebentar lagi umur saya bertambah menjadi 23 tahun pada tanggal 13 Februari, dengan bertambahnya umur sebenarnya semakin berkurangnya jatah hidup untuk menikmati , mengeksplorasi dan memanfaatkan segala sesuatu serta makin dekat pula untuk dimintai pertanggungjawaban atas segala yang telah dilakukan semasa hidup didunia oleh sang Khalik. Satu hari setelah ulang tahun saya terdapat tradisi yang acap kali anak-anak muda kita sering menirunya yaitu hari Valentine ( Hari Kasih Sayang ), yang identik dengan pesta-pesta dan maksiat.
Merayakan Ulang Tahun
Memang pada dasarnya tidak ada dalil-dalil, hadist atau ayat Alqur'an yang membahas tentang hukum dalam merayakan ulang tahun. Sehingga biasanya masalah ini merupakan hasil ijtihad yang erat kaitannya dengan suatu kondisi, tempat dan waktu tertentu. Artinya dalam suatu tempat mereka berpendapat bahwa pesta ulang tahun lebih banyak mengandung mudharatnya dari pada manfaatnya, pun demikian sebaliknya.
Pendapat Yang Mengharamkan
Mereka yang mengharamkan mempunyai dasar hukum yang bersifat umum, yaitu dari hadist Rasulullah SAW, 'Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka termasuk mereka', kiranya mereka yang mengharamkan berpendapat bahwa pesta ulang tahun identik dengan orang-orang kafir. Selain itu, seringkali acara ulang tahun itu disertai dengan banyak kemaksiatan, minum-minuman, pesta musik, dansa, campur baur antara lelaki dan perempuan, acara tersebut juga dapat melalaikan seseorang untuk menunaikan sholat dan dapat menimbulkan sifat riya.
Pendapat Yang Membolehkan
Mereka yang membolehkan juga berpendapat bahwa merayakan ulang tahun itu bukanlah suatu bentuk ibadah ritual. Sehingga selama tidak ada nash dalam Alqur'an dan Alhadist hukumnya adalah boleh. Mereka juga berpendapat bahwa semua yang dilakukan oleh orang kafir belum tentu semuanya haram dikerjakan. Hanya yang terkait dengan peribadatan saja yang haram dikerjakan, tetapi yang bersifat muamalat selama tidak ada nash yang langsung melarangnya maka hukumnya adalah boleh (mubah) bila terjadi kesamaan.

Misalnya, kebiasaan pesta pasca panen di suatu negeri yang masih kafir. Apakah bila ada kebiasaan yang sama di suatu negeri muslim, dianggap sebagai bentuk peniruan? Tentu tidak, sebab hal itu dipandang sebagai ‘urf yang lazim, tidak ada kaitannya dengan wilayah kekufuran atau kebatilan.

Mereka dari kelompok ini cenderung menetapkan ‘illat haramnya peniruan pada orang kafir berdasarkan titik keharamannya. Bukan semata-mata dilakukan oleh mereka. Misalnya, kebiasaan orang kafir memberikan sesaji kepada gunung yang mau meletus, maka hukumnya haram bagi muslimin untuk melakukannya.

Adapun bila ada nash secara langsung dari Rasulullah SAW untuk tidak meniru suatu perbuatan tertentu, maka wajib bagi tiap muslim untuk mengikuti perintah beliau.

Apabila dikaji lebih mendalam tentang hukum merayakan ulang tahun ini, tentunya kita harus membahas dari segi manfaat dan tujuan yang akan didapat, adakah dalam acara tersebut dapat menimbulkan maksiat, adakah acara tersebut dapat menimbulkan salah paham untuk generasi selanjutnya sehingga acara tersebut seolah-olah wajib untuk dilaksanakan.

Jadi disini penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa selama dalam perayaan ulang tahun itu tidak mengandung unsur-unsur riya, maksiat bahkan dapat membangun ukhuwah islamiyah, seperti merayakan ulang tahun dengan cara makan bersama di panti asuhan, bershodaqoh atau berinfaq, berhibah kepada teman/saudara dengan makan-makan secara sederhana untuk menyenangkan/menghiburnya, sah-sah saja untuk dilakukan dan Allah akan senantiasa mengasihi seoarang muslim yang mau peduli dengan muslim yang lain.

Adapun merayakan hari lahirnya Rosulullah SAW adalah sebagai bentuk rasa respect, cinta dan kesetiaan kita kepadanya, serta untuk mengenang segala perjuangan Beliau yang Uswatun Khasanah dalam memperjuangkan islam.

Merayakan Hari Valentine

Dari namanya saja, Hari Kasih Sayang ini serasa memiliki perpaduan sebuah tradisi yang bernuansa Kristiani dan Romawi Kuno. Ada beberapa versi mengenai legenda dari sosok Valentine ini. Dahulu seorang pemimpin agama katolik bernama Valentine bersama rekannya Santo Marius secara diam-diam menentang pemerintahan Cladius II kala itu, pasalnya seorang Kaisar tersebut menganggap seorang pemuda yang belum bekeluarga akan lebih baik performanya ketika berperang, Ia melarang pemuda untuk menikah demi menciptakan prajurit perang yang potensial. Valentine dalam hal ini tidak setuju dengan peraturan tersebut, dan secara diam-diam dia menikahkan sepasang pemuda dan pemudi yang memiliki keinginan untuk mengikat janji dalam sebuah perkawinan. Tetapi lambat laun aksi dari Valentine ini tercium oleh Claudius II dan akhirnya ia dijebloskan kedalam penjara untuk dselanjutnya dihukum mati, dalam legendanya didalam penjara Valentine didapati jatuh hati pada anak gadis seorang sipir. Gadis tersebut senantiasa menjenguk Valentine ketika dipenjara kala itu, Tragisnya sebelum ajal Valentine tiba, ia meninggalkan sebuah pesan dalam sebuah surat untuknya, ada tiga buah kata sebagai tanda tangannya diakhir surat dan menjadi pouler sampai saat ini, "From Your Valentine", Ekspresi dari perwujudan cinta Valentine terhadap gadis yang dicintainya dan masih terus digunakan oleh orang-orang masa kini. Akhirnya sekitar 200 tahun sesudah itu Paus Gelasius meresmikan pada tanggal 14 Februari tahun 496 setelah masehi sebagai hari untuk memperingati Valentine.

Versi lain tentang Valentine dimulai pada zaman Romawi kuno tanggal 14 Februari, ini merupakan hari raya untuk memperingati Dewi Juno. Ia merupakan ratu dari segala dewa dan dewi kepercayaan bangsa roma. Orang Romawipun meyakini kalau Dewi Juno itu merupakan Dewi bagi kaum perempuan dan perkawinan. Dan sehari sehari setelahnya yaitu tanggal 15 Februari merupakan perayaan Lupercalia. Kala itu anak lelaki dan perempuan harus dipisahkan satu sama lain , namun pada malam sebelum Lupercalia, nama-nama anak perempuan yang sudah ditulis namanya pada kertas lalu dimasukkan didalam botol, lalu setiap anak laki-laki akan menarik sebuah kertas, dan nama yang ditariknya itulah yang akan menjadi pasangannya selama festival Lupercalia keesokan harinya. Kadang-kadang kebersamaan tersebut bertahan lama dan sampai kejenjang pernikahan.

Memang dari cerita legenda diatas merupakan momentum yang mungkin tepat untuk merayakan hari kasih sayang, apalagi sesaat sebelum Valentine meninggal, konon ia juga mengatakan "cinta tak bisa dimatikan". Bisa dipahami jika peringatan kematian Valentine semula lebih merupakan ritual keagamaan, tetapi sejak abad ke 16 aspek religiusnya mulai memudar, karena hari Valentine acap kali dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno (Lupercalia) yang jatuh pada tanggal 15 Februari.

Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa di Indonesia perayaan tersebut sering kali mengundang banyak kontroversi, satu sisi mengatakan Valentine bagus dirayakan dengan pemaknaan hari kasih sayang, tetapi disisi lain mengatakan Valentine sebagai bagian dari kebudayaan barat, yang jauh dari budaya ketimuran.

Walau demikian banyak orang terutama kaum kristiani yang sepakat dengan perayaan Valentine day tersebut, dengan alasan perayaan tersebut asalah bukan ritus keagamaan, tetapi aktivitas tradisi yang lebih merujuk penyembahan berhala sebelum zaman kristen, yang menjadi rujukan mereka yaitu tradisi Pra-Kristen di Romawi yang memuja dua berhala : Nimrod dan Lupercalia.

Namun sebagai umat muslim, jika kita tilik dari aspek religi , Valentine tidak patut untuk dirayakan karena latar belakang historisnya yang lebih dekat ke kebudayaan Kristiani, merayakan Valentine merupakan bid'ah sebab tidak ada dasar hukumnya dalam syariat islam.

Menurut penulis, ada baiknya jika kita (orang islam) akan merayakan valentine maka harus lebih memperhatikan :

Prinsip Dasar

Valentine day adalah suatu perayaan yang didasarkan atas pesta perjamuan bangsa Romawi kuno dimana setelah mereka masuk nasrani maka berubah menjadi acara religius yang kemudian dikaitkan dengan kematian St.Valentine, meskipun di abad ke-16 aspek religinya mulai memudar.

Sumber Azasi

Valentine jelas-jelas sumbernya bukan dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran orang belaka yang diteruskan oleh gereja, dalam Firman-Nya QS Al-baqoroh ayat 120 : " Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah " Sesungguhnya Petunjuk Allah lah petunjuk yang sebenarnya". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu."

Tujuan

Tujuan menciptakan dan mengungkapkan rasa kasih sayang di hamparan bumi ini adalah baik, tetapi bukan semenit untuk sehari atau sehari untuk setahun. Dan bukan pula berarti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah meninggikan ajaran lain diatas islam.

Islam memerintahkan kepada umatnya agar untuk menjalin persaudaraan dan berkasih sayang yang abadi dibawah naungan Allah SWT. Bahkan sabda Rasulullah SAW " Tidak beriman salah seorang diantaramu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti ia cinta kepada dirinya sendiri".

Operasional

Pada umumnya acara Valentine day diadakan dalam bentuk pesta pora dan hura-hura serta lebih identik dengan ajang kemaksiatan yang jelas-jelas tidak diperbolehkan dalam ajaran agama kita.

Jelas kiranya apapun alasannya kita tidak dapat menerima kebudayaan import yang nyata-nyata bertentangan dengan aqidah kita. Lantas jangan hanya dengan dalih toleransi dan setia kawan kita mengotori aqidah kita, karena sesunggunya islamlah agama yang rahmatan lil alamin dan agama paling toleransi di dunia ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar